Pengenalan
jiwa orang lain (empathy)
Empati adalah suatu proses yang
berlanjut dan dengan segera (sepontan). Penasihat membuat suatu usaha maksimum
untuk meyakinkan hati klien, untuk mengetahui klien dengan sepenuhnya dari
dalam sikap lain yang dimilikinya. Seperti ini pemahaman harus diperoleh
melalui pedekatan berlanjut. dan perhatian aktip tentang segala lain jenis
perhatian ( Rogers, 1951).
Empati dapat menciptakan suatu proses di mana konselor semakin dekat dan semakin dekat kepada perasaan yang sedang dirasakan klien, mengembangkan suatu hubungan berdasar pada rasa hormat untuk dapat memahami orang lain.
Empati dapat menciptakan suatu proses di mana konselor semakin dekat dan semakin dekat kepada perasaan yang sedang dirasakan klien, mengembangkan suatu hubungan berdasar pada rasa hormat untuk dapat memahami orang lain.
Rogers mengatakan dalam hal ini yang terutama
melakukan sikap penuh kasih dalam pengenalan jiwa orang lain, tidak sedang
memberikan contoh oleh teknik seperti " cerminan/pemantulan
merasakan", hal itu hanyalah suatu cara untuk mengetahui pengalaman klien.
Hal
positif Tanpa syarat (acceptence)
(Rogers, 1986, p.198) Pakar dari therapist,
ini menawarkan kondisi sangat imbedded sejarah dari pendekatan ini, sebagai evidenced
oleh pemeran hubungan ini. setengah abad yang lalu
pembimbing tidak membuat apapun usaha untuk memaksa kesimpulan atau tindakan ketika klien berkomunikasi, tetapi lebih memberi dia kesempatan yang paling penuh untuk menyatakan perasaan yang pada umumnya menghalangi, untuk melihat dan menerima dirinya dengan semua pembatasannya. Ke luar dari hubungan seperti itu individu memperoleh lebih, dan perwujudan dari apa yang dia sendiri bisa lakukan atas permasalahanny, di mana ia dapat mengasumsikan responsibillas. Itu ada di hubungan ini dengan suatu bukan kritis, menerima pekerja bahwa klien mencapai suatu pertumbuhan emosional yang belum mungkin untuk dia untuk mempertahankan sendiri di lain situasi. (Rogers, 1937, p. 240)
Sama dan sebangun (genuin)
pembimbing tidak membuat apapun usaha untuk memaksa kesimpulan atau tindakan ketika klien berkomunikasi, tetapi lebih memberi dia kesempatan yang paling penuh untuk menyatakan perasaan yang pada umumnya menghalangi, untuk melihat dan menerima dirinya dengan semua pembatasannya. Ke luar dari hubungan seperti itu individu memperoleh lebih, dan perwujudan dari apa yang dia sendiri bisa lakukan atas permasalahanny, di mana ia dapat mengasumsikan responsibillas. Itu ada di hubungan ini dengan suatu bukan kritis, menerima pekerja bahwa klien mencapai suatu pertumbuhan emosional yang belum mungkin untuk dia untuk mempertahankan sendiri di lain situasi. (Rogers, 1937, p. 240)
Sama dan sebangun (genuin)
Rogers, Sama dan sebagun sebagai hal yang paling mendasar dalam kondisi-kondisi
yang membantu perkembangan pertumbuhan, itu tidak berarti bahwa therapist
membebankan klien dengan semua permasalahannya, tidak berarti bahwa therapist
bicara tanpa pikir sesuai dorongan hati manapun sikap yang datang untuk
mengurus. Bagaimanapun bahwa therapi tidak menyangkal pada perasaan
berpengalaman dan bahwa therapi akan menjadi membuka sekitar manapun perasaan
gigih yang ada hubungan itu. Ini berarti
menghindarkan godaan untuk menyembunyikan di belakang suatu topeng
profesionalisme.
(Rogers & Sanford, 1985,
p.1379).
Dengan selalu berhubungan, suatu
cara efektif untuk berhadapan dengan cara therapist. Kelelahan yang umum adalah
untuk menyatakan itu. Ini memperkuat hubungan tersebut, sebab therapi tidaklah
berusaha untuk menutupi semua perasaan riil. Mungkin juga mengurangi atau
menghapuskan kelelahan dan memugar kembali therapist itu bagi suatu secara
penuh menghadiri dari status empathic.
Ada tiga kondisi-kondisi pengenalan jiwa orang lain,
1. Klien Dan konselor harus di dalam kontak psikologis.
2. Klien harus mengalami/mencoba ketertarikan beberapa, sifat mudah kena luka, atau incongruence.
3. Klien harus menerima atau mengalami kondisi-kondisi itu afferes oleh therapist.
Ada tiga kondisi-kondisi pengenalan jiwa orang lain,
1. Klien Dan konselor harus di dalam kontak psikologis.
2. Klien harus mengalami/mencoba ketertarikan beberapa, sifat mudah kena luka, atau incongruence.
3. Klien harus menerima atau mengalami kondisi-kondisi itu afferes oleh therapist.
0 komentar:
Posting Komentar