Selasa, 03 September 2013

PERENCANAAN INDIVIDUAL DAN DUKUNGAN SISTEM


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….1
BAB I : Pendahuluan…………………………………………………………………….2
BAB II : Pembahasan
            Perencanaan Individual…………………………………………………………4
            Dukungan Sistem………………………………………………………………...7
BAB III : Penutup………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...12



BAB I
PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
          Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno dan Erman Amti, 2004: 99). Sedangkan Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
            Dari uraian diatas dapat dirumuskan pengertian Bimbingan dan Konseling ialah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
            Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, sistem administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.

2
            Bantuan konselor sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
            Dalam konteks pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling, ada 4 macam komponen program layanan Bimbingan dan Konseling. Namun, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut 2 Komponen program Bimbingan dan Konseling yang berpengaruh dalam layanan.

2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, yaitu:
1)    Apa Pengertian dan Tujuan dari  Perencanaan Individual?
2)    Apa Pengertian dan Tujuan dari Dukungan Sistem?

3.   Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1)    Sebagai calon konselor diharapkan memahami layanan yang harus diberikan kepada konseli.
2)    Sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah manajemen BK.

4.   Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1)    Menambah referensi pengetahuan khususnya dalam manajemen BK.
2)    Bagi konselor, dapat menyusun program bimbingan yang berlandaskan pada kerangka acuan layanan dasar bimbingan konseling.


BAB II
PEMBAHASAN

1.   Perencanaan Individual
A.  Pengertian
            Perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
            Dalam perencanaan individual, konselor sekolah mengkoordinasikan kegiatan secara sistemik dan berkelanjutan serta dirancang untuk membantu siswa secara individual dalam menetapkan tujuan pribadi dan mengembangkan rencana mereka di masa depan. Konselor sekolah mengkoordinasikan kegiatan bantuan bagi seluruh rencana siswa, mengawasi dan menangani proses belajar siswa termasuk menemukan kompetensi dalam area akademis, karir dan perkembangan pribadi-sosialnya. Dalam komponen ini siswa mengevaluasi tujuan edukasional, okupasional dan tujuan personal mereka. Konselor sekolah membantu siswa membuat pilihan dari sekolah ke sekolah, sekolah ke pekerjaan maupun sekolah ke pendidikan tinggi atau karir setelah mereka lulus dari suatu sekolah.

B.  Tujuan
            Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1). Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya  (2). Mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar dan karir

(3). Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya (Syamsu Yusuf, 2010:85)
            Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosialpribadi oleh dirinya sendiri. Isi layanan perencanaan individual adalah halhal yang menjadi kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli, pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masingmasing konseli.

C.  Strategi
Perencanaan individual bagi siswa diimplementasikan melalui beberapa strategi sebagai berikut (Uman Suherman : 2009) :
1)    Penilaian individual / kelompok kecil
            Konselor sekolah mengadakan analisis dan evaluasi terhadap kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan data lainnya sering digunakan sebagai dasar bagi pemberian bantuan pada siswa dalam mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang mereka.
2)    Pemberian saran pada individual / kelompok kecil
            Konselor sekolah member saran pada siswa dengan menggunakan informasi pribadi / sosial karir dan pasar tenaga kerja dalam perencanaan tujuan pribadi, edukasional dan okupasional siswa.

  
D.  Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karier, dan social-pribadi. Secara rinci, cakupan focus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek: 1). Akademik. Meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pendidikan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat. 2). Karir. Meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif, da 3). Sosial-Pribadi. Meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan social yang efektif.

E.  Contoh Topik
·         Review skor tes, interpretasi dan analisis.
·         Promosi dan retensi informasi.
·         Kesadaran karir.
·         Survei dan interview dengan siswa senior dan alumni.
·         Seleksi persoalan tahunan.
·         Bantuan financial.
·         Perangkat pengungkap minat.
·         Keterampilan social.
·         Strategi penguasaan tes.
·         Seleksi perguruan tinggi.
·         Bayangan pekerjaan.
·         Penetapan rencana bagi siswa senior.
·         Review terhadap rencana-rencana yang berkaitan dengan tingkah laku.


2.   Dukungan Sistem
A.  Pengertian
      Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur, dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik
     Dukungan sistem terdiri atas aktivitas manajemen yang membentuk, memelihara dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi bimbingan dan konseling sekolah secara keseluruhan. Konselor sekolah menggunakan keterampilan kepemimpinan serta advokasi mereka untuk mempromosikan perubahan yang sistemik dengan cara berkontribusi dalam aspek-aspek seperti dibawah ini:
1.    Pengembangan profesional: konselor sekolah terlibat secara rutin dalam memperbaharui dan membagi pengetahuan serta keterampilan profesional mereka melalui :
a)    Pelatihan in-servis : konselor sekolah menghadiri pelatihan in-servis sekolah untuk menjamin keterampilan mereka akan diperbaharui di bidang pengembangan kurikulum, teknologi dan analisis data. Mereka juga diberikan pengajaran in-servis yang ada dalam kurikulum bimbingan dan konseling sekolah serta bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan sekolah dan masyarakat.
b)    Keanggotaan asosiasi profesional: seiring dengan konsep dan orientasi bimbingan dan konseling sekolah yang terus berubah dan berkembang, konselor sekolah dapat meningkatkan  kompetensi mereka dengan cara mengikuti konferensi dan pertemuan- pertemuan  asosiasi profesional.

c)    Pendidikan pasca kelulusan: sejalan dengan penyelesaian rangkaian pekerjaan di sekolah, konselor sekolah hendaknya menambah wawasan dan kemampuan dengan mengikuti pendidikan lanjutan yang berkontribusi terhadap kualitas profesinya.

2.    Konsultasi, kolaborasi dan pembentukan kelompok: melalui konsultasi, pembentukan partner, kolaborasi dan pembentukan kelompok, konselor sekolah memberikan kontribusi penting bagi sistem sekolah.
a)    Konsultasi: konselor hendaknya berkonsultasi dengan guru, staf sekolah dan orangtua/wali siswa secara rutin dengan tujuan untuk memperoleh informasi, memberi dukungan pada komunitas sekolah dan untuk menerima umpan balik atas kebutuhan siswa.
b)    Pembentukan partner dengan staf, orangtua/wali serta masyarakat terkait: hal ini melibatkan orientasi staf, orangtua/wali, dunia bisnis dan industri, organisasi sosial serta anggota masyarakat dalam program konseling sekolah yang komprehensif melalui aktivitas seperti partnership, media lokal, surat kabar, dan presentasi.
c)    Pengembangan jaringan: aktivitas yang termasuk dalam area ini dirancang untuk membantu konselor agar mendapat pengetahuan tentang sumber daya dalam masyarakat, agen referral, situs-situs, kesempatan kerja dan informasi tentang bursa kerja lokal. Hal ini bisa juga mencakup kunjungan konselor ke lembaga bisnis-bisnis lokal, industri dan agen atas dasar kebiasaan.

d)    Badan penasehat: konselor sekolah aktif dalam pelayanan di badan-badan penasehat, komite masyarakat dan sebagainya dengan cara mendukung program-program lain di dalam sekolah dan masyarakat,  maka konselor sekolah akan mendapatkan dukungan bagi program bimbingan dan konseling sekolah.

B.  Strategi
1.    Pengembangan Professional
            Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
2.    Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
            Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

9
3.    Manajemen Program
            Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Perencanaan Individual dan Dukungan Sistem merupakan dua dari empat program layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Perencanaan Individual dan dukungan system merupakan hal yang  penting dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling.  Namun, pengelolaan layanan bimbingan dan konseling harus merujuk pada konsep dasar dan fungsi-fungsi manajemen agar layanan bimbingan dan konseling tertata dan berjalan dengan rapi demi mencapai suatu tujuan yaitu mengoptimalkan peserta didik agar dapat mengarahkan, mengatur, serta mengerti akan dirinya sendiri juga dapat mengambil keputusan secara mandiri namun terarah dan tepat.


DAFTAR PUSTAKA


Yusuf, Syamsu dan Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

0 komentar: