Tersenyum (smiles) lebih
dari sekedar ungkapan rasa senang dan bahagia. Setiap orang pasti pernah
tersenyum, ketika sendiri maupun berada dalam lingkungan sosial, namun bukan
hanya memberi sinyal bahwa mereka bahagia, jauh dari itu. Kita tersenyum untuk
tujuan sosial tertentu, karena dapat mengirimkan segala macam ‘sinyal’ yang
dapat berguna untuk orang lain.
Berikut ini
adalah 9 manfaat sebuah senyuman yang dapat kita gunakan untuk mengirimkan
pesan tentang kepercayaan (trustworthiness),
keramahan (attractivity) dan
banyak lagi. Mari kita simak ;
1. Membuat orang lain untuk mempercayai Anda
1. Membuat orang lain untuk mempercayai Anda
Dalam
sebuah lingkungan, di mana semua orang mudah berbohong, siapa yang harus kita
percaya? Salah satu ‘sinyal’ yang menunjukkan kita dapat dipercaya orang lain
adalah tersenyum. Senyum yang tulus dapat mengirim pesan bahwa orang lain bisa
percaya dan bekerja sama dengan kita. Orang yang tersenyum dinilai lebih tinggi
kemurahan hatinya, dan ketika orang berbagi satu sama lain mereka cenderung
menampilkan senyum yang tulus (Mehu et al., 2007).
Para ekonom
bahkan menganggap bahwa senyum memiliki nilai. Dalam satu studi oleh
Scharlemann dkk (2001), subjek penelitian cenderung mempercayai orang lain jika
mereka tersenyum. Studi ini menemukan bahwa tersenyum berpengaruh pada tingkat
kepercayaan kepada orang lain sekitar 10%.
2. Senyum meringankan ‘hukuman’
Ketika
orang melakukan hal-hal buruk mereka sering tersenyum. Ketika anda ditilang pak
polisi di jalan bagaimana ekspresi anda? Kemungkinannya ada dua, tersenyum dan
ketakutan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh LaFrance dan Hecht (1995),
menunjukkan bahwa orang-orang yang melanggar aturan, mereka tersenyum setelah
tertangkap basah. Tidak peduli apakah itu senyum palsu, senyum sedih atau
senyuman tulus. senyuman ini cukup berguna karena kita lebih dapat dipercaya
daripada mereka yang tidak tersenyum. Alhasil, orang yang mendapati kesalahan
anda, akan lebih mudah memaafkan jika anda tersenyum.
3. Pembelaan diri dari sosial slip-up
Pembelaan
diri dari sosial slip-up, istilah kerennya “Ngeles” karena malu.
Ya, senyuman dapat berguna ketika anda sedang ngeles dan malu. Coba ingat-ingat
ketika kamu lupa janji dengan pacar kamu? Apa yang anda lakukan ketika secara
tidak sengaja menendang seorang anak kecil? Atau ketika anda telah tersandung
kulit pisang didepan banyak orang? pasti tersenyum bukan?
Rasa malu
dan senyuman berfungi untuk keluar dari sebuah lingkungan sosial yang menekan
(Keltner & Buswell, 1997). Senyum karena malu yang kadang disertai tawa
kecil bermanfaat menyadarkan diri kita untuk melihat sebuah kesalahan. Tidak
hanya itu, senyuman juga bermanfaat agar dimaafkan kesalahan yang kita lakukan
tersebut.
4. Tersenyum karena takut
merasa buruk
Kadang-kadang
kita tersenyum karena itu dianggap sebagai kesopanan, sehingga kita dapat
menghindari perasaan buruk orang lain terhadap kita. Dalam sebuah studi (LaFrance,
1997), orang diminta untuk tetap diam membatu ketika mendengar orang lain
mendapatkan kabar baik, mereka merasa tidak enak kalau tidak tersenyum dan
merasa orang lain akan berpikir buruk tentang dirinya jika tidak tersenyum.
Jadi, tersenyum untuk kebaikan orang lain tidak ada salahnya bukan!? Karena
jika anda tidak tersenyum maka anda akan dianggap tidak berperasaan, hehe..
5. Tersenyum saat menderita
Tersenyum
adalah salah satu cara untuk mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh
situasi yang menjengkelkan. Psikolog menyebutnya facial feedback hypothesis. Memaksa tersenyum ketika
kita merasa tertekan sudah cukup untuk mengangkat suasana hati kita, meskipun
sedikit.
Tapi harus
diingat, tersenyum terhadap situasi mengecewakan mungkin berguna bagi kondisi
internal anda, tetapi hal ini tidak terlihat oleh orang lain. Penelitian
Ansfield (2007) menunjukkan subjek penelitian yang melihat video menyedihkan,
merasa lebih baik ketika mereka tersenyum daripada mereka yang tidak. Tetapi,
orang-orang yang tersenyum melihat gambar yang menyedihkan dinilai kurang baik
oleh orang lain.
6. Tersenyum untuk pesona
seksual
Senyum
perempuan memiliki efek magis pada pria, lebih dari sekedar kontak mata. Sebuah
studi menunjukkan bagaimana pria mendekati perempuan di sebuah bar (Walsh &
Hewitt, 1985). Ketika seorang wanita hanya menjalin kontak mata dengan seorang
pria, keberhasilan dia didekati hanya 20% dari waktu yang dibutuhkan. Namun,
ketika wanita yang sama menambahkan sebuah senyuman, pria mendekati lebih cepat
60% dari waktu tersebut.
Tersenyum
meningkatkan daya tarik perempuan terhadap pria, namun tidak sebaliknya. Ketika
laki-laki tersenyum pada wanita, efeknya kurang magis. Karena ada beberapa pria
terlihat lebih keren bagi wanita saat diam atau bahkan malu, daripada ketika
mereka terlihat senyum dan senang (Tracy & Beall, 2011). Mengurangi
senyuman membuat seorang pria terlihat lebih maskulin.
7. Menyembunyikan sesuatu yang
anda pikirkan
Senyum yang
tulus tidak pernah berbohong. Sedangkan senyum palsu melibatkan mulut,
sedangkan senyum yang tulus ‘menyebar’ hingga mata. Meskipun begitu, senyuman
dapat digunakan untuk menyembunyikan apa yang kita pikirkan, tapi tidak mudah
melakukan senyum palsu. Agar senyuman anda dapat dipercaya usahakan senyuman
tersebut menyebar di seluruh wajah dan buat mata anda sedikit berbinar. Sulit?
untuk yang satu ini anda perlu berlatih.
8. Senyum untuk menghasilkan
uang
Kita sudah
melihat bahwa ekonom telah menghitung nilai sebuah senyuman, tapi apakah
tersenyum membuat kita mendapatkan uang? Tidd dan Lockard (1978) menemukan
pelayan (pramusaji) yang tersenyum diberikan tip lebih banyak daripada yang
tidak. Secara umum, dalam industri jasa, seperti pramugari atau pekerja hiburan
dan perhotelan secara nyata dibayar karena tersenyum kepada pelanggan. Tapi,
hati-hati, Psikolog menyebutkan ketidaksesuaian antara senyum tulus dan tidak,
dapat menyebabkan fisik kelelahan saat bekerja. Jadi, senyum memang bisa
menghasilkan uang, tetapi juga dapat menimbulkan “sengsara”.
9. Tersenyum dan (setengah)
dunia tersenyum dengan Anda
Salah satu
kebahagiaan dalam kehidupan sosial adalah ketika anda tersenyum pada seseorang
dan mereka tersenyum kembali. Meskipun, tidak semua orang tersenyum kembali.
Penelitian Hinsz dan Tomhave (1991) melihat berapa proporsi orang akan
menanggapi sebuah senyuman. Hasilnya menunjukkan sekitar 50% orang membalas.
Sebagai perbandingan, hampir tidak ada yang orang menanggapi sebuah senyuman
dengan kerutan dahi.
Sekarang
ada mengerti alasan untuk tersenyum. Jadi tersenyumlah sebelum senyum itu dilarang!!
sumber : duniapsikologi
0 komentar:
Posting Komentar