BAB I
PANDUAN WAWANCARA
I.
Identitas Subjek
Subjek Sasaran : Siswa TK Pertiwi
Usia :
4 – 6 Tahun
Jumlah siswa : 73 siswa
Alamat sekolah : Yogyakarta
II.
Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui perkembangan anak usia
dini TK Pertiwi periode 2012 – 2013.
III.
Pedoman Wawancara
a) Dasar
Teori
Definisi
Konseptual :
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan"
adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang, menjadi
besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata
"berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti
pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Selain
itu, perkembangan ialah proses perubahan
kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan
organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti
perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang
oleh organ-organ fisik.
Ditinjau dari segi
usia, anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun
(Morrison, 1988). Standar usia ini adalah acuan yang digunakan oleh NAEYC
(National Assosiation Education for Young Child). Menurut definisi ini
anak usia dini merupakan kelompok yang sedang berada dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah individu
unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.Anak usia dini
terbagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu masa bayi dari usia lahir sampai 12
(dua belas) bulan, masa kanak-kanak/batita dari usia 1 sampai 3 tahun, masa
prasekolah dari usia 3 sampai 5 tahun dan masa sekolah dasar dari usia 6 sampai
8 tahun. Setiap tahapan usia yang dilalui anak akan menunjukkan karakteristik
yang berbeda.
Menurut
UUSPN No. 20/2003, perkembangan anak usia dini merupakan sekelompok manusia
yang sedang dalam masa pertumbuhan, ini berarti anak usia dini bersifat unik,
karena di setiap pertumbuhan dan perkembangan antara anak yang satu dengan yang
lainnya itu berbeda-beda meski pada anak kembar sekali pun.
Definisi Operasional :
Balitbang Diknas (2002) mengemukakan
karakteristik setiap aspek perkembangan bagi anak usia dini sebagai berikut
(karakteristik yang ditampilkan hanya sebagiannya).
1. FISIK
·
Usia (0 - 12 Bulan) :
a.
Motorik Halus.
-
Memegang, mengambil, dan melempar benda (seperti
balok).
-
Memegang botol susu dalam mulutnya.
-
Bertepuk tangan.
b.
Motorik Kasar.
-
Mengangkat kepala.
-
Membalikan badan.
-
Merangkak.
-
Duduk dan Berdiri.
-
Berjalan sendiri beberapa langkah.
·
Usia (1 - 3 Tahun) :
a.
Motorik Halus
-
Mencoret-coret dengan alat tulis dan menggambar
bentuk-bentuk sederhana (garis dan lingkaran beraturan).
-
Bermain dengan balok.
b.
Motorik Kasar.
-
Dapat benjalan dengan lancar.
-
Mencoba memanjat ketinggian (kursi, meja, atau
tangga).
·
Usia (4 - 6 Tahun) :
a.
Motorik halus.
-
Dapat mengurus sendiri.
-
Belajar menggunting.
-
Menjahit sederhana.
-
Melipat kertas sederhana.
b.
Motorik Kasar.
-
Berlari dengan cepat.
-
Naik tangga.
-
Melompat di tempat.
-
Dapat bangun dari tidur tanpa berpegangan.
2. BAHASA
·
Usia (0 - 12 Bulan) :
-
Menangis.
-
Mengoceh.
-
Bereaksi ketika namanya dipanggil.
·
Usia (1 - 3 Tahun) :
-
Mengucapkan kalimat terdiri dari dua kata.
-
Dapat menggunakan bahasa isyarat.
-
Mengerti perintah sederhana.
-
Dapat menyebut nama dirinya.
-
Dapat menggunakan kalimat tanya (seperti “apa ini?”).
-
Mengerti larangan “jangan”.
·
Usia (4 - 6 Tahun) :
-
Menyebutkan nama, jenis kelamin, umur, dan alamat
rumah.
-
Berbicara lancar dengan kalimat sederhana.
-
Dapat menggunakan dan menjawab pertanyaan
“apa”,“mengapa’,“dimana”,“berapa”,“bagaimana’, dan “kapan”.
-
Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita
sederhana.
3. KOGNITIF/DAYA CIPTA
·
Usia (0 - 12 Bulan) :
-
Mengamati mainan.
-
Mengenal dan membedakan wajah ayah dan ibu.
-
Memasukkan benda ke dalam mulut
·
Usia (1 - 3 Tahun) :
-
Mulai mengenal benda milik sendiri.
-
Mulai mengenal konsep warna dan bentuk.
-
Meniru perbuatan orang lain.
-
Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dengan banyak
bertanya.
-
Mengenal makhluk hidup.
·
Usia (4 - 6 Tahun) :
-
Dapat menggunakan konsep waktu.
-
Dapat mengelompokkan benda dengan berbagai cara
(warna, ukuran, bentuk).
-
Mengenal bermacam-macam rasa, bau, suara, ukuran, dan
jarak.
-
Mengenal sebab akibat.
-
Dapat melakukan uji coba sederhana.
-
Mengenal konsep bilangan.
-
Mengenal bentuk-bentuk geometri.
-
Mengenal alat untuk mengukur.
-
Mengenal penambahan dan pengurangan dengan
benda-benda.
4. SOSIAL-EMOSIONAL
·
Usia (0 - 12 Bulan) :
-
Membalas senyuman orang lain.
-
Menangis sebagai reaksi terhadap perasaannya yang
tidak nyaman.
Piaget membagi
skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama
yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
·
Periode
sensorimotor (usia 0–2 tahun)
·
Periode
praoperasional (usia 2–7 tahun)
·
Periode
operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
·
Periode
operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Yelon dan
Weinstein (1977: 15-17) mengemukakan karakteristik perkembangan anak usia dini
sebagai berikut :
Aspek Usia
|
Usia 1 – 3
|
Usia Prasekolah
|
1. Fisik
|
a. Sangat
aktif.
b. Belajar
merangkak, brjalan, lari,memanjat, makan sendiri, bermain balok, dan
menggaruk.
c. Belajar
kebiasaan ke toilet.
|
a.Sangat
aktif.
b.Dapat
mengordinasikanmata dan tangan, melempar, menangkap, loncat, melompat,
menggambar, dan menulis.
c.Dapat
belajar berbagai keterampilan tangan sederhana.
|
2. Mental
|
a. Perkembangan
bahasa dari menangis
ke berbicara
b. Belajar
konsep-konsep, seperti : warna, satu, dan banyak.
c. Memandang
benda sebagaisesuatu yang dapat berprilaku.
|
a-Egosentris,
belum memahami pandangan atau perasaan orang lain.
b.Perkembangan
bahasa : dapat berbicara dalam bentuk kalimat,
perbendaharaan bahasanya sudah bertambah banyak, dan sangat tertarik dengan
kisah-kisah.
c.-Memiliki
kesulitan untuk berpikir abstrak.
|
3. Sosial
|
a. Mulai
senang bermain di luar rumah.
b. Menyenangi
nak-anak yang lain, tetapi belum bisa bermain dengan mereka.
|
a.-Mulai
menghormati otoritas.
b-Sudah
dapat mengikuti aturan.
c.-Sudah
dapat berteman, meskipun belum mempunyai teman yang tetap.
|
4.
Emosional
|
1. Dapat
merespons terhadap kasih sayang dan persetujuan.
2. Masih
tergantung pada orang tua.
3. Berkembangnya
beberapa bentuk pernyataan perasaan dari yang sebelumnya hanya dengan
menangis.
|
1-Dapat
merespons terhadap kasih sayang dan persetujuan.
2-Mulai
memerhatikan tipe-tipe orang, baik
yang terkait dengan jenis kelamin, peranan, maupun kemampuannya.
3-Dapat
merespons kegiatan rutin dengan baik.
4-Dapat
mengekspresikan semua emosinya.
|
Respons
Orang Dewasa (Orang Tua atau Guru)
|
1. Menanamkan
kedisiplinan yang ringan secara konsisten.
2. Memberikan
perlindungan tanpa bersikap “over protection”.
3. Berbicara
dengan anak dan merespons pembicaraannya.
4. Memberikan
kesempatan untuk aktif bergerak dan bereksplorasi.
5. Memberikan
penghargaan kepada prilaku anak yang baik.
|
1-Menanamkan
sikap tanggung jawab dan independen.
2-Menjawab
pertanyaan anak.
3-Membenikan
berbagai objek fisik untuk dieksplorasi.
4-Memberikan
pengalaman berinteraksi sosial melalui bekerja dengan kelompok kecil.
5-Membuat
program-program kegiatan, seperti menyanyi, dan menari.
6-Melakukan
berbagai kegiatan untuk mengembangkan bahasa anak, seperti: bercerita tentang
kisah-kisah, membuat klasifikasi (benda-benda atau hal lain), mendiskusikan
masalah-masalah sederhana, dan membuat peraturan.
|
b) Daftar
Pertanyaan
1. Aspek
Fisik :
§ Bagaimana
perkembangan fisik anak secara umum di TK Pertiwi 41 ?
§ Aktivitas
apa yang biasanya di lakukan oleh anak agar menyatu atau focus dalam pelajaran
?
2. Aspek
Sosial Emosional :
§ Bagaimana
perkembangan social emosional siswa secara umum di TP Pertiwi 41 ?
§ Masalah
apa yang menganggu emosional anak di TK Pertiwi 41 ?
§ Bagaimana
pendapat Bapak/ Ibu mengenai anak usil, apakah baik untuk perkembangan anak
tersebut ?
§ Bagaimana
tanggapan Bapak/Ibu mengenai anak usil yang sering mengganggu anak lain ?
3. Aspek
Mental :
§ Bagaimana
cara mengetahui mental anak di TK Pertiwi 41 ?
§ Apakah
anak-anak di TK Pertiwi 41 ini mau mengungkapkan apa yang diinginkannya dengan
bebas ?
4. Aspek
Bahasa :
§ Bagaimana
kelancaran berbicara anak pada umumnya di TK Pertiwi 41 ini ?
§ Upaya
apa yang di lakukan Bapak/Ibu dalam melatih bahasa anak ?
5. Aspek
Kognitif :
§ Metode
apa yang di gunakan untuk memahami kognitif anak di TK Pertiwi 41 ?
§ Bagaimana
Bapak/Ibu menghadapi anak yang kritis, namun mengkritisi sesuatu yang tidak
seharusnya ?
§ Apakah
ada di sini anak yang ketergantungan kepada orang tuanya di dalam aktivitas
belajarnya ?
§ Aktivitas
apa yang diterapkan di TK Pertiwi 41 ini ?
IV.
Metode Wawancara
Metode wawancara yang di gunakan adalah
wawancara terstruktur.
V.
Pelaksanaan Wawancara
a. Tempat : Taman
Kanak-Kanak Pertiwi 41
b. Waktu : Rabu, 8 Mei
2013
c. Frekuensi : 45 menit dalam satu
kali pertemuan
d. Alat
Bantu wawancara :
§ Alat
Tulis : Kertas, Pena
§ Alat
Mekanis : Camera Digital
BAB II
PANDUAN OBSERVASI
Anecdotal Records
Tujuan : Mengamati
Perkembangan Anak Usia Dini
Nama Subjek : Siswa TK Pertiwi 41
Tanggal : 8 Mei 2013
Tempat : TK Pertiwi 41,
Sonopakis Kidul, Kasihan, Bantul
Waktu : 09.30 WIB
No.
|
Aspek Perkembangan
|
1
2
3
4
5
|
Fisik
Bahasa
Kognitif
Sosial
Emosional
Mental
|
BAB III
HASIL WAWANCARA
1. Wawancara
Guru Kelas
M :
Maaf ya bu sebelumnya mengganggu waktu ibu.
G :
Tidak apa-apa mba, TK sini sudah biasa kedatangan mahasiswa, kemaren saja
dari STIKES, UMY. Malah sampai satu minggu.
M :
Oh begitu bu,,begini bu sebelum saya bertanya kepada ibu tentang perkembangan
anak di TK ini, saya ingin bertanya tentang biodata ibu dulu.
G :
Oh ya,,yang dibutuhkan apa saja mba?
M :
Tentang nama lengkap ibu, gelarnya, alamat, tempat tanggal lahir, sejarah
pendidikan diperguruan tinggi mana, mengajar sejak kapan di TK ini, dan
jumlah anak.
G :
Kalau gitu ini saja mba, saya kasih data guru-guru disini sekalian mba, ini
saya carikan.
M :
Oh iya-iya bu.
G :
Ini mba bisa liat sendiri biodata saya, dulu saya ambil S1 BK di UPY juga,
baru lulus kemarin 2009.
M :
Berarti ibu dulu waktu mengajar disini belum S1 ya bu.
G :
oo ya belum mba, dulu waktu habis lulus SMP tahun 1983 saya melanjutkan di
SPG PGRI Bantul terus lulus tahun 1986. Saya mengajar di TK ini tahun 1987
sampai sekarang.
M :
Kalau SPG itu D2 ya bu?
G :
Iya, tapi sekarang SPG sudah tidak ada. Makanya kemarin untuk memenuhi
persyaratan saya melanjutkan S1 di UPY yang dekat mengambil BK.
M :
Tuntutan pemerintah ya bu?
G :
Iya jelas, sekarang kan guru PNS minimal S1, minimal ya di UT tapi kemarin
saya ambil di UPY walau salah satu jurusan seharusnya S1 PAUD. Tapi di UPY ga
ada ya sudah saya ambil BK.
M :
Oh begitu bu,, kalau boleh tahu ibu putrane berapa?
G :
Saya baru punya anak satu perempuan.
M :
ga pengen nambah bu ?
G :
Kalau diberi Allah ya saya terima mba.
M :
Hmm,., mungkin mengenai biodata ibu cukup ini dulu bu. Terus mengenai TK ini
untuk jumlah siswa ada berapa ya bu?
G :
Keseluruhan A dan B ada 73, untuk kelas A 37 dan B 36.
M :
Untuk jumlah laki-laki dan perempuan kelas masing-masing ada berapa ya bu?
G :
Untuk kelas A laki-laki ada 22 dan perempuan ada 15, kelas B laki-laki ada 18
dan perempuan ada 18.
M :
Fasilitas yang ada di TK ini guna mendukung proses belajar mengajar ada apa
saja ya bu?
G :
fasilitasnya ada ya permainan di dalam
dan luar kelas, sebagai sarana bermain sambil belajar walaupun belum lengkap
seperti mba lihat. Karena keterbatasan dana dan juga keterbatasan ruang atau
lahan untuk pengembangan.
M :
Memangnya sumber dana di TK ini dari mana bu ?
G :
Sumber dana hanya dari orang tua murid yang berupa SPP tanpa ada dana lain.
M :
Oh begitu,, ibu berharap tidak agar fasilitas di TK ini lengkap?
G :
Ya jelas mba,, agar proses belajar mengajar dapat mencapai hasil optimal dan
siswa nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar yaitu bermain sambil belajar.
M :
Menurut ibu, fasilitas apa yang masih di butuhkan di TK ini?
G :
Ya banyak mba, kaya tempat parkir, ruang bermain, AULA, ruang kelas, kantin,
ruang tamu, meja kursi tamu, komputer, drum band, ya semacam itu.
M :
Oya bu, kemarin kan ada ekstra B.Inggris, selain itu ada ekstra yang lain ga
bu?
G :
Ada, disini ada 4 ekstra, B.inggris, seni tari, TPA, dan melukis.
M :
Itu semua yang mengajar ekstra gurunya dari luar apa bu?
G :
Iya, semuanya gurunya dari luar.
M : Ini saya lihat banyak piala, ini hasil menjuarai lomba apa bu?
G :
Iya ini mba, kemarin sempat juara satu lomba melukis, ketangkasan, pemahaman.
M :
Sekarang saya lanjut bertanya tentang perkembangan anak bu, sesuai tugas saya
mengenai perkembangan anak usia dini, disini dalam perkembangannya kan ada
fisik, mental, sosial emosional, respon orang dewasa, bahasa dan kognitif, lalu bagaimana si bu perkembanagan fisik
anak-anak secara umum di TK ini?
G : Perkembangan fisiknya secara umum baik,
tidak ada yang mengalami gangguan fisik ataupun kelainan fisik.
M :
Aktifitas apa yang biasanya dilakukan oleh anak agar menyatu pada pelajaran
atau fokus ?
G :
Ya dengan bermain sambil belajar biar anak tidak bosan.
M :
Lalu bagaimana perkembangan sosial
emosional siswa secara umum di TK ini?
G : Sosial emosionalnya juga baik, meski ada
satu dua anak yang memiliki sosial emosi lebih
perlu pendekatan, arahan, dan bimbingan dari guru.
M : Masalah yang mengganggu perkembangan
sosial emosional anak apa si bu ?
G : Yang mengganggu biasanya ya kurang
kesadaran dari orang tua untuk melepas anaknya tanpa harus ditunggu di TK
apalagi di kelas agar anak ditinggal dipercayakan sepenuhnya pada guru dengan
tujuan agar siswa mandiri dan lebih percaya diri.
M :
Emm,.,menurut ibu, anak usil itu baik
tidak untuk perkembangannya?
G : Baik, asal pada situasi yang tepat
karena usil bisa mencerminkan anak itu cerdas atau sedang mencari jati
dirianak itu sendiri, bisa juga anak itu kreatif atau banyak ide.
M :
Lalu ketika ada anak yang sedang
serius belajar ada teman yang usil, bagaimana tanggapan ibu mengenai kondisi
tersebut?
G :Jelas
anak yang serius akan terganggu dengan sikap anak yang usil, biasanya saya sebagai guru mendekati anak
yang usil dengan memberi bimbingan, arahan agar anak tersebut mengerti dan
tidak usil lagi sehingga menghargai teman yang lain.
M : Berkaitan dengan perkembangan mental,
bagaimana cara mengetahuinya bu?
G : Biasanya melalui tes kematangan atau IQ
anak tiap tahun, dan ada pemeriksaan dari puskesmas karena dulu ada anak
yang kurang berkomunikasi ternyata setelah di priksa di puskesmas anak itu
tergolong anak berkebutuhan khusus.
M :
Nama anaknya siapa bu?
G :
Tasela, tapi malah sekarang sudah kelas 1 SD.
M :
Owh gitu,., oya bu biasanya anak-anak
mau mengungkapkan apa yang diinginkan tidak bu?
G :
Ya sebagian anak akan polos
mengungkapkan apa yang diinginkan dengan jujur dan apa adanya.
M : Biasanya lancar ga bu dalam berbicara ?
G : Karena di TK ini memakai bahasa Indonesia
dan Bahasa Jawa jadi ada anak yang lancar ada juga yang belum lancar.
M :
Upaya yang dilakukan ibu apa untuk
melatih bahasa anak ?
G : Upaya utamanya didalam keluarga agar
terbiasa diajari berbicara yang baik dan benar. Baik memakai bahasa Indonesia
ataupun bahasa Jawa. Kami sebagai guru di TK ini biasanya melakukan
pengenalan kata, kalimat dalam bidang pengembangan bahasa.
M : Untuk memahami kognitif anak biasanya
metode yang digunakan apa si bu ?
G : Dengan observasi ketika anak bermain,
pemberian tugas, penugasan, unjuk kerja, eksperimen, itu yang selama ini
digunakan mba.
M : Bagi
ibu bagaimana si menghadapi anak yang
kritis, tapi kritisnya menanyakan hal-hal yang belum seharusnya anak itu tahu
lho bu.
G :
Anak yang kritis perlu diberi jempol, dipuji agar anak lebih berkembang, tapi
kalau kritisnya seperti yang mba bilang tadiya harus diberi arahan agar anak tidak terbiasa seperti itu, karena
biasanya hal seperti itu pengaruh lingkungan, teman dengan anak yang lebih
dewasa yang terkadang menjadi anak ikut-ikutan.
M :
Iya benar itu bu, lalu disini anak-anak
masih ketergantungan tidak bu dengan orang tua ketika melakukan aktivitas
belajar di sekolah ?
G : Tidak si mba, ada hanya satu dua anak
yang memang ibunya masih menunggui, ya itu karena orang tua terlalu
memanjakan anak.
M :
Biasanya yang dilakukan disini aktivitas
apa untuk melatih sikap disiplin anak?
G : Adanya baris berbaris setiap pagi ketika
masuk kelas, jadwal pemakaian seragam, sepatu, dan kelengkapannya, upacara
bendera tiap hari senin.
M :
Kalau upacara yang bertugas siapa bu?
G :
Ya anak-anak, tapi ya hanya anak-anak tertentu dan itu-itu saja karena yang
bisa dan berani anak tersebut saja.
M :
Kemarin saat saya observasi mengamati
anak yang bernama Fano, Fano itu anaknya bagaimana menurut ibu?
G : Fano adalah anak yang enerjik dan perlu
perhatian, pendekatan lebih khusus. Sebenarnya anaknya itu apabila
didalam tugas ditunggui sama guru, tugas apapun dapat selesai. Memang Fano
banyak gerak dan sering mengganggu teman tetapi ia juga dapat duduk tenang
dengan cara diberi pujian-pujian atau bombongan.
M :
Sepengetahuan ibu peran orang tua Fano
terhadap Fano bagaimana ?
G :
Untuk orang tua Fano sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat memberi arahan, bimbingan terhadap Fano,
tetapi karena Fano anak tunggal
belum punya adik dan tidak punya kakak mungkin
sering terlanjur dituruti, dimanja, ya jadilah perkembangan Fano yang maunya
selalu dituruti atau dimanja oleh orang lain.
M :
Pernah tidak orang tua Fano sharing
dengan ibu ?
G : Sering, katanya kewalahan untuk
mengatasi terutama ibunya, karena kalau sama ayahnya sangat takut, tetapi
kalau sama ibunya Fano berani membantah, mungkin karena ibunya selalu banyak
ngatur atau bersikap keras.
M :
Lalu upaya ibu untuk menghadapi anak
seperti Fano gimana bu?
G :
Upayanya ya dengan pendekatan kasih
sayang, memberi perhatian pujian.
M :
Oya bu, kemari saya lihat Fano duduk dekat dengan Lisa yang setau saya Lisa
anaknya pendiam, itu diatur apa nda bu
duduknya?
G : Memang saya sengaja Fano duduk dekat
dengan Lisa karena dengan duduk dekat
anak yang pintar dan pendiam
akan mengurangi kesempatan Fano untuk usil atau mengganggu teman lain.
Karena saya amati kalau Fano duduk diapit sama teman-teman perempuan ia lebih
dapat tenang dan memperhatikan.
M : Strategi apa yang dilakukan ibu untuk
mengoptimalkan potensi anak?
G : Kegiatan belajar mengajar dalam suasana
nyaman dan menyenangkan, bermain sambil belajar.
M :
Biasanya ada anak yang malas
mengerjakan tugas dari ibu tidak?
G : Jelas ada
M :
Lalu ibu memberi hukuman tidak?
G : Tidak saya beri hukuman, tetapi hanya
saya beri pengarahan atau motivasi.
M :
Ketika ibu sudah selesai menjelaskan
pada anak, biasanya anak-anak langsung mengerti atau ibu harus mengulangi
kembali?
G : Ada anak yang langsung mengerti, tetapi
juga ada anak yang kurang memahami. Saya berusaha untuk mengulangi dan
memperjelas penjelasan materi sampai anak benar-benar paham.
M :
Kesan ibu selama mengajar disini apa si bu?
G :
Senang, bangga dapat mendidik, mengajar, melatih membimbing generasi penerus
bangsa meski dalam kemampuan terbatas. Bangga ikut mencerdaskan bangsa,
senang dapat berbagi ilmu yang bermanfaat.
M :
Adakah hambatan yang ibu rasakan selama mengajar?
G :
Tidak ada hambatan karena memang masing-masing anak itu memiliki karakter
perkembangan yang berbeda-beda kecerdasan yang berbeda-beda. Justru
menghadapi anak yang misal susah itu menjadi tantangan bagi saya pribadi
bukan hambatan.
M :
Menurut ibu perlu tidak ada guru BK di TK?
G :
Saya kira tidak perlu, karena kalau di TK guru kelas juga merangkap wali
kelas, juga sekaligus guru bimbingan dan penyuluhan secara otomatis, baik
bimbingan itu secara individu maupun kelompok.
M :
Sepertinya cukup bu wawancara saya dengan ibu, maaf ya bu bila menggagu waktu
ibu yang seharusnya sudah pulang jadi terhambat.
G :
Sama-sama mba, sudah biasa saya dengan rekan guru yang lain pulang jam 12.30,
biasa sehabis duhur.
M :
Oh gitu bu, ya sudah bu saya pamit dulu, besok kalau datanya kurang lengkap
saya kesini lagi bu.
G :
Iya-iya,.,
M :
Wassalamualaikum,,
G :
Waalaikumsalam.,.
|
BAB IV
KESIMPULAN WAWANCARA
Perkembangan siswa di Taman Kanak-Kanak
Pertiwi 41 rata-rata baik, adapun perkembangan anak usia dini antara lain :
1. Fisik
Secara
fisik perkembangan anak di Taman kanak-kanak pertiwi 41 baik secara umum, tidak
ada yang memiliki gangguan fisik ataupun kelainan pada fisik. Aktivitas yang
biasanya dilakukan agar anak menyatu pada pelajaran yaitu bermain sambil
belajar.
2. Sosial
emosional
Perkembangan
secara sosial emosional baik, meski ada satu atau dua anak yang memiliki sosial
emosional lebih perlu pendekatan, arahan dan bimbingan dari guru. Biasanya
masalah yang mengganggu perkembangan sosial emosional anak yaitu kurang
kesadaran dari orang tua untuk melepas anaknya di TK tanpa ditunggui apalagi
didalam kelas agar anak lebih belajar mandiri. Ini terbukti ketika Kami mewawancarai salah satu ibu dari
anak yang bernama Gian salah satu anak kelas A yang tidak mau ditinggal ibunya
pulang. Kata ibunya yaitu ibu Wartini tidak meninggalkan anaknya karena tiap
ditinggal anaknya selalu menangis jadi sebagai ibu tidak tega.
Terkadang dalam
belajar ada anak yang usil tapi usil itu dapat diartikan mencerminkan anak itu
cerdas atau sedang mencari jati diri, bisa juga anak itu kreatif atau banyak
ide namun semua itu kembali pada situasi yang tepat. Kalau usil itu menggangu
teman yang lain maka harus segera diberi bimbingan dan arahan sehingga anak
berubah dan dapat menghargai teman yang lain.
Saat
Kami melakukan observasi di TK Pertiwi Kami mengamati anak bernama Fano
menurut pengamatan Kami
Fano anak yang suka mengganggu temannya, maka dari itu Kami berinisiatif tanya kepada guru
kelasnya, menurut guru di kelasnya Fano merupakan anak yang enerjik dan perlu
perhatian, pendekatan lebih khusus. Beliau juga berbicara bahwa orang tua Fano
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memiberi arahan dan bimbingan
kepada Fano, tetapi mungkin karena Fano anak tunggal jadi mungkin sering
terlanjur dituruti dimanja, jadi perkembangan Fano maunya selalu dituruti dan
dimanja sama orang lain. Ibunya juga mengaku kewalahan untuk mengatasi Fano,
kalau dengan ayahnya Fano takut tetapi kalau dengan ibunya Fano berani
membantah. Menghadapi anak seperti Fano menurut bu Surtiyah harus dengan
pendekatan dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan pujian. Salah satu usaha
yang guru lakukan agar Fano bisa berubah salah satunya dengan pengaturan tempat
duduk Fano dekat dengan Lisa dimana dia anak yang pintar dan pendiam maka
diharapkan Fano akan berkurang untuk usil atau mengganggu teman lain.
3. Mental
Perkembangan
mental baik, biasanya untuk mengetahui perkembangan mental anak dilakukan tes
IQ tiap tahun dan diperiksa ke Puskesmas. Anak biasanya berani mengungkapkan
keinginannya dengan polos,jujur dan apa adanya.
4. Bahasa
Perkembangan
bahasa anak rata-rata baik karena anak lancar berbicara walupun masih campuran
antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Namun ada upaya yang dilakukan untuk
melatih bahasanya yaitu salah satunya dengan memberi arahan pada orang tua agar
anak di dalam keluarga agar terbiasa diajari berbicara dengan baik dan lancar
disamping guru di sekolah mengajari.
5. Kognitif
Perkembangan
kognitif masing-masing anak berbeda namun rata-rata baik. Biasanya untuk
mengetahui perkembangan kognitif anak dengan cara observasi biasa dilakukan
ketika anak bermain, pemberian tugas, penugasan, unjuk kerja, eksperimen.
Dengan kondisi kognitif yang memiliki tingkat yang berbeda maka terkadang ada
anak yang kritis, anak yang kritis harus diberi jempol dan dipuji agar anak lebih berkembang, tapi ketika
kritis tersebut terkadang berbicara yang tidak seharusnya diucapkan maka harus
segera diberi arahan agar tidak menjadi kebiasaan.
Untuk mengetahui
kemampuan kognitif anak,
saat dilapangan Kami melakukan
permainan yaitu dengan memberi pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan
serta menulis kalimat saat itu anak-anak berlomba-lomba untuk menjawab dan yang
bisa menjawab Kami
kasih hadiah coklat. Ini merupakan salah satu bukti bahwa anak memiliki
perkembangan kognitif yang baik.
Untuk melatih sikap disiplin anak yang
dilakukan guru dengan cara baris berbaris setiap hari ketika anak akan masuk
kelas, jadwal memakai seragam, sepatu dan kelengkapan, upacara berdera setiap
hari senin. Biasanya dalam upacara ada yang bertugas dan yang bertugas beberapa
anak. Strategi yang biasanya dilakukan guru di TK Pertiwi 41 agar dapat
mengoptimalkan potensi siswa yaitu dalam kegiatan belajar mengajar dalam
suasana nyaman dan menyenangkan, dan bermain sambil belajar. Biasanya ketika
guru sudah menjelaskan pada anak biasanya ada anak yang langsung mengerti,
tetapi juga ada anak yang kurang memahami sehingga guru harus mengulang dan
memperjelas materi sampai anak benar-benar mengerti.
BAB V
HASIL OBSERVASI
Anecdotal Records
Tujuan : Mengamati
Perkembangan Anak Usia Dini
Nama Subjek : Siswa TK Pertiwi 41
Tanggal : 8 Mei 2013
Waktu : Disesuaikan
No.
|
Aspek Perkembangan
|
Keterangan
|
1
|
Fisik
|
-
Rata-rata tinggi siswa TK Pertiwi 41 110 cm
-
Berat Badan Rata-rata 18-19 Kg, namun ada beberapa siswa yang memiliki
berat badan lebih dari 20 Kg atau Gendut.
-
Hampir semua siswa di TK Pertiwi 41 aktif dan suka bergerak.
|
2
|
Bahasa
|
-
Rata-rata siswa TK Pertiwi 41 sudah lancar dalam berbicara.
-
Hampir semua siswa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
-
Ada beberapa anak yang masih Cedal / Tidak jelas berbicara.
-
Ada beberapa siswa yang berbicara mengenai hal yang tidak seharusnya atau
saru.
|
3
|
Kognitif
|
-
Rasa ingin tahu siswa tinggi.
-
Rata-rata siswa rajin dalam mengerjakan tugas-tugas, namun ada beberapa
siswa (kebanyakan laki-laki) yang tidak rajin dalam mengerjakan tugas.
-
Dalam belajar, ada beberapa siswa (kebanyakan laki-laki) yang perlu di
dampingi guru saat belajar.
-
Siswa di TK Pertiwi 41 yang pintar dan rajin dominan anak perempuan.
-
Banyak anak yang kreatif seperti menggambar ataubermain
|
4
|
Sosial
Emosional
|
-
Ada satu atau dua siswa yang perlu pendekatan khusus seperti diberi
pujian, arahan, atau perhatian yang lebih.
-
Ada sekitar 15 siswa yang masih harus ditunggui orang tuanya.
-
Rata-rata siswa bermain dalam kelompok-kelompok.
-
Ada beberapa siswa laki-laki yang usil saat bermain dan belajar.
-
Jarang siswa yang suka menyendiri.
-
Ada siswa yang tingkat emosionalnya tinggi.
|
5
|
Mental
|
-
Rata-rata siswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi, terbukti dengan
berani bertanya, berani menjawab pertanyaan, dan sebagainya.
-
Rata-rata siswa di TK Pertiwi 41 memiliki tingkat kemandirian yang baik,
terbukti dengan kebanyakan siswa yang sudah tidak perlu di tunggui oleh orang
tuanya.
-
Hampir semua siswa memiliki keberanian untuk mengungkapkan keiinginannya
secara bebas kepada guru ataupun teman sebayanya.
|
BAB VI
DISKUSI
Melihat hasil wawancara dan observasi di TK Pertiwi 41 di
atas. Maka banyak topik yang bisa dijadikan bahan diskusi. Diantaranya adalah:
1.
Aspek Fisik
Perkembangan fisik atau
pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting
dari perkembanagan individu. Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan
fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, system syaraf
dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam kemampuan
fisik (penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Pada
masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya.
Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa
organ tubuh. Pada saat yang sama, masa dan kekuatan otot-otot secara
berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan
kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena
perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat dari pada
anak perempuan (Santrock, 1995).
2.
Aspek Bahasa
Bahasa
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa
seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi
merupakan sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak, karena anak merupakan
mahkluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya. Anak
selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Untuk dapat
bersosialisi dengan seorang tentulah harus menggunakan bahasa.
Adapun tahapan proses perkembangan bahasa anak usia lahir sampai dengan
usia 6 tahun sebagai berikut:
No.
|
Usia
|
Proses Mendengar/ Memahami
|
Proses Berbicara
|
1.
|
Lahir-3 bulan
|
·
bayi
terbangun ketika mendengar suara yang keras (biasanya reaksinya adalah
menangis)
·
bayi
mendengar orang lain berbicara dengan cara memperhatikan orang yang berbicara
·
bayi
tersenyum ketika diajak bicara
·
bayi
mengenali suara pengasuhnya dan menjadi berhenti menangis ketika diajak
ngobrol
|
·
anak membuat
suara yang menyenangkan
·
anak akan
mengulangi suara yang sama secara berulang-ulang (seperti ocehan)
·
anak akan
menanagis dengan cara berbeda untuk menunjukkan kebutuhannya yang
berbeda-beda pula (misal : menangis dengan melengking tinggi jika kesakitan)
|
2.
|
4-6 bulan
|
·
anak sudah
dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras)
·
anak akan melihat
sekeliling untuk mencari sumber bunyi (contoh : bunyi bel, telepon atau benda
jatuh)
·
anak akan
memperhatikan bunyi yang dihasilkan dari mainannya (misal : memukul-mukul
mainan ke lantai)
|
·
anak akan
berceloteh ketika sendirian
·
anak akan
melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang ketika
bermain
·
anak akan
berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang
dewasa di sekitarnya
|
3.
|
7-12 bulan
|
·
anak menyukai
permainan ‘ciluk-ba’
·
anak akan
mendengarkan ketika diajak berbicara
·
anak
mengenali kata-kata yang sering ia dengar, misal : susu, mama, dll.
|
·
anak akan
berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang
dewasa di sekitarnya
·
anak akan
melakukan imitasi untuk berbagai jenis bunyi/ suara
·
anak akan
berceloteh dengan kata-kata sederhana : “ma-mam”, “da-da”’ tapi masih belum
jelas pengucapannya
|
4.
|
12-24 bulan
|
·
anak sudah
dapat memahami perintah dan pertanyaan sederhana, contoh : “mana bolanya?”,
“ambil bonekanya”
·
anak akan
menunjuk benda yang dimaksud ketika ditanyai
·
anak dapat
menunjuk beberapa gambar dalam buku ketika ditanyai
|
·
anak telah
dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada awal kata
·
anak sudah
bisa menyusun dua kata. Contoh :
mau minum, mama ma’em, dll.
·
Anak dapat
bertanya dengan 2 kata sederhana, misal : “mana kucing?”, “itu apa?”
|
5.
|
24-36 bulan
|
·
Anak bisa
memahami dua perintah sekaligus (contoh : “ambil bolanya dan ditaruh di
kursi”)
·
Anak sudah
dapat memperhatikan dan memahami berbagai sumber bunyi (misal : suara TV, pintu
ditutup, dll)
·
Anak telah
memahami perbedaan makna dari berbagai konsep, misal : “jalan-berhenti”, “di
dalam-di luar”, “besar-kecil”, dll)
|
·
Anak bisa
bertanya dan mengarahkan perhatian orang dewasa dengan mengatakan nama benda
yang dimaksud.
·
Cara anak berbicara
sudah dapat dipahami secara keseluruhan
·
Anak sudah
dapat menghafal kata-kata untuk keseharian
·
Anak memahami
tata bahasa secara sederhana, misal “aku mau naik sepeda”
|
6.
|
4-6 tahun
|
·
Anak sudah
bisa menggunakan kata secara lebih rumit
·
Misal : “Ibu,
aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus.”
|
3.
Aspek Kognitif
Menurut
Piaget, anak usia dini
berada pada tahapan pra-operasional. Tahapan tersebut mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini,
anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan
benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan
penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris,
yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal
tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk
memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat
imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun
memiliki perasaan.
4.
Aspek Emosional
Pada usia dini fase ini merupakan saat
ketidakseimbangan dimana anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga
sulit di bimbing dan diarahkan. Menurut Hurlock(1978) perkembangan emosi ini
mencolok pada saat anak berusia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun.
A.
Ciri Utama Reaksi Emosi Pada Anak
Karakteristik
reaksi emosi pada anak antara lain :
·
Reaksi emosi anak sangat kuat. dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia
anak, dan semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin
terampil dalam memilih dan memilih kadar keterlibatan emosionalnya.
·
Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang
diinginkannya. Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya, mereka akan
belajar mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara yang dapat
diterima lingkungan.
·
Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.
·
Reaksi emosi bersifat individual]
·
Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang
ditampilkan.
B.
Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak
Pada umumnya bentuk reaksi emosi yang dimiliki anak sama dengan orang
dewasa.Perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan
cara untuk mengekspresikan.
Adapun beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa anak-anak yang di
kemukakan oleh Hurlock(1993:117) adalah :
1)
Amarah
Marah sering terjadi sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan
merasa terancam. Menurut Hurlock reaksi marah pada umumnya bias di bedakan
menjadi 2 kategori besar yaitu, Marah yang implusif ( agresi ) dan Marah yang
terhambat ( dikendalikan ).
2)
Takut
Reaksi takut sering diperlihatkan dengan gejala fisik yaitu : mata
membelalak, menangis, sembunyi, atau memegang orang, diam tidak bergerak.
Menurut Hurlock berkenaan dengan rasa takut ia mengemukakan adanya reaksi
emosi yang berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu
,embarrassment, khawatir, anxiety atau cemas.
a)
Shyness atau malu adalah reaksi takut yang di tandai dengan “rasa segan”
berjumpa dengan orang yang di anggap asing.
b)
Embarrasment ( merasa sulit, tidak mampu, atau malu melakukan sesuatu )
merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya.
c)
Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak
sendiri
d)
Anxiety ( cemas ) adalah perasaan takut sesuatu yang tidak jelas dan
dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif.
3)
Cemburu
Merupakan reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang. Menurut
Hurlock(1991) reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku
yang infantile seperti : mengompol, mengisap jempol, makan makanan yang
aneh-aneh, kenakalan yang umum, perilaku merusak.
4)
Ingin Tahu
Rasa ingin tahu
yang besar merupakan perilaku khas anak pra sekolah. Bagi mereka kehidupan ini
sangat ajaib dan menarik untuk dieksplorasi.
5)
Iri hati
Iri hati pada
saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang diharapkan sebagaimana yang
diperoleh teman atau kakaknya.
6)
Senang
Adalah emosi
yang menyenangkan.
7)
Sedih
Perasaan sedih
adalah emosi negatif yang didorong oleh perasaan kehilangan atau ditinggalkan
terutama oleh orang yang disayanginya.
8)
kasih sayang
Adanya perasaan
kasih sayang serta kepercayaan.
5. Aspek Sosial
Perkembangan
perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas
teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota
suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi
puas bermain sendiri dirumah atau dengan saudara-saudara kandung atau melakukan
kegiatan-kegiatan dengan anggota-anggota keluarga. Anak ingin bersama teman - temannya dan akan merasa kesepian serta
tidak puas bila tidak bersama teman-teman
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, Rita Eka
dkk.2008.Perkembangan Peserta Didik.Yogyakarta:UNY
Press.
Hurlock, Elizabeth
B.2000.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar