A. Deskripsi
Sekolah
Nama
Sekolah : SMP N 2 Gamping
Alamat :
Jumlah
Guru BK : 4 Guru
Jumlah
Siswa : 607 Siswa
Fasilitas
sekolah :
v
Gedung
Sekolah
v
Labortorium
Komputer TIK
v
Laboratorium
Pembelajaran (MTK, IPA, dll)
v
Lapangan
Upacara
v
Lapangan
Basket
v
Lapangan
Volly
v
Aula
Permanen
v
Ruang
Guru
v
Ruang BK
v
Ruang
Tata Usaha
v
Ruang
Kepala Sekolah
v
Ruang
Kewirausahaan
v
Kamar
Mandi
v
Parkiran
v
Kantin
B. Identitas
Guru BK
1.
Koordinator
BK
Nama : Dra.
Mistianik
Usia : 60 Tahun
Lama
Mengajar : 6 Tahun di SMP
N 2 Gamping
Riwayat
Pendidikan : SD Katolik Malang
SMP
N Malang
SMEA N Pembina
IKIP PGRI Yogyakarta (FIP, PBB (Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan)
2.
Nama :Hj. Titin
Sunaryah,S.Pd
Usia :55
Tahun
Lama Mengajar :18
Tahun di SMP N 2 Gamping
Riwayat Pendidikan : SD Ngijon 2
SMP
N 1 Godean
SPG
Muhammadiyah 1
UAD
(D3)
S1
IKIP PGRI Yogyakarta
3.
Nama :
Darowiyah,S.Pd
Usia :53
Tahun
Lama Mengajar :10
Tahun di SMP N 2 Gamping
Riwayat Pendidikan : SD Muhammadiyah Ambarketawang
SMP
1 Godean
SMA
N Agromulyo
IKIP
PGRI Yogyakarta
4.
Nama :Sukiyati,
S.Pd
Usia :53
Tahun
Lama Mengajar :10
Tahun di SMP N 2 Gamping
Riwayat Pendidikan :SD N Petir 1 Gunung Kidul
SMP
N Ponjong Gunung Kidul
SMA
Taman Siswa
D3
Sarjana Muda Sarwi
IKIP
PGRI Yogyakarta
C.
Persepsi Kepala Sekolah Mengenai Peran BK
Kepala sekolah sangat mendukung dengan adanya
guru BK di sekolah karena guru BK sangat membantu siswa baik yang bermasalah
ataupun tidak, selain itu menurut kepala sekolah di SMP N 2 Gamping, guru BK di
sekolah tersebut sangat kompetitif dan sangat maksimal dalam menjalani
profesinya sebagai guru BK.
D.
Hasil Laporan
Materi layanan responsif bergatung pada masalah
atau kebutuhan siswa. Beberapa Masalah yang terdapat pada siswa di SMP N 2
Gamping antara lain membolos, tawuran, mengompas, minuman keras dan free sex.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa informasi yang dibutuhkan
siswa adalah informasi mengenai bahaya tawuran, minuman keras, pergaulan bebeas
dsb.
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi anak,
guru BK di SMP N 2 Gamping melakukan absen sebanyak dua kali yaitu pagi dan
sewaktu pulang sekolah, hal tersebut selain untuk mengetahui siswa yang
membolos juga mengantisipasi bertambahnya anak yang membolos.Guru BK juga
memiliki buku kasus, dimana dalam buku tersebut terdapat catatan kasus yang
pernah dimiliki siswa serta menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah).
1.
Strategi untuk Layanan Responsif
Menurut narasumber, guru bk harus paham dengan
anak, jadi jika ada anak yang pendiam dan tidak mau menceritakan masalahnya
guru bk memberinya kertas dan meminta siswa menceritakan masalahnya dalam
bentuk tulisan dan anak diminta untuk menceritakan semua secara kronologis.
2.
Konseling Individual atau Kelompok
Konseling individual biasanya dilakukan untuk
siswa-siswa yang memiliki masalah yang sangat rahasia. Konseling kelompok
biasanya dilaksanakan untuk masalah-masalah yang tidak bersifat pribadi.
3.
Referal (Alih Tangan Kasus)
Dari hasil wawancara dengan guru BK SMP N 2
Gamping, beliau hnya menceritakan satu siswa yang harus di referal ke panti
rehabilitasi karena anak tersebut mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
4.
Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang
dilakukan oleh siswa terhadap siswa lainnya. Bimbingan teman sebaya di SMP N 2
Gamping sulit dilaksanakan karena anak yang akan menjadi tutornya merasa takut
dengan ancaman-ancaman teman-temannya.
5.
Kolaborsi dengan Guru atau Wali Kelas
Guru BK melakukan kolaborasi dengan guru dan
wali kelas dalam hal absen, mengamati perilaku anak dan sebelum proses
konseling berlangsung harus ada komunikasi dari semua pihak terkait untuk
mengijinkan anak meninggalkan pelajaran selama proses konseling berlangsung.
6.
Kolaborasi dengan Orang Tua
Konselor memanggil orang tua siswa jika ada
siswa yang bermasalah. Segala permasalahan siswa dikomunikasikan dengan orang
tua siswa.
7.
Kolaborasi dengan Pihak-pihak Terkait
Guru BK menjalin kolaborasi dengan dinas
pendidikan dan MGBK (Musyawarah Guru BK). Hal ini dilakukan untuk mencarikan
beasiswa untuk siswa kurang mampu melalui dinas pendidikan dan memperluas
pengetahuan guru BK melalui MGBK.
8.
Konsultasi
Konselor melayani konsultasi bagi guru mata
pelajaran dan orang tua mengenai siswa yang bermasalah..
9.
Konferensi Kasus
Ketika siswa memiliki masalah yang sulit dan
besar maka dilakukan penyelesaian dan
perundingan dengan pihak-pihak lain seperti kepala sekolah, wali murid, guru BK
dan siswa yang bermasalah.
10.
Kunjungan Rumah
Guru BK melaukan kunjungan rumah untuk
mengetahui keadaan rumah siswa dan bagaimana keadaan keluarga siswa untuk
menambah informasi engenai siswa tersebut.
E.
Lampiran
a.
Foto-foto
b.
Skrip Wawancara
A: “Apakah ibu sudah mengenal program BK
perkembangan?”
B: “iya, sudah”
A: “Bagaimana pemahaman Ibu mengenai layanan
responsif?”
B: “Layanan responsif itu layanan yang paling
penting mbak, karena dalam layanan responsif itu kan guru BK bergabung dan
bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam menangani masalah siswa. Misalnya
bekerjasama dengan orang tua siswa, guru mata pelajaran dan nanti kalau
masalahnya sudah berat kita perlu konferensi kasus, menghadirkan anak yang
bermasalah, kepala sekolah dan wali murid siswa itu”
A: “Apakah Ibu sudah melaksanakan layanan
responsif?”
B: “Sudah mbak, apalagi ketika kami menghadapi
siswa yang bermasalah dan perlu direhabilitasi, kan itu termasuk dalam layanan
responsif yang referal. Sebagai guru BK juga ini jangan segan-segan untuk
berkoaborasi dengan orang tua ya mbak”
A: “Bagaimana metode yang ibu gunakan dalam
melaksanakan layanan responsif?”
B: “Ya kami mengadakan layanan konsultasi, dan
kita sebagai guru BK selalu siap ketika ada anak yang ingin konsultasi dengan
kami”
A: “Kemudian apa saja manfaat layanan responsif
tersebut menurut ibu?”
B:”Ya bermanfaat sekali karena layanan
responsif itu masa dimana kita harus benar-benar membantu siswa menyelesaikan
masalahnya, o ya kemudian guru BK itu harus tanggap dalam melihat gejala yang
ada pada siswa mbak, dan harus menindak lanjuti gejala yang terlihat tersebut”
A: “Kalau kendala dalam melaksanakan layanan
responsif ini apa Bu?”
B: “Kendalanya ya mungkin waktu kita ingin
bertemu dengan orang tua siswa tetapi orang tua tersebut tidak mempunyai
kesempatan atau sebaliknya ketika saya ada tidak ada kesempatan malah orang tua
siswa ada waktu. Kemudian masalah untuk konseling pada siswa karena kan kalau
waktu pelajaran nanti siswa ketinggalan pelajaran kalau waktu istirahat nanti
kasihan siswa juga suda penat saat pelajaran malah ke BK kalau mau pulang
sekolah siswanya juga sudah capek. Jadi kendala waktu mbak terutama”.
A: “Bagaimana peran sekolah meliputi kepala sekolah dan guru lain
dalam keoptimalan layanan BK?”
B: “Kepala sekolah disini sangat tanggap dengan program BK mbak,
jadi ketika kami harus menyelesaikan masalah dengan konfresi kasus ya kepala
sekolah datang dan kebetulan ketika kami membutuhkan benda-benda yang menunjang
pelayanan BK ya di kasih, untuk guru lain ya mereka membantu memberi informasi
kepada kita mengenai bagaimana sikap-sikap anak sehari-hari, dan membantu
menambah informasi mengenai siswa yang bermasalah jika diampu juga oleh guru
tersebut”.
A: “Kemudian pertayaan terakhir bu, apakah ibu pernah melakukan
tutor sebaya dengan siswa ibu?”
B: “Kalau itu sulit dilakukan mbak karena nanti anak yang jadi
pembicaranya juga takut terancam oleh teman-teman yang lain.
A: “Baik kalau begitu sekian wawancara dari saya bu, terima kasih
sudah meluangkan waktunya untuk saya.
B: “Iya sama-sama, tidak apa-apa mbak kami juga senang-senang saja
kok”.
F.
Kesimpulan
a.
Saran
untuk pendidik
·
Memperluas
pengetahuan mengenai BK meski ilmunya sudah banyak
·
Ikhlas
menjalankan pekerjaannya
·
Lebih
bersikap terbuka dan bersahabat dengan siswa-siswa.
b.
Saran
untuk mahasiswa
·
Belajar
sunggug-sungguh, manfaatkan materi kuliah yang sekarang didapat karena itu
adalah bekal kelak jika menjadi guru BK.
·
Mencari
berbagai pengetahuan mengenai keBKan, ilmu tidak harus selalu dari mata kuliah
0 komentar:
Posting Komentar