Selasa, 03 September 2013

METACOGNITIVE DEVELOPMENT


METACOGNITIVE DEVELOPMENT

1.     Metakognitif
            Metakognisi didefinisikan sebagai " kognisi tentang kognisi ", atau" mengetahui tentang mengetahui. "Hal ini dapat mengambil banyak bentuk,. itu termasuk pengetahuan tentang kapan dan bagaimana menggunakan strategi tertentu untuk belajar atau untuk pemecahan masalah [1] Pada umumnya ada dua komponen dari metakognisi: pengetahuan tentang kognisi, dan regulasi kognisi. 

            Metamemory , didefinisikan sebagai mengetahui tentang memori dan strategi mnemonic, adalah bentuk sangat penting dari metakognisi.  Perbedaan dalam pengolahan metakognitif lintas budaya belum dipelajari secara luas, tapi bisa memberikan hasil yang lebih baik di lintas-budaya pembelajaran antara guru dan siswa. 

            Metakognisi juga berpikir proses berpikir sendiri tentang seseorang seperti kemampuan belajar, kemampuan memori, dan kemampuan untuk memonitor pembelajaran. Konsep ini perlu secara eksplisit diajarkan bersama dengan instruksi konten. Pengetahuan metakognitif adalah tentang proses kognitif kita sendiri dan pemahaman kita tentang bagaimana untuk mengatur proses-proses untuk memaksimalkan pembelajaran. Beberapa jenis pengetahuan metakognitif akan mencakup: 1. Orang pengetahuan (knowledge declaritive) yang memahami kemampuan sendiri. 2. Pengetahuan Tugas (pengetahuan prosedural) yang adalah bagaimana seseorang mempersepsi kesulitan tugas yang merupakan isi, panjang, dan jenis tugas. 3. Strategi pengetahuan (pengetahuan kondisional) yang merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan strategi untuk mempelajari informasi. Anak-anak kecil tidak terlalu pandai dalam hal ini, tidak sampai SD atas di mana siswa mulai mengembangkan pemahaman tentang strategi yang akan efektif.

Metakognisi diklasifikasikan menjadi tiga komponen: 
1.     Metakognitif pengetahuan (juga disebut kesadaran metakognitif) adalah apa yang orang tahu tentang diri mereka sendiri dan orang lain sebagai prosesor kognitif.
2.   Peraturan metakognitif adalah regulasi kognisi dan pengalaman belajar melalui serangkaian kegiatan yang membantu orang mengendalikan pembelajaran mereka.
3.   Pengalaman metakognitif adalah pengalaman-pengalaman yang ada hubungannya dengan saat ini, sedang berlangsung upaya kognitif.
            Metakognisi mengacu pada tingkat pemikiran yang melibatkan kontrol aktif selama proses pemikiran yang digunakan dalam situasi belajar. Perencanaan cara untuk mendekati tugas belajar, memantau pemahaman, dan mengevaluasi kemajuan terhadap penyelesaian tugas: ini adalah keterampilan yang metakognitif di alam mereka.
            Metakognisi meliputi setidaknya tiga jenis kesadaran metakognitif ketika mempertimbangkan pengetahuan metakognitif: 
1.     Pengetahuan deklaratif:. Mengacu pada pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pembelajar dan tentang apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang  . pengetahuan deklaratif juga dapat disebut sebagai "pengetahuan dunia" 
2.   Pengetahuan Prosedural: mengacu pada pengetahuan tentang melakukan sesuatu. Jenis pengetahuan ditampilkan sebagai heuristik dan strategi.  Sebuah tingkat tinggi pengetahuan prosedural dapat memungkinkan individu untuk melakukan tugas-tugas yang lebih otomatis. Hal ini dicapai melalui berbagai macam strategi yang dapat diakses lebih efisien. 
3.   Pengetahuan Bersyarat: mengacu mengetahui kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural.  Hal ini memungkinkan siswa untuk mengalokasikan sumber daya mereka ketika menggunakan strategi. Hal ini pada gilirannya memungkinkan strategi untuk menjadi lebih efektif. 
Serupa dengan pengetahuan metakognitif, regulasi metakognitif atau "peraturan kognisi" berisi tiga keterampilan penting yang penting.
1.     Perencanaan: mengacu pada pilihan yang sesuai strategi dan alokasi sumber daya yang benar yang mempengaruhi kinerja tugas.
2.   Pemantauan: mengacu pada kesadaran seseorang kinerja pemahaman dan tugas
3.   Mengevaluasi: mengacu menilai produk akhir dari tugas dan efisiensi di mana tugas dilakukan. Hal ini dapat mencakup kembali mengevaluasi strategi yang digunakan.
            Demikian pula, menjaga motivasi untuk melihat tugas sampai selesai juga merupakan keterampilan metakognitif. Kemampuan untuk menyadari mengganggu rangsangan - baik internal maupun eksternal - dan mempertahankan usaha dari waktu ke waktu juga melibatkan metakognitif atau fungsi eksekutif . Teori bahwa metakognisi memiliki peran penting untuk bermain dalam pembelajaran berarti sukses adalah penting bahwa hal itu akan ditunjukkan oleh para siswa dan guru.
           
2.   Perbedaan kognitif dengan metakognitif
                Strategi kognitif merupakan aktivitas yang dilakukan dalam menyelesaikan persoalan baik konseptual maupun kontekstual, sedangkan strategi metakognitif merupakan informasi mengenai aktivitas atau kemajuan yang dicapai. Strategi kognitif membantu dalam mencapai tujuan, sedangkan strategi metakognitif memonitor kemajuan yang dicapai (M. Clarawesti, Kompas 12 Februari 2006). Dengan demikian metakognitif merupakan landasan bagi strategi kognitif itu sendiri.
            Menurut Preisseisen (dalam Paulinna Panen, dkk, 2001) , metakognisi terdiri atas empat keterampilan yakni problems solvingdecision makingcritical thinking, dan creative thinkingproblems solving merupakan kemampuan individu dalam memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling efektif. Untuk menjadi problems solver yang handal dibutuhkan jam terbang yang tinggi, dan di sini diperlukan penguasaan metode keilmuan sebagai pisau bedah terhadap masalah yang dihadapi.

            Decision making merupakan kemampuan individu untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Keputusan yang diambil tentunya berdasar pengalaman atau informasi, pertimbangan etika dan tata nilai, dan disertai alasan-alasan rasional. Kemampuan dalam decision making dapat menggambarkan tingkat kematangan dan kebijaksanaan seseorang. Critical thinking merupakan kemampuan individu untuk berfikir kritis dalam menanggapi suatu konsep, pendapat, dan kebijakan. Berfikir kritis tentunya mendasarkan pada logika rasional, dan mampu membaca kesenjangan antara konsep dengan realitas, antara das solen dengan das seinatau menganalisis dengan mendasarkan pada sesuatu yang sifatnya given dari Tuhan.

            Creative thinking merupakan kemampuan individu untuk berfikir kreatif atau mencipta dan memodifikasi sesuatu yang baru dengan mendasarkan pada konsep-konsep, hukum-hukum, logika, dan intuisi yang dimiliki. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu-kesatuan yang terintegrasi, artinya pada saat seseorang memecahkan masalah maka dengan sendirinya individu tersebut telah melakukan tindakan pengambilan keputusan berdasarkan nalar kritisnya dan dikreasi dengan dirinya.
3.       META STRATEGI
            "Meta-Strategis Pengetahuan (MSK) adalah komponen sub-metakognisi yang didefinisikan sebagai pengetahuan umum tentang strategi berpikir tingkat tinggi." MSK telah didefinisikan sebagai "pengetahuan umum tentang prosedur kognitif yang sedang dimanipulasi". Pengetahuan yang terlibat dalam MSK terdiri dari "membuat generalisasi dan aturan gambar mengenai strategi berpikir" dan "penamaan" strategi pemikiran . "Tindakan sadar penting dari strategi meta-statis adalah" sadar "kesadaran bahwa satu melakukan bentuk pemikiran tingkat tinggi. MSK adalah kesadaran jenis strategi berpikir yang digunakan dalam kasus tertentu dan terdiri dari kemampuan berikut: membuat generalisasi dan menggambar aturan mengenai strategi berpikir, penamaan strategi berpikir, menjelaskan kapan, mengapa dan bagaimana suatu strategi berpikir harus digunakan, ketika tidak boleh digunakan, apa kelemahan dari tidak menggunakan strategi yang tepat, dan apa karakteristik tugas panggilan untuk penggunaan strategi . MSK berkaitan dengan gambaran yang lebih luas dari masalah konseptual. Ini menciptakan aturan untuk menggambarkan dan memahami dunia fisik di sekitar orang-orang yang memanfaatkan proses ini disebut Higher-order berpikir . Ini adalah kemampuan individu untuk membongkar masalah kompleks untuk memahami komponen dalam masalah. Ini adalah blok bangunan untuk memahami 'gambaran besar' (dari masalah utama) melalui refleksi dan pemecahan masalah.
            Teori Pikiran: Memahami pikiran dan "metal dunia" Karakteristik Teori Pikiran: 1. Salah keyakinan - Memahami bahwa keyakinan adalah hanya salah satu dari banyak dan dapat palsu 2. Penampilan - perbedaan realitas - Sesuatu mungkin terlihat salah satu cara tetapi mungkin sesuatu yang lain 3. Perspektif mengambil Visual - Pandangan benda fisik berbeda berdasarkan perspektif 4.Introspeksi - Kesadaran Anak dan pemahaman pikiran mereka sendiri.


Metode yang digunakan yaitu Microgenetic, dimana proses perubahan yang diamati langsung secara berulang-ulang.

4.    Peranan Metakognitif terhadap keberhasilan belajar
Metakognitif pada dasarnya adalah kemampuan belajar bagaimana seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya dpertimbangkan dan dilakukan akivitas-aktivitas berikut (Taccasu Project, 2008):
a.    Mengembangkan suatu rencana kegiatan belajar.
b.    Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya berkenaan dengan kegiatan belajar.
c.    Menyusun suatu program belajar untuk konsep, keterampilan, dan ide-ide baru.
d.    Mengidentifikasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai sumber belajar.
e.    Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber belajar.
f.     Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok.
g.    Belajar dari dan bagaimana mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu yang telah berhasil dalam bidang tertentu.
h.    Memahami factor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya.

0 komentar: