Depresi adalah
gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita
kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi
membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological
depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan
lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang
depresi. Sekarang saatnya kita mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan
memudahkahkan seseorang atau diri anda ketika mengalami depresi.
Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli,
mari kita simak :
Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan
muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan
yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah
lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas.
Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati
(kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya
timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan
trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah
lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003)
Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor
biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut
juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
- Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan
klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh
ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
- Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian
atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi.
Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun
tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai
risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
- Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan
suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa
kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena
mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi
merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang.
depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang
diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak
hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus
asa.
- Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana
binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak
dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama
sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak
berdaya.
- Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif
pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola
kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a)
Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri
sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga,
c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi
adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan
faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan
gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang
memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi
rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke
waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
-Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang
kosong
-Perasaan putus asa dan pesimis.
-Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
-Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan
yang pernah dinikmati.
-Penurunan energi dan mudah kelelahan.
-Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
-Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
-Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan
berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
-Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh
diri
-Gelisah dan mudah tersinggung
-Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon
terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit
kronis
Pada umumnya gejala depresi antara lain
murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.
Rujukan :
Rice P.L. (1999) Stress and Health, 3rd Edition,
Brookes/Cole.
Kusumanto, R., Iskandar, Y., 1981. Depresi, Suatu problema
Diagnosa dan Terapi pada praktek umum. Jakarta: Yayasan Dharma Graha
Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3, Gangguan-gangguan
Kejiwaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien
Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik. Diakses dalam http://www.usu.go.id.
0 komentar:
Posting Komentar