PEMBAHASAN
Masa
usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya,
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan
kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan
psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia
pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak
mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping
itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.
Piaget
mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu :
(a) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun,
(c) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional
formal usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah
dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan
pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak
mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan
mampu melakukan konservasi.
A.
Perkembangan
Anak Usia SD
1.
Pertumbuhan
Fisik atau Jasmani
a) Perkembangan
fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usianya relative sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relative sama
pula. Sedangkan anak-anak yang berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua
terhadap anak, kebiasaan hidup, dll.
b) Nutrisi
dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan pertumbuhan fisik anak lamban, kurang berdaya dan tidak
aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang
menunjang, perlakuan orang tua dan kebiasaan hidup yang baik akan menunjang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
c) Olahraga
juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang
berolahraga dan tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan
berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
2.
Perkembangan
Intelektual dan Emosional
a) Perkembangan intelektual anak sangat
tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran
jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan
intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki
kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi
dengan teman-temannya.
b) Perkembangan emosional berbeda satu
sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan
dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan
emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan
bangsa.
c) Perkembangan
emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan
faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak
yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang
sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya
sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya.
Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu
menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi
keseimbangan emosional anak.
d) Perlakuan saudara serumah
(kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang
peranan penting pada perkembangan emosional anak.
e) Dalam mengatasi berbagai masalah
yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua
berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan
sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan
pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang
dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
f) Stres juga dapat disebabkan oleh
penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua,
keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua
yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering
kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh
melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan,
penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama
anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.
3.
Perkembangan
Bahasa
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4-5 bulan. Orang
tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari
yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap
sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing
anaknya.
a)
sebagai pemuas kebutuhan,
b)
sebagai alat untuk menarik orang
lain,
c)
sebagai alat untuk membina hubungan
sosial,
d)
sebagai alat untuk mengevaluasi diri
sendiri,
e)
untuk dapat mempengaruhi pikiran dan
perasaan orang lain,
f)
untuk mempengaruhi perilaku orang
lain.
a)
kematangan alat berbicara,
b)
kesiapan mental,
c)
adanya model yang baik untuk
dicontoh oleh anak,
d)
kesempatan berlatih,
e)
motivasi untuk belajar dan berlatih
dan
f)
bimbingan dari orang tua.
Di samping adanya berbagai dukungan
tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu:
a)
anak cengeng,
b)
anak sulit memahami isi pembicaraan
orang lain.
4. Perkembangan
Moral, Sosial dan Sikap
a)
Kepada orang tua sangat dianjurkan
bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul
dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi
anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui
pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
b)
Terdapat bermacam hadiah yang sering
kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah
tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih
positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.
c)
Fungsi hadiah bagi anak, antara
lain:
(a) memiliki nilai pendidikan,
(b) memberikan motivasi kepada anak,
(c) memperkuat perilaku dan
d)
Fungsi hukuman yang diberikan kepada
anak adalah:
(a) fungsi restruktif,
(b) fungsi pendidikan,
e)
Syarat pemberian hukuman adalah:
(a) segera diberikan,
(b) konsisten,
(c) konstruktif,
(d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak
melainkan kepada perbuatannya,
(e) harus disertai alasan,
(f) sebagai alat kontrol diri,
(g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
B.
Karakeristik
Anak Usia SD
1.
Senang
Bermain
Maksudnya dalam usia yang masih dini anak
cenderung untuk ingin bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain
karena anak masih polos yang dia tahu hanya bermain maka dari itu agar tidak
megalami masa kecil kurang bahagia anak tidak boleh dibatasi dalam bermain.
Sebagai calon guru SD kita harus mengetahui karakter anak sehingga dalam penerapan
metode atau model pembelajaran bisa sesuai dan mencapai sasaran, misalnya model
pembelajran yang santai namun serius, bermain sambil belajar, serta dalam menyusun
jadwal pelajaran yang berat(IPA, matematika dll.) dengan diselingi pelajaran
yang ringan(keterampilan, olahraga dll.)
2.
Senang
Bergerak
Anak senang bergerak maksudnya dalam masa
pertumbuhan fisik dan mentalnya anak menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini
bahkan seperti merasa tidak capek mereka tidak mau diam dan duduk saja menurut
pengamatan para ahli anak duduk tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, kita sebagai calon guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Mungkin dengan permaianan, olahraga
dan lain sebagainya.
3.
Anak
Senang Bekerja dalam Kelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya
sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social
yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka
membentuk suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak
dapat belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab,
belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah
raga, belajar keadilan dan demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita
sebagai calon guru agar menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak
mendapatkan pelajaran seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat
suatu kelompok kecil misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena
terdapat banyak perbedaan pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan mengurangi
pertengkaran antar anak dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan
tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak
menjadi lebih menghargai pendapat orang lain juga.
4.
Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu
secara langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif,
anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di
sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus
dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal
yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis kelamin, moral,
dan sebagainya. Dengan demikian kita sebagai calon guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin,
dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.
5.
Anak
Cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan
manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka
masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Di sini sebagai calon guru SD
maka kita harus membuat metode pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar
kita dapat selalu membmbing dan mengarahkan anak, membentuk mental anak agar
tidak cengeng.
6.
Anak
Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah
dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau
menggunakan metode yang tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak
dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran
yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuma berbicara didepan
membuat anak malah tidak pmemahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya.
7.
Senang
Diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak
biasanya mencari perhatian teman atau gurunya mereka senang apabila orang lain
memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
Di sini peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan
metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab
atau bertantya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
8.
Senang
Meniru
Dalam kehidupan sehari hari anak mencari
suatu figur yang sering dia lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa
yang dilakukan dan dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam
kehidupan nyata banyak anak yang terpengaruh acara televisi dan menirukan
adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smack down yang dulu ditayangkan
sekarang sudah ditiadakan karena ada berita anak yang melakukan gerakan dalam
smack down pada temannya, yang akhirnya membuat temannya terluka. Namun
sekarang acara televisi sudah dipilah-pilah utuk siapa acara itu ditonton
sebagai calon guru kita hanya dapat mengarahkan orang tua agar selalu mengawasi
anaknya saat dirumah. Contoh lain yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang
menjadi pusat perhatian dari anak didiknya. Kita sebagai calon guru harus
menjaga tindakan, sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat
memberikan contoh yang baik untuk anak didik kita.
C.
Ciri-Ciri
Anak Usia SD
Nasution
(1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa
sifat khas sebagai berikut :
1) adanya
minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit,
2) amat
realistik, ingin tahu dan ingin belajar,
3) menjelang
akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh
ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya
faktor-faktor,
4) pada
umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan
sendiri,
5) pada
masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi sekolah,
6) anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain
bersama-sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Sungkar, Farida
Salim.2011.Psikologi Perkembangan 1. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar