MASA AWAL
KANAK-KANAK
Masa
kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni
kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga
belas tahun untuk perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki. Setelah anak
matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Pada
saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi
menjadi dua periode yang berbeda yaitu:
•
Periode
awal masa kanak-kanak, yang berlangsung dari usia dua sampai enam tahun.
•
Periode akhir masa kanak-kanak, yang
berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya anak matang secara
seksual.
Ciri-ciri Masa
Awal Kanak-kanak
Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri
khas yang membedakannya dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan,
demikian pula halnya dengan ciri tertentu dari periode awal masa kanak-kanak.
Ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh para orang tua,
pendidik, dan ahli psikologi.
¾ Sebutan yang
Digunakan Orang Tua
Sebagian besar orang tua menganggap awal
masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau
usia sulit. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah
perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa
bayi. Seringkali orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia
mainan karena anak muda menghabiskan sebagian besar waktu juga bermain
dengan mainannya. Penyelidikan tentang permainan anak menunjukkan bahwa bermain
dengan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak,
kemudian mulai menurun saat anak mencapai usia sekolah. Selama tahun
prasekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-naka dan kelompok bermain,
semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya, baik sendiri atau
berkelompok, mainan merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain mereka.
¾ Sebutan yang
Digunakan Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal
masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat
dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik maupun dan mental, untuk
menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak
mengikuti taman kanak-kanak juga dinamakan anak-anak prasekolah dan
bukan anak-anak sekolah. Di rumah, di pusat-pusat
perawatan, taman kanak-kanak, tekanan dan harapan yang
dikenakan kepada
anak-anak sangat berebeda dengan apa yang dialaminya pada saat memulai
pendidikan formal di
kelas satu. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun di lingkungan
prasekolah, merupakan masa persiapan.
¾ Sebutan yang
Digunakan Para Ahli Psikologi
Para ahli psikologi menggunakan sejumlah
sebutan yang berbeda untuk menguraikan ciri-ciri yang menonjol dari
perkembangan psikologis anak selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Salah
satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa
dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada
waktu mereka masuk kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi
selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian
lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia
menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin
mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya
dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Yang paling menonjol
dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh
karena itu, periode ini juga dikenal sebagai usia meniru. Namun
meskipun kecenderungan ini tampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan
kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa-masa
lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan
periode ini sebagai usia kreatif.
TUGAS DALAM
PERKEMBANGAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Pada
saat masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun
dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda; telah belajar makan makanan keras,
dan telah mencapai tingkat stabilitas fisiologis yang cukup baik. Tugas pokok
dalam belajar mengendalikan pembuangan kotoran sudah hampir sempurna dan akan
sepenuhnya dikuasai dalam setahun atau dua tahun lagi. Meskipun sebagian besar
bayi telah menanbah kosakata yang berguna, telah dapat dengan tepat mengucapkan
kata-kata yang mereka gunakan, dapat mengerti arti dari pernyataan dan perintah
yang sederhana, dan dapat menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang
berarti, namun kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain dan untuk
mengerti apa yang dikatakan orang lain masih dalam taraf yang rendah. Masih
banyak yang harus dikuasai sebelum mereka masuk sekolah.
Mereka
juga sudah mempunyai pengertian sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
tetapi masih sangat kurang untuk menghadapi cakrawala sosial serta lingkungan
fisik yang semakin meluas. Demikian pula halnya dengan pengertian tentang benar
dan salah. Pengetahuan tentang benar dan salah masih terbatas pada situasi
rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah dalam
hubungannya
dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan
teman bermain.
Lebih penting lagi anak-anak harus meletakkan
dasar-dasar untuk hati nurani sebagai bimbingan untuk perilaku benar dan salah.
Hati nurani berfungsi sebagai sumber motivasi bagi anak-anak untuk melakukan
apa yang diketahuinya sebagai hal yang salah bilamana mereka sudah terlalu
besar untuk selalu diawasi orang tua ataupun pengganti orang tua.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak
anak-anak merupakan tugas perkembangan yang paling sulit adalah belajar untuk
berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara kandung dan
orang-orang lain. Hubungan emosional yang terdapat selama masa bayi harus
diganti dengan hubungan yang lebih matang. Alasannya adalah karena hubungaan
dengan orang lain dalam masa bayi berdasarkan pada ketergantungan bayi pada
orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, terutama kebutuhan kasih
sayang. Tetapi anak-anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang.
Singkatnya, ia harus belajar terikat keluar daripada pada dirinya sendiri.
PERKEMBANGAN
FISIK
Pertumbuhan selama masa awal masa kanak-kanak
berlangsung lambat dibanding dengan tingkat pertumbuhan pada masa bayi. Anak
dengan tingkat kecerdasan yang tinggi, misalnya, tubuhnya cenderung lebih
tinggi pada awal masa kanak-kanak daripada mereka yang kecerdasannya rata-rata
atau di bawah rata-rata dan gigi sementaranya lebih cepat tanggal. Meskipun
perbedaan seks tidak menonjol dalam peningkatan tinggi dan berat tubuh, tetapi
pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara lebih cepat pada anak perempuan,
dari usia ke usia. Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
cenderung memperoleh gizi dan perawaqtan yang lebih baik sebelum dan sesudah
kelahiran. Oleh karena itu, perkembangan tinggi, berat dan otot-otot badan
cenderung lebih baik.
KEBIASAAN
FISIOLOGIS
Dalam awal masa kanak-kanak, kebiasan fisiologis
yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Namun nafsu
makan anak tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal ini sebagian karena
tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah
mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Jumlah tidur
yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor tertentu
seperti, banyaknya latihan di siang hari dan macam kegiatan yang dialakukan.
Anak-anak usia tiga tahun tidur sekitar dua belas jam sehari.
KETERAMPILAN
PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Awal
masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan
tertentu. Terdapat tiga alasan. Pertama, anak sedang mengulang-ulang dan karenanya
dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai mereka terampil
melakukakannya. Kedua, anak-anak bersifat
pemberani
sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinya mengalami sakit atau
diejek teman-
temannya
sebagaimana ditakuti anak-anak yang lebih besar. Dan ketiga, anak belia mudah
dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang
dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu
keterampilan yang sudah ada.
Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai ”saat
belajar” untuk belajar keterampilan. Apabila anak-anak tidak diberi kesempatan
mempelajari keterampilan tertentu, perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin
melakukannya karena berkembangnya keinginan untuk mandiri, maka mereka tidak
saja akan kurang memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari oleh
teman-teman sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki motivasi untuk
mempelajari berbagai keterampilan pada saat diberi kesempatan.
Keterampilan
Khusus Awal Masa kanak-kanak
Keterampilan
yang dipelajari anak muda belia bergantung sebagian pada kesiapan kematangan
terutama kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan yang
diperoleh dalam menguasai keterampilan ini secara cepat dan efisien. Terdapat
perbedaan seks dalam jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Dalam awal
masa kanak-kanak, anak laki-laki harus mempelajari keterampilan bermain yang
secara budaya sesuai dengan kelompok anak laki-laki dan dilarang menguasai
keterampilan yang dianggap lebih sesuai untuk anak perempuan. Meskipun terdapat
sejumlah perbedaan, setiap anak-anak umumnya belajar keterampilan umum
tertentu, meskipun saat mempelajarinya agak berbeda dan kecakapan dalam
mempelajarinya juga berbeda. Keterampilan umum ini dapat dibagi kedalam dua
kelompok besar, yaitu keterampilan tangan dan keterampilan kaki.
Keterampilan
Tangan
Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang
dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam awak masa kanak-kanak. Kemajuan
terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun.
Menyisir rambut dan mandi merupakan keterampilan yang mudah dilakukan dalam
periode ini. Antara usia lima dan enam tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai
melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk
tanah liat, membuat kue-kue dan menjahit. Dengan krayon, pensil, dan cat
anak-anak dapat mewarnai gambar, menggambar atau mengecat gambarnya sendiri dan
dapat menggambar orang.
Keterampilan
Kaki
Sekali
anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan
yang menggunakan kaki. Pada usia lima atau enam tahun ia belajar melompat dan
berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat. Antara usia tiga dan empat,
naik sepeda roda tiga dan berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lain
yang dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam
berjalan
di atas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es dan menari.
Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai periode
kritis dalam menentukan pilihan penggunaan tangan. Hal ini disebabkan karena
selama periode ini, anak-anak sampai tingkat tertentu meninggalkan kecenderungan
untuk menggantikan pengguanaan tang yang satu dengan menggunakan tangan yang
lain dan mulai memusatkan pada keterampilan satu tangan tertentu dan tangan
yang lain sebagai tangan pembantu. Karena banyak keterampilan tangan yang
dipelajari akan-anak tidak dapat dilakukan dengan satu tangan, maka kedua
tangan harus dilatih untuk melaksanakan keterampilan itu. Tetapi hanya sedikit
keterampilan yang menuntut peranan kedua belah tangan, sehingga dalam mengajar
anak-anak harus ditekankan pada gerakan tangan yang dominan dan yang berfungsi
sebagai pembantu.
Ada
bukti bahwa kecenderungan lebih disukainya penggunaan tangan yang satu daripada
yang lainnya belum sepenuhnya terbentuk sampai antara usia tiga dan enam tahun.
Tentu saja ini tidak berarti bahwa anak-anak tidak dapat mengubah dominasi
tangan kalau dikehendaki. Ada pula bukti, meskipun tidak ditunjang dengan
penelitian, bahwa anak yang mengikuti kegiatan prasekolah (Taman Kanak-kanak)
atau yang dirawat dalam pusat perawatan anak jarang yang mengembangkan
kecenderungan kidal dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan awal masa
kanak-kanak di rumah dengan kelompok bermain di lingkungan tetangganya. Hal ini
disebabakan karena dalam lembaga kegiatan prasekolah dan pusat perawatan anak,
para guru dan pengasuhnya dianjurkan untuk mendorong anak untuk menggunakan
tangan kanan dan diharapkan untuk mengajarkan keterampilan tangan baru
sedemikian sehingga anak yang cakap menggunakan kedua tangannya (ambidexrtrous)
akan lebih mudah menggunakan tangan kanannya dan tidak lagi bingung pada saat
ia masuk kelas satu. Tidak semua lembaga prasekolah dan pusat perawatan anak
menekankan penggunaan tangan kanan, sebaliknya orang tua yakin bahwa masalah
ini merupakan masalah keturunan sehingga kalau mereka melihat anaknya cenderung
menggunakan tangan kiri maka dianggap bahwa ia memang kidal. Dengan demikian
orang tua tidak berusaha mendorong anak belajar keterampilan baru dengan tangan
kanan. Karena banyak keterampilan tangan yang dipelajari anak-anak tidak dapat
dilakukan dengan satu tangan, maka kedua tangan harus dilatih untuk
melaksanakan keterampilan itu. Tetapi hanya sedikit keterampilan yang menuntut
peranan kedua belah tangan, sehingga dalam mengajar anak-anak harus ditekankan
pada gerakan tangan yang dominan dan tang yang lain berfungsi sebagai pembantu.
KEMAJUAN
BERBICARA DALAM AWAL MASA KANAK-KANAK
Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan
bentuk-bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat dalam masa
bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi mengoceh dan tangis mereka sudah
sangat berkurang. Ia mun gkin menggunakan isyarat, terutam sebagai pelengkap
bagi
pembicaraan untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan dan bukan sebagai
pengganti
bicara.
Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk
belajar berbicara. Hai ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar
berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah
berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudash mengadakan kontak sosial
dan lebih mudah diterima sebagai anggota kelompok daripada anak-anak yang
kemampuan berkomunikasinya terbatas.
Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk
memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak apat mengemukakan keinginan akan
dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain
cenderung diperlakukan sebagai bayi yang tidak berhasil memperoleh kemandirian
yang diinginkan. Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua
tugas pokok yang merupakan unsur penting dalam belajar berbicara seperti telah
ditunjukkan dalam bab terdahulu. Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan
untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka harus
meningkatkan kemampuan bicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain. Para
orang tua dan pengasuh biasanya lebih menekankan pada belajar berbicara
sehingga tugas meningkatkan pengertian secara tidak langsung dilakukan anak
sendiri karena adanya keinginan yang kuat untuk berkomunikasi sebagai sarana
untuk kegiatan sosial.
Kemajuan
Berbicara Dalam Awal Masa Kanak-Kanak
Pada
saat anak-anak berusia 2 Tahun, mereka tidak lagi mengoceh dan tangis mereka
sudah sangat berkurang. Selama masa awal kanak-kanak, mereka memiliki keinginan
yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena 2 hal yaitu
berbicara merupakan sarana pokok sosialisasi dan berbicara merupakan sarana
untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus
menguasai 2 tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam belajar bicara.
Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan
orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan berbicaranya sehingga
dapat dimengerti orang lain.
•
Peningkatan dalam pengertian
Kemampuan mengerti sangat dipengaruhi
cara anak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Mendengarkan radio dan
televise ternyata sangat membantu karena mendorong anak untuk mendengarkan.
Disamping itu kalau orang berbicara dengan lambat dan jelas, menggunakan
kata-kata yang sekiranya dapat dimengerti juga dapat mendorong anak untuk
mendengarkan dengan baik.
•
Peningkatan dalam ketrampilan berbicara
Awal masa kanak-kanak umumnya
merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas pokok dalam belajar yaitu
pengucapan kata-kata, menambah kosakata dan membentuk kalimat.
Ada bukti bahwa anak muda belia sekarang berbicara
lebih baik daripada generasi sebelumnya. Menurut McCarthy (95) hal ini
disebabkan karena berkembangnya radio dan televise, semakin
banyaknya kebersamaan
orang tua dan anak, membaiknya kondisi ekonomi dan berkurangnya jumlah waktu
anak dalam pengasuhan pengasuh berkemampuan terbatas. Bukti yang lain adalah
orang tua masa kini, terutama ibu lebih banyak bicara dengan anak-anak karena
ibu lebih banyak mempunyai waktu luang dan semakin banyak anak berhubungan
dengan teman sebayanya.
Isi pembicaraan
Pada
awalnya, pembicaraan anak-anak bersifat egosentris. Menjelang akhir awal masa
kanak-kanak mulailah pembicaraan bersifat social dan berbicara tentang orang
lain disamping dirinya sendiri, namun banyak dari pembicaraan social awal ini
sebenarnya tidak bersifat social. Tetapi dengan bertambah besarnya kelompok
bermain, pembicaraan anak lebih bersifat social dan tidak lagi egosentris.
Jumlah bicara
Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai
masa tukang ngobrol, karena sekali anak-anak dapat berbicara dengan mudah, ia
tak putus-putusnya berbicara. Factor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara
adalah intelegensi, jenis disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status
social ekonomi, status ras, berbahasa dua, dan penggolongan peran seks.
Emosi Awal Masa Kanak-Kanak
Selama awal masa kanak-kanak emosinya
kuat dan tidak seimbang. Emosi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan
amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal.
Emosi yang umum pada awal masa anak-anak adalah amarah, takut, cemburu, ingin
tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Amarah dianggap sesuai untuk
anak laki-laki, maka sepanjang masa awal kanak-kanak, anak laki-laki lebih
banyak menunjukkan amarah yang hebat daripada anak perempuan.
Sosialisasi Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Awal masa kanak-kanak serin disebut
sebagai masa prakelompok. Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan
meningkatnya hubungan antara anak dengan teman sebayanya. Pola sosialisasi
awal, antara usia 2 dan 3 tahun, anak menunjukkan minat yang nyata untuk
melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak social dengan mereka. Ini
dikenal sebagai bermain sejajar, perkembangan berikutnya adalah bermain
asosiatif dan selanjutnya bermain kooperatif.
Pola Perilaku Sosial dan Tidak
Sosial



Pola Sosial
|
Pola tidak
social
|
Meniru
|
•
|
Negativisme
|
|
•
|
Persaingan
|
•
|
Agresif
|
•
|
Simpati
|
• Perilaku berkuasa memikirkan diri sendiri
|
|
•
|
Empati
|
•
|
Mementingkan diri sendiri
|
•
|
Dukungan social
|
•
|
Merusak
|
•
|
Membagi
|
•
|
Pertentangan seks
|
•
|
Perilaku akrab
|
•
|
Prasangka
|
Bentuk Perilaku Awal dalam Pelbagai
Situasi Sosial
Dalam penelitian longitudinal terhadap
sejumlah anak, Waldrop dan Halverson melaporkan bahwa anak yang pada usia 2,5
tahun bersikap ramah dan aktif secara social akan terus bersikap seperti itu
sampai usia 7,5tahun, sehingga disimpulkan sikap social pada 7,5 tahun
diramalkan oleh sikap social pada 2,5 tahun.
Teman-teman
Dalam semua tahapan usia, teman-teman
terbagi menjadi 3 kelompok sesuai perannya, yaitu:
1.
Rekan
Rekan adalah orang yang memuaskan
kebutuhan akan temandengan berada dalam lingkungan yang sama dimana ia dapat
dilihat dan didengar , namun tidak ada interaksi antara individu dan rekan.
2.
Teman
Bermain
Teman bermain adalah orang dengan siapa
individu terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan dimana dilihat dari kesamaan
minat ketrampilan.
3.
Teman
Baik
Teman baik adalah bukan hanya teman
bermain yang cocok tetapi juga seseorang pada siapa individu dapat
berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling dipercaya dengan saling
memberi nasihat.
Pada masa awal kanak-kanak, teman-teman
terutama terdiri dari rekan, teman bermain dan biasanya sedikit yang berperan
sebagai teman dalam awal masa kanak-kanak. Anak tidak saja bermain tetapi juga
saling mengungkapkan perasaan, emosi, minat dan cita-cita. Dalam memilih teman,
anak lebih menyukai teman yang usia dan tingkat perkembangannya sama.
Teman Pengganti
Kalau
kebutuhan berteman tidak terpenuhi baik karena keterpencilan geografis ataupun
perbedaan tingkat perkembangan pada teman-temannya maka untuk mengisi
kekurangan itu dengan cara mengadakan teman bermain khayal yaitu teman yang
merupakan hasil khayalan anak atau dengan memperlakukan binatang kesayangan
sebagai orang yang sungguh.sungguh.
Pimpinan dalam
Masa Awal Kanak-Kanak
Dalam
masa awal kanak-kanak, pimpinan adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas dan
sedikit lebih tua daripada anggota-anggota kelompok bermain. Ada 2 jenis
pemimpin pada masa awal kanak-kanak yaitu pemimpin yang kejam yang kurang
memperhatikan keinginan orang lain dan pemimpin yang “diplomat” yang memimpin
teman-temannya dengan memberikan usul-usul yang berseni atau tawar-menawar.
Bermain pada
Awal Masa Kanak-Kanak
Pada
masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap mainan, karena dalam periode
ini hamper semua permainan menggunakan mainan.
Bermacam-Macam
Minat Bermain
Minat
bermain anak-anak mengikuti suatu pola yang sangat dipengaruhi oleh kematangan
dalam bentuk permainan tertentu oleh lingkungan diamana ia di besarkan. Anak
laki-laki lebih sadar dari pada anak perempuan tentang kesesuaian mainannya
dengan jenis kelamin dan menunjukkan minat lebih luas dari pada anak perempuan.
Pola Bermain
Masa Awal Kanak-Kanak
1.
Bermain
dengan Mainan
Pada permulaan masa awal kanak-kanak,
beermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan.
2.
Dramatisasi
Sekitar usia tiga tahun dramatisasi
terdiri dari permainan dngan meniru pengalaman-pengalaman hidup kemudian
anak-anak bermain pura-pura dengan teman-temannya.
3.
Kontruksi
Anak-anak membuat bentuk-bentuk benda
tiruan dengan menyusun balok, pasir, manik-manik dll.
4.
Permainan
Dalam tahun keempat anak lebih menyukai
bermain dengan teman sebayanya dari pada dengan orang dewasa.
5.
Membaca
6.
Film,
Radio dan Televisi
Anak mulai senang menikmati hiburan
dengan menonton film, mendengarkan radio serta melihat acara-acara anak di
televise.
Perkembangan Pengertian
Dengan menigkatnya kemampuan intelektual
terutama kemampuan berpikir dan melihat hubungan-hubungan, dengan meningkatnya
kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena bertambah besarnya kordinasi dan
pengendalian motorik dan dengan meningkatnya kemampuan untuk bertanya dengan
kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, maka pengertian anak tentang orang,
benda dan situasi meningkat dengan pesat. Piaget menamakannya tahap berpikir
praoprasional, suatu tahap yang berlangsung dari usia 2/3 tahun sampai 7/8
tahun.
Kategori Konsep Umum yang Berkembang
Selama Masa Awal Kanak-Kanak





•
|
Kehidupan
|
•
|
Waktu
|
•
|
Kematian
|
•
|
Diri Sendiri
|
•
|
Fungsi Tubuh
|
•
|
Kesadaran Sosial
|
•
|
Ruang
|
•
|
Keindahan
|
•
|
Berat
|
•
|
Kelucuan
|
•
Bilangan
Perkembangan Moral pada Awal Masa
Kanak-Kanak
Perkembangan moral pada awak masa
kanak-kanak masih tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena peerkembangan
intelektual masa kanak-kanak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari
atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak benar atau salah dan tidak mempunyai
dorongan untuk mematuhi peraturan-peraturan karena tidak mengerti manfaatnya
sebagai anggota kelompok social.
Disiplin pada Awal Masa Kanak-Kanak
Ada tiga unsure penting dalam disiplin:
1.
Peraturan
dan hokum yang berfungsi sebagai pedoman bagi penilaian yang baik.
2.
Hukuman
bagi pelanggaran peraturan dan hukum.
3.
Hadiah
untuk perilaku yang baik atau usaha social yang baik.
Jenis disiplin yang digunakan pada Awal
Masa Kanak-Kanak:
• Disiplin Otoriter
Dalam
disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan
peraturan-peraturan dan memberitahu anak bahwa ia harus mematuhi peraturan
tersebut. Tidak ada usaha untuk menjelaskan pada anak, kalau tidak patuh akan
dihukum.
•
Disiplin
yang Lemah
Tenik disiplin ini mengajarkan bahwa melalui akibat
dari perbuatannya sendiri anak akan belajar bagaimana berperilaku secara
sosial.
•
Disiplin
Demokratis
Disiplin demokratis
megajarkan anak untuk mengetahui peraturan-peraturan itu dibuart, dan mengapa
harus dipatuhi. Hukuman disesuaikan dengan pelanggaran yang anak buat dan
hadiah diberikan kepada anak yang mematuhi peraturan yaitu berupa pengakuan
sosial dan pujian.
Pengaruh
disiplin pada Anak-anak:
•
Pengaruh
terhadap perilaku
Anak yang orang tuanya
lemah akan akan mementingkan diri sendiri, tidak menghiraukan hak-hak orang
lain, agresif dan tidak sosial. Anak yang mengalami disiplin yang keras,
otoriter, akan sangat patuh bila dihadapkan orang-orang dewasa, namun agresif
dalam hubungannya dengan teman-teman sebayanya. Anak yang dibesarkan di bawah
disiplin yang demokratis belajar mengendalikan perilaku yang salah dan
mempertimbangkan hak-hak orang lain.
•
Pengaruh
terhadap sikap
Anak yang orang tuanya melaksanakan disiplin otoriter
maupun disiplin yang lemah cenderung membenci orang-orang yang berkuasa. Anak
yang mengalami disiplin yang otoriter merasa diperlakukan tidak adil, anak yang
orang tuanya merasa bahwa orang tua seharusnya memperingatkan bahwa tidak semua
orang dewasa mau menerima perilaku yang tidak disiplin.
•
Pengaruh
terhadap kepribadian
Semakin banyak hukuman fisik digunakan,
semakin anak cenderung menjadi cemberut, yang mengakibatkan penyesuaian pribadi
dan sosial yang buruk. Anak yang dibesarkan di bawah disiplin yang demokratis
akan memiliki penyesuaian pribadi dan penyesuain sosial yang baik.
Pelanggaran
Pelanggaran
yaitu bentuk-bentuk ringan yang menyalahi peraturan atau perbuatan yang keliru
sangat sering terjadi selama tahun-tahun prasekolah.Pelanggaran pada awal masa
sekolah di sebabkan 3 hal, yaitu: 1) Ketidaktahuan anak bahwa perilakunya tidak
dibenarkan oleh kelompok social, 2) Banyak
anak belajar bahwa
sengaja tidak patuh dalam hal yang kecil-kecil umumnya akan mendapatkan
perhatian lebih besar dari perilakunya yang baik, 3) Pelanggaran yang disebabkan
karena kebosanan.
Minat pada Awal
Masa Kana-Kanak
•
Minat
Agama
•
Minat
pada Tubuh Manusia
•
Minat
terhadap Diri Sendiri
•
Minat
terhadap Seks
•
Minat
terhadap Pakaian
Penggolongan
peran seks
1.
Mempelajari
stereotipe peran seks
Stereotipe peran seks adalah sekumpulan
arti yang dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.
Arti-arti
ini berhubungan dengan
→ penampilan dan
bentuk tubuh yang sesuai
→ pakaian
→ cara bericara
dan berperilaku yang sesuai
→ perilaku yang
baik dalam menghadapi lawan seks
→ cara yang sesuai
untuk mencapai nafkah pada masa dewasa
Tidak lama setelah perang dunia I
stereotipe peran pria dan peran wanita yang telah dirumuskan dengan jelas dan
tidak dapat diubah. Stereotipe diteruskan diteruskan dari generasi ke generasi
karena setiap generasi merasa bahwa mengikuti stereotipe itu mendatangkan
kebaikan dan kepuasan baik didalam kelompoknya maupun didalam masyarakat, hal
ini disebut → stereotipe peran seks tradisional.
Sejak akhir perang dunia I terutama
sejak perang dunia II stereotipe-stereotipe itu berubah. Peran kedua seks tidak
lagi berbeda, timbulnya perubahan telah menyamakan kedua peran itu. Anggota
kedua kelomook harus memainkan peran yang hampir sama, hal ini disebut → stereotipe
peran seks setingkat.
2.
Perantara
penggolongan peran seks
Mempelajari stereotipe peran seks tidak
menjamin penggolongan peran seks. Anak-anak harus belajar untuk berperilaku
sesuai dengan pola-pola yang digariskan dalam stereotipe. Hal ini sebagian
dilakukan dengan meniru tetapi lebih banyak melalui latihan langsung
dimana anak
diperlihatkan bagaimna
meniru sutu model dan didorong melakukannya ataupun diamarahi kalau gagal
melakukannya.
Disamping cara langsung anak juga
dihadapkan dengan cara-cara tidak langsung. Anak tidak diberi
kesempatan untuk belajar berperilaku yang tidak sesuai dengan kelompok seksnya.
Misalnya, anak perempuan tidak diberi alat-alat bermain atau mainan laki-laki;
dan kalaupun anak bermain dengan mainan saudara laki-lakinya atau teman
laki-laki seringkali ia diberi mainan anak perempuan dan didorong untuk
menggunakannya daripada menggunakan mainan yang tidak sesuai dengan kodratnya.
Hubungan
keluarga pada awal masa kanak-kanak
1.
Hubungan
orang tua-anak
Kondisi
yang menyebabkan perubahan hubungan orang tua-anak :
a.
Perubahan
pada anak
Kalau bayi yang lembut dan menyenangkan
menjadi lebih mandiri dan dapat menolong diri sendiri, ia cenderung terus
memberontak, nakal, tegas, menjelajah, menuntut perhatian da menolak perintah.
b.
Perubahan
sikap orang tua
Dengan lebih mandirinya anak, orang tua
menganggap bahwa anaknya tidak lagi mmerlukan perawatan dan perhatian sebesar
sebagaiamna ia masih bayi.
c.
Konsep
orang tua tentang anak yang “baik”
Kalau anak tidak memenuhi harapan orang
tua, orang tua sering menjadi kritis dan bertindak menghukum. Anak berekasi
terhadap perlakuan ini dengan semakin negativistik dan menyulitkan.
d.
Konsep
kekanak-kanakan tentang orang tua yang “baik”
Bagi
kebanyakan anak, orang tua yang “baik” adalah yang selalu siap sedia, selalu
mau melakukan apa yang dikehendaki anak dan kapanpun. Kalau orang tua gagal
mengikuti konsep ini anak akan benci dan hal ini melemahkan kasih sayang anak
kepada orang tuanya.
e.
Orang
tua kesayangan
Karena ibu lebih banyak berada bersama
anak daripada ayah dan karena ibu dapat lebih mengerti perilaku yang
mengganggu, maka banyak anak lebih menyukai ibu dan hal ini ditunjukkan secara
jelas. Kalau ayah tidak senang akan keadaan ini dan memperlihatkannya dengan
bersikap kritis mengenai anak dan perilakunya, hal ini akan lebih memperlebar
jurang antara mereka.
f.
Lebih
menyukai orang luar
Bila
anak mengikuti teman indria atau taman kanak-kanak atau ditempatkan di pusat
perawatan anak,
kadang-kadang anak lebih menyukai guru atau pengasuh. Banyak orang tua
yang merasa tersinggung dan emmbenci hal ini
sehingga memperlebar kesenjangan antara orang tua dan anaknya.
2.
Hubungan
dengan saudara
Dari saudara-saudaranya anak belajar
menilai perilakunya sendiri sebagaimana orang lain menilainya. Kakak merupakan
model peran untuk ditiru dan dengan melakukan hal itu anak tidak hanya belajar
pola perilaku sosial yang dinaggap tepat dans esuai dengan seksnya. Baik kakak
maupun adik memberikan perasaan aman dan mengajarkan kepada anak-anak bagaimana
cara memperlihatkan kasih sayang kepada orang lain.
3.
Hubungan
dengan sanak keluarga
Ada dua kondisi dalam hubungan dengan
sanak keluarga sehingga dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak.
Pertama, frekuensi hubungan. Kalu keluarga tinggal dalam masyarakat yang
berbeda atau dikota atau negara yang berlainan maka hubungan antara anak dengan
sanak saudara akan jarang. Kedua, peran sanak saudara dalam kehidupan anak.
Peran saudara sepupu adalah sebagai teman bermain, sedangkan nenek berperan
sebagai pengasuh atau pengganti ibu.
Perkembangan
kepribadian pada awal masa kanak-kanak
1.
Kondisi-kondisi
yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak-kanak
→
cara pelatihan anak :
disiplin otoriter yang keras, disertai banyaknya hukuman badan cenderung
memupuk kebencian kepada semua orang yang berkuasa dan menimbulkan perasaan
menyerah, perasaan yang dapat dan sering berkembang menjadi kompleks martir.
→
cita-cita orang tua :
kalau harapan merka terlampau tinggi , anak cenderung gagal. Terlepas dari
bagaimana anak beraksi, kegagalan meninggalkan bekas yang tidak terhapuskan
pada konsep diri dan meletakkan dasar-dasar untuk perasaan rendah diri dan
tidak mampu.
→
posisi urutan : posisi
urutan anak-anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Pengaruh ini sebagian dapat dijelaskan denagn kenyataan bahwa setiap anak
didalam keluarga belajar memerankan peran khusus, sebagian karena adanya
perbedaan dalam penggunaaan metode pelatihan anak dan sebagian lagi oleh
berhasil tidaknya anak dalam bersaing dengan saudara-saudara kandungnya.
→meskipun anak-anak jarang menyadari
identitas kelompok minoritas, anak yang menyadarinya akan mempunyai efek
yang kurang baik bila teman-temannya mengabaikan atau menolaknya.
→
ketidaknyamanan lingkungan : apakah
karena kematian, perceraian, perpisahan atau mobilitas sosial, berpengaruh
buruk terhadap konsep diri anak karena ia merasa tidak aman dan merasa lain
dari teman-teman sebaya.
2.
Meningkatnya
individualitas
Individualitas yang
sudah tampak pada saat dilahirkan dan leih meningkat lagi dalam masa bayi,
merupakan salah satu ciri yang menonjol. Pada saat awal masa kanak-kanak
berakhir dan anak-anak siap masuk sekolah, pola kepribadiannya sudah dapat
dibedakan. Ada anak yang menjadi pemimpin dan ada yang sebagai pengikut; ada
yang kejam dan ada yang lembut; ada yang senang menonjolkan diri untuk menjadi
pusat perhatian dan sebagian lagi ada yang lebih senang menjauhkan diri dari perhatian;
ada yang egosentris yang hanya memikirkan tentang dirinya sendiri dan ada yang
emnyesuaikan diri dan berusaha untuk menjadi seperti anggota-anggota kelompok.
Individualitas dipengaruhi oleh berbagai
pengalaman sosial awal di luar rumah. Kalau pengalaman ini kurang menyenangkan,
anak cenderung menjadi tidak sosial dalam hubungannya dengan orang lain dan
cenderung mengimbangi dengan cara-cara yang tidak sosial seperti menghabiskan
waktu bermain dengan melihat televisi dan membayangkan dirinya seperti martir
yang dijemput oleh orang lain.
Bahaya pada awal
masa kanak-kanak
1.
Bahaya fisik
‐
Kematian
Kematian dalam awal masa kanak-kanak
lebih sering disebabkan karena kecelakaan daripada karena penyakit dan karena
anak laki-laki lebih bnayak mengalami kecelakaan daripada anak perempuan, maka
kematian anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan.
‐
Penyakit
Anak-anak sangat mudah terkena semua
jenis penyakit, tetapi yang paling umum adalah penyakit pernafasan. Sebagian
besar penyakit disebabkan karena sebab-sebab fisiologis, tetapi ada juga yang
penyebabnya psikosomatis dan akibat dari ketegangan keluarga.
‐
Kecelakaan
Kebanyakan anak-anak mengalami luka
iris, memar, radang, terbakar, patah tulang, otot kaku atau gangguan-gangguan
ringan lain sebagai akibat kecelakaan. Anak lain mengalami kecelakaan yang
lebih parah sehingga untuk beberapa saat atau untuk selamanya menderita
ketidakmampuan.
‐
Tidak menarik
Dengan
berjalannya masa kanak-kanak, anak-anak semakin tidak menarik sampai ia
memasuki masa akhir kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena beberapa hal.
Pertama, dengan berubahnya bentuk tubuh, anak-anak mulai terlihat kurus dan
janggal/kikuk; kedua, rambutnya menjadi lebih kasar dan susah diatur sehingga
penampilan anak-anak menjadi
kurang
rapi; ketiga, terdapat celah-celah di mulut dimana gigi tetap yang tumbuh
menggantikan gigi-gigi bayi yang tanggal tampaknya terlampau besar; keempat,
anak-anak lebih memperhatikan waktu-waktu yang menyenangkan daripada
memperhatikan kerapihan dan kebersihan. Dengan demikian anak-anak seringkali
tampak kotor dan tidak terawat.
Terlepas dari individu, orang bereaksi
positif terhadap anak yang tampak menarik dan beraksi negatif terhadap anak
yang tidak menarik.
‐
Kejanggalan
Seperti dijelaskan oleh Dare dan Gordon,
“anak-anak dari kodratnya tidak kagok atau kikuk dan setelah tahap anak kecil
dilampaui, gerakan yang anggun dari anak kelihatan menakjubkan. Sehingga anak
yang gerakannya kikuk dan tidak terkoordinasi akan merasa tidak berbahagia ”.
Kekakuan yang aneh ini mungkin disebabkan
kerusakan otak pada waktu lahir, keterbelakangan mental atau penyebab fisik
lain. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah bahwa anak-anak terhambat oleh
sikap orang tua yang snagat melindungi, ketakutan yang disebabkan kecelakaan
atau peringatan untuk berhati-hati, hambatan lingkungan atau kurangnya
kesempatan untuk berlatih. Akibatnya perkembanga motorik terlambat dan
anak-anak menampilkan kesan kaku dibandingkan teman-teman seusianya sehingga ia
tidak diikutsertakan dalam bermain. Ia akan menganggap bahwa teman-temannya
lebih baik, suatu perasaan yang akan berkembang menjadi perasaan rendah diri
atau minder.
‐
Kegemukan
Secara medis, anak-anak yang berat tubuh
dan bentuk tubuhnya 20 persen atau lebih diatas berat anak-anak normal yang
seusia, dianggap sebagai “gemuk” . kegemukan merupakan bahaya di tingkat usia
manapun juga. Pertama, kegemukan membahayakan kesehatan. Kedua, kegemukan
membahayakan penampilan tubuh yang menarik. Disamping itu kegemukan merupakan
bahaya dalam awal masa kanak-kanak karena ini adalah terbentuknya kebiasaan
makan.
‐
Tangan kidal
Menurut Herron “sepanjang sejarah,
tangan kiri mempunyai arti buruk.” Tidak ada alasan fisik mengapa tangan kidal
lebih buruk daripada tangan kanan.
Ada alasan lain mengapa
tangan kidal dianggap berbahya selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Kalau
anak yang bertangan kidal mempelajari keterampilan dari orang-orang yang tidak
kidal, ia barang kali menjadi bingung bagaimana harus meniru model bertangan
kanan.
2.
Bahaya psikologis
Berikut
akan dibahas sejumlah bahaya psikologis yang paling umum terjadi.
Ada 4 bahaya umum sehubungan dengan
kemampuan anak berkomunikasi. Pertama, orang lain tidak dapat mengharapkan
anak-anak untuk mengerti apa yang dikatakan apabila orang lain memakai
kata-kata yang tidak dimengerti anak-anak. Kedua, kalau mutu pembicaraan anak-anak
begitu buruk sehingga sulit dimengerti, kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain lebih terancam bahaya daripada kalau ia tidak mendengarkan apa yang
dikatakan kepadanya. Ketiga, berbahasa dua merupakan hambatan yang serius dalam
perkembangan sosial anak-anak. Keempat dan yang terparah menyangkut isi
pembicaraan anak.
‐
Bahaya
emosional.
Bahaya emosional awal masa kanak-kanak
yang besar kelihatan pada dominasi emosi yang kurang baik, terutama amarah.
Kalau anak mengalami terlalu banyak emosi yang kurang baik dan hanya sedikit
mengalami emosi-emosi yang menyenangkan maka hal ini akan menggganggu pandangan
hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik. Bahaya yang juga besar
terhadap penyesuaian pribadi dan sosial berupa ketidakmampuan untuk melakukan
emphatic complex. Hal ini disebabkan oleh 2 hal. Pertama, anak yang ketika bayi
tidak pernah mengalami perilaku akrab karena sedikitnya kesempatan untuk
memperoleh hubungan yang hangat dan stabil dengan ibu atau pengganti ibu.
Kedua, perkembangan kasih sayang yang terlampau kuat dari satu orang akan
menyebabkan anak merasa kurang aman dan gelisah pada saat perilaku orang yang
dicintai tampaknya mengancam, dalam hal tidak menyetujui perilaku yang keliru
atau kalau orang yang dicintai memberikan perhatian pada orang lain.
‐
Bahaya
sosial
Ada
sejumlah bahaya terhadap berkembangnya penyesuaian sosial yang baik pada awal
masa kanak-kanak, diantaranya ada 5 yang sangat sering terjadi dan sangat
serius. Pertama, kalau pembicaraan atau perilaku anak menyebabkan ia tidak
populer diantara teman-teman sebaya, ia tidak hanya akan merasa kesepian tetapi
yang lebih penting lagi ia kurang mempunyai kesempatan untuk belajar
berperilaku sesuai dengan harapan teman-teman sebaya. Kedua, anak yang secara
keras dipaksa untuk bermain sesuai dengan seksnya akan bertidak secara
berlebihan dan ini akan menjengkelkan teman-teman sebaya. Ketiga, sebagai
akibat perlakuan teman-teman sebayanya, anak mungkin dan seringkali
mengembangkan sikap sosial yang tidak sehat. Keempat, penggunaan teman khayalan
dan binatang peliharaan untuk mengimbangi kurangnya teman. Kelima, dorongan
orang tua untuk lebih banyak menggunakan waktu dengan anak-anak lain dan tidak
terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri.
‐
Bahaya
bermain
Kalau anak kurang
mempunyai teman bermain, baik disebabkan karena lingkungannya terpencil atau
karena tidak diterima oleh teman-teman bermain, ia terpaksa bermain sendiri.
Beberapa permainan sendiri cukup bermanfaat karena mengajarkan anak-anak untuk
berdiri sendiri. Di lain pihak, karena sosialisasi pada awal masa kanak-kanak
berkembang melalui bermain dengan teman-teman maka anak yang mempunyai sedikit
teman bermain akan kekurangan kesempatan untk belajar bersikap sosial. Anak
yang gemar menonton tv daripada bermain sendiri, akan memiliki teman yang
sedikit dan menghabiskan waktunya di depan layar televisi. Namun hal tersebut
seharusnya mendapat pengawasan dari orang tua supaya anak-anak mereka tidak
mudah dipengaruhi mengenai apa yang ditonton. Ada juga permainan yang tidak
memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas seperti seperangkat rumah
boneka atau kumpulan serdadu.
‐
Bahaya
dalam perkembangan konsep
Ada 3 bahaya umum dalam perkembangan
konsep selama periode awal masa kanak-kanak yaitu ketidaktepatan pengertian,
perkembangan konsep-konsep dibawah tingkat perkembangan teman sebayanya, dan
bobot emosi.
‐
Bahaya
moral
Ada
4 bahaya umum dalam perkembangan moral selama periode awal masa kanak-kanak
yaitu disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar
menyesuaikna diri dengan harapan sosial; jika anak tidak mendapat teguran dari
perbuatan yang melanggar maka hal ini akan mendorong anak untuk terus
mempertahankan perilaku yang salah; terlampau banyak penekanan pada hukuman pda
perilaku yang salah dan terlampau sedikit penekanan pada sikap yang kurnag baik
kepada orang-orang yang berkuasa, anak lebih sering dihukum daripada diberi
hadiah akan menjadi pemberontak dan ingin menentang orang yang menghukumnya;
anak yang terkena disiplin otoriter tidak dapat mengembangkan pengendalian
internal terhadap perilaku yang membentuk dasar bagi perkembangan lebih lanjut
hati nurani.
‐
Bahaya
dalam penggolongan peran seks
Ada 3 bahaya yang umum dan serius dalam
penggolongan peran seks selama awal masa kanak-kanak. Pertama, kalau anak tidak
belajar stereotip peran seks yang umumnya diterima oleh teman-temannya, baik
yang tradisional maupun yang sederajat, anak akan memandang perilaku secara
berbeda dengan pandangan teman-temannya. Kedua, kalau anak perempuan dilatih
untuk menesualikan dengan stereotip tradisional bagi kelompok perempuan, maka
secara tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita secara fisik dan
psikologis dipandang lebih rendah daripada kelompok pria. Ketiga, kegagalan
dalam penggolongan peran seks dapat merupakan hambatan sosial bagi anak
laki0laki maupun perempuan.
‐
Bahaya
dalam hubungan keluarga
Anak perempuan yang merasa
bahwa orang tua lebih menyukai anak laki-laki didalam keluarga, akan membenci
orang tua dan saudara laki-lakinya. Bagi anak laki-laki ancaman terbessar pada
hubungan orang tua anak pada awal masa kanak-kanak adalah kurangnya
identifikasi ayah dan kurangnya kehangatan emosional antara ayah dan anak yang
mendoorng terus berlangsungnya identifikasi anak dengan ibu dan berkembangnya
minat dan pola perilaku yang dapat . dianggap”banci” oleh teman-teman sebaya.
Ancaman lain terhadap hubungan orang tua anak yang baik adalah ibu yang bekerja
dan orang tua tiri. Kalau ibu yang bekerja dluar rumah, perawatan anak harus
diserahkan kepada sanak keluarga atau pengasuh bayaran atau anak harus
dititipkan ke pusat perawatan anak. Hubungan orang tua anak dipengaruhi oleh
orang tua tiri sebagian besar bergantung pada bagaimana perasaan anak mengenai
orang tua tiri itu. Bahaya keluarga yang sering terlupakan adalah pertengkaran
antar saudara, yang dapat disebabkankarena iri hati atau perbedaan minat.
Hubungan keluarga yang paling serius tetapi jarang terjadi adalah penganiayaan
anak.
‐
Bahaya
kepribadian
Bahya kepribadian yang paling serius
adalah perkembangan konsep diri yang paling baik yang dapat disebabkan
perlakuan anggota keluarga dan teman-teman, sebab adanya harapan-harapan yang
tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat mencapai tujuan
yang diletakkan oleh orang tua atau disebabkan egosentrisme yang kuat. Apapun
sebabnya, konsep diri yang kurang baik mudah berkembang pada awal masa
kanak-kanak. Sekali berkembang konsep tersebut sulit diatasi. Bahaya konsep
diri yang kurang baik adalah juga karena konsep tersebut cenderung menetap.
Aspek pola kepribadian tertentu berubah selama awal amasa kanak-kanak sebagai
akibat dari pematangan, pengalaman, da lingkungan sosial serta lingkungan
budaya dalam kehidupan anak. Perubahan biasanya bersifat kuantitatif, misalnya
sifat yang kurang disenangi cenderung semakin buruk dan bukannnya menghilang
dan diganti oleh sifat yang baru.
KEBAHAGIAAN
SELAMA AWAL MASA KANAK-KANAK
Beberapa kondisi
penting yang mendukung kebahagiaan dalam awal masa kanak-kanak :
‐
Kesehatan
yang baik
‐
Lingkungan yang merangsang anak
memperoleh kesempoatan untuk menggunakan kemampuannya
‐
Perilakunya yang kekanak-kanakan dan
mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar
berperilaku seacara sosial
‐
Kebijaksanaan dalam menegakkan disiplin
yang terencana dan dilaksanakan secara konsisten
‐
Harapan-harapan
yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak
‐
Mendorng kreativitas dalam bermain dan
menghindari cemooh atau kritik ayng tidak perlu yang dapat emngurangi semangat
anak untuk mencoba kreatif
‐
Diterima ileh saudara-saudara kandung
dan teman bermain sehingga anak sapat mengembangkan sikap ayng baik terhadap berbagai
kegiatan sosial
‐
Suasana gembira dan bahagia dirumah
sehingga anak akan belajar berusaha untuk mempertahankan suasana ini
‐
Prestasi dalam kegiatan yang penting
bagi anak dan dihargai oleh kelompok dengan siapa anak mengidentifikasikan diri
0 komentar:
Posting Komentar