Pendahuluan
Unit 4 ini akan membahas teknik-teknik yang dapat Anda gunakan
untuk memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya dan
selengkap-lengkapnya tentang peserta didik dan lingkungannya.
Pengumpulan data ini penting dilakukan untuk dapat membantu para peserta didik
agar dapat berkembang secara optimal. Setiap peserta didik, aktif dan
berkembang menurut polanya sendiri-sendiri karena setiap mereka mempunyai
perbedaan-perbedaan yang sangat pribadi yang disebut sebagai
individual defferences. Adanya
perbedaan-perbedaan tersebut
merupakan tantangan untuk dimengerti. Siapa saja yang perlu mengerti hal ini?
Tentu saja peserta didik itu sendiri, orang tua, guru, konselor, kepala sekolah
dan sebagainya.
Untuk dapat menerima peserta didik
sebagai individu, diperlukan pengertian tentang peserta didik tersebut dan
dunianya, di mana peserta didik merupakan pribadi yang berinteraksi. Mengerti,
menghormati, dan menerima para peserta didik adalah juga merupakan tugas
seorang guru.
Pada dasarnya teknik pengenalan dan
pemahaman individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: teknik tes dan teknik
nontes. Pada bagian ini, kita hanya akan membahas tentang teknik nontes sebagai
teknik mengenal dan memahami individu.
Teknik nontes merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah.
Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat
dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah
maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan
lainnya.Teknik nontes yang akan kita bahas bersama dalam unit 4 ini adalah:
observasi, angket, wawancara, dan sosiometri.
Subunit 1
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 1
Observasi
P emahaman terhadap
peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan data. Salah
satunya adalah teknik observasi/pengamatan.
Observasi merupakan teknik
yang sederhana dan tidak menuntut keahlian yang luar biasa untuk dapat
melakukannya. Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau pun insidental.
Observasi yang terencana, dipersiapkan secara sistematis baik mengenai waktu, tujuan,
ala,t maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Observasi insidental dilakukan
sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik. Proses observasi atau
pengamatan ini memerlukan kecermatan sehingga diperoleh data tingkah laku yang
objektif.
Pengertian Observasi
Observasi
atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau
informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh
data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa
yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Gulo (2005) mengatakan bahwa
pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
pengamatan.
Jenis Teknik Observasi
Pada
intinya pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya,
observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam.
1. Observasi partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer
(pengamat) dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh
objek yang diobservasi (observee).
2. Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih
dahulu aspek-aspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat
yang dipakai.
3. Observasi eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk
mengetahui perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi
yang sengaja diadakan.
4 - 2 Unit 4
Berdasarkan hubungan observer
(pengamat) dengan kelompok yang diamatinya (observee), observasi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.
Partisipan penuh
Pengamat menyamakan diri
dengan orang yang diobservasi. Dengan demikian, observer dapat merasakan dan
menghayati apa yang dialami oleh observee. Tidak jarang seorang observer
tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang
cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang
bersangkutan.
b.
Observer sebagai
pengamat
Masing-masing pihak, baik
observer maupun observee, menyadari peranannya. Observer sebagai
pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai pengamat, dan observee
menyadari bahwa dirinya adalah obyek pengamatan. Oleh karena itu, observer
membatasi aktivitasnya dalam kelompok observee.
c.
Observer sebagai
partisipan
Observer hanya berpartisipasi sepanjang yang
dibutuhkan dalam “penelitian”nya.
d.
Pengamat sempurna (complete observer)
Observer hanya mejadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia
mempunyai jarak dengan observee.
Persoalan-persoalan yang perlu
diperhatikan pada pengamatan, terutama karena metode ini sangat mengAndalkan
“penglihatan” (mata) dan “pendengaran” (telinga). Dari kedua alat indera itu,
mata punya peranan yang lebih dominan. Oleh karena itu, perlu disadari
keterbatasan dari alat penglihatan ini.
a. Harus dipercaya bahwa alat penglihatannya baik dan dapat menangkap
fakta dengan benar.
b. Penglihatan orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, misalnya
tidak mampu melihat jarak yang jauh, atau terjadi bias penglihatan;
c.
Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut
Pedoman Observasi
Agar data yang dikumpulkan melalui
observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pedoman
observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi antara lain: (1) daftar cek (checklist);
(2) skala penilaian (rating scale); (3) catatan anekdot (anecdotal
records); (4) alat-alat mekanik (mechanical devices).
Pedoman observasi ini dibuat sedemikian
jelas dan detil sehingga mempermudah bagi siapa pun yang memakai. Untuk
keperluan memahami individu, pedoman ini akan dipakai oleh wali kelas,
guru-guru, konselor, dan personil sekolah yang lain.
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 3
Daftar Cek (checklist)
Daftar cek adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek
yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu
yang sedang diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu
daftar sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal membubuhkan
tAnda cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat
perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar cek ini
dapat digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu.
Gejala-gejala perilaku atau tingkah laku seseorang yang dapat
diobservasi dengan teknik ini antara lain: kebiasaan belajar, aktivitas belajar
dan bekerja, kepemimpinan dan kerjasama, pergaulan, dan topik lain yang relevan
dengan kegiatan akademik dan nonakademik dalam kehidupan sekolah.
Contoh pedoman
observasi dengan menggunakan metode daftar cek:
Pedoman Observasi: Daftar Cek (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama :
……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6.
Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7.
Tempat observasi : …………………………………………….
8.
Waktu :
…………………………………………….
II.
Aspek yang diobservasi :
Aktivitas belajar seorang siswa di kelas pada jam pelajaran
matematika.
III.
Petunjuk :
Berilah
tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak
pada individu yang diobservasi
Tabel 4.1
No.
|
Pernyataan (sub-sub variabel)
|
Kemunculan (Ya)
|
||
4 - 4
|
Unit 4
|
1.
|
Membuka
buku paket matematika
|
|
2.
|
Berbincang
dengan teman
|
|
3.
|
Bertanya
kepada guru tentang materi pelajaran
|
|
4.
|
Berdiskusi dengan
beberapa teman tentang
materi
|
|
pelajaran
|
||
5.
|
Mendengarkan
penjelasan guru
|
|
6.
|
Mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
|
Skala Penilaian (rating scale)
Skala
penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek. Jika daftar cek untuk
memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada
skala penilaian didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala
penilaian merupakan alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan, dan menilai individu atau situasi. Dalam skala
penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala.
Skala
penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah
laku atau sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya
memberikan tAnda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu
muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan
menggo-longkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis. Skala
penilaian deskriptif adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati
gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi dalam mana alternatif
skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Skala penilaian grafis adalah suatu
alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah
laku individu atau situasi di mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk
grafis (garis).
Contoh
pedoman observasi dengan menggunakan metode skala penilaian dapat dilihat di
halaman berikut ini.
Pedoman Observasi: Skala Penilaian Kuantitatif (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama : ……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen :
……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir :
…………………………………………….
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 5
6.
Hari/ tgl observasi
|
:
…………………………………………….
|
7.
Tempat observasi
|
:
…………………………………………….
|
8.
Waktu
|
:
…………………………………………….
|
II.
Aspek yang diobservasi :
Aktivitas belajar seorang siswa di kelas pada jam pelajaran
matematika.
III.
Petunjuk :
Lingkarilah angka-angka di bawah ini sesuai dengan yang Anda
amati.
Tabel 4.2
Pernyataan
|
Alternatif
|
|||||||||||||
Nilai 4
|
Nilai 3
|
Nilai 2
|
Nilai 1
|
|||||||||||
Membuka
buku cetak
|
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
Bertanya
|
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
Mengerjakan
tugas
|
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
Mengacau
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||||
Dll
|
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
Komentar/
kesimpulan:
|
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Jakarta, …………200…
Observer:
…………………..
Keterangan:
Pernyataan positif:
Rentangan setiap aspek yang diobservasi adalah berskala 1 – 10,
artinya: 9 – 10 nilainya adalah 4, berarti alternatifnya selalu
7 – 8 nilainya adalah 3, berarti alternatifnya
sering
6 – 4 nilainya adalah 2, berarti alternatifnya jarang
2 – 3 nilainya adalah 1, berarti alternatifnya
sangat kurang
Pernyataan negatif:
Rentangan setiap aspek yang
diobservasi adalah berskala 1 – 10, artinya:
4 - 6 Unit 4
1 –
2 nilainya adalah 4, berarti
alternatifnya selalu
3 –
4 nilainya adalah 3, berarti
alternatifnya sering
5 –
7 nilainya adalah 2, berarti
alternatifnya jarang
8–
10 nilainya adalah 1, berarti
alternatifnya sangat kurang
Pedoman Observasi: Skala Penilaian Deskriptif (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama : ……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen :
……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir :
…………………………………………….
6.
Hari/ tgl observasi :
…………………………………………….
7.
Tempat observasi :
…………………………………………….
8.
Waktu : …………………………………………….
II.
Aspek yang diobservasi :
Aktivitas belajar seorang siswa di kelas pada jam pelajaran
matematika.
III.
Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan gejala tingkah
laku pada
individu yang Anda amati.
Tabel 4.3
No.
|
Pernyataan
|
Alternatif
|
|||
Aktif
|
Jarang
|
Tidak
aktif
|
|||
1.
|
Membaca
buku cetak
|
||||
2.
|
Mengerjakan
tugas dari guru
|
||||
3.
|
Bertanya
|
||||
4.
|
Dll
|
Komentar/ kesimpulan:
………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….
Jakarta,
………200…
Observer:
…………………..
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 7
Pedoman Observasi: Skala Penilaian Grafis (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama :
……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6.
Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7.
Tempat observasi : …………………………………………….
8.
Waktu :
…………………………………………….
II.
Aspek yang diobservasi :
Kebiasaan siswa mengikuti pelajaran di kelas.
III.
Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada garis skala penilaian di bawah sesuai
dengan gejala
tingkah laku pada
individu yang Anda amati.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
|
Kehadiran siswa mengikuti pelajaran
|
|||||||||||||||
--
| --
|
| -- | -- | -- 1 --
|
|
|
-- |
|
-- | --
|
| --
|
| --
|
| --
|
2 --
|
| --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
3 --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
Terlambat
|
Sedikit terlambat
|
Tepat waktu
|
Sangat awal
|
|||||||||||||
2.
|
Persiapan mengikuti
pelajaran
|
|||||||||||||||
--
| --
|
| -- | -- | -- 1 --
|
|
|
-- |
|
-- | --
|
| --
|
| --
|
| --
|
2 --
|
| --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
3 --
|
| --
|
|
--
|
| --
|
Terlambat
|
Sedikit terlambat
|
Tepat waktu
|
Sangat awal
|
4 - 8 Unit 4
3.
|
Sikap duduk
|
||||||||||||||||||
--
| --
|
|
|
-- | --
|
| --
|
1 --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
|
|
-- | --
|
| --
|
2 --
|
| --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
3 --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
Tidak
baik
|
Kurang baik
|
Cukup
baik
|
Sangat baik
|
||||||||||||||||
4.
|
Menanggapi
penjelasan guru
|
||||||||||||||||||
--
| --
|
| --
|
| --
|
| --
|
1 --
|
| --
|
|
--
|
| --
|
|
--
|
| --
|
| --
|
2 --
|
| --
|
| --
|
|
|
-- | --
|
3 --
|
| --
|
|
--
|
| --
|
Tidak tepat
|
kurang tepat
|
cukup
tepat
|
Sangat tepat
|
||||||||||||||||
5. Dll
|
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Komentar/
kesimpulan:
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
Jakarta, ……………200…
Observer:
…………………..
Catatan
anekdot (anecdotal records)
Catatan
anekdot biasa juga dikenal dengan catatan berkala. Dalam catatan berkala,
observer tidak mencatat kejadian-kejadian yang luar biasa, melainkan mencatat
kejadian pada waktu-waktu yang tertentu. Apa yang dilakukan oleh observer
adalah mengadakan observasi atas cara anak bertindak dalam jangka waktu yang
tertentu dan kemudian observer memberikan kesan umum yang ditangkapnya. Setelah
itu, observer menghentikan observasi untuk kemudian melakukan observasi dengan
cara yang sama pada waktu lain seperti waktu-waktu sebelumnya. Catatan berkala
dilakukan terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang
melukiskan perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat
dan objektif.
Contoh
form catatan anekdot:
Tabel 4.4
|
||
Form
I: Catatan Asli
|
||
Siswa
: ……………………………....
|
Tanggal
: ……………………………
|
|
Kelas
: ………………………………
|
Tempat
: ……………………………
|
|
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4 - 9
|
Kejadian
Pengamat
: ……………………………..
Form II: Catatan untuk
beberapa peristiwa
Siswa
: ………………………………… L/P
|
Kelas:
………………………….
|
|||||||
No.
|
Tanggal
|
Tempat
|
Kejadian
|
Komentar/
|
Saran
|
|||
Interpretasi
|
||||||||
Tabel
Ringkasan Catatan Anekdot Berkala
|
|||||
Siswa
: ………………………………… L/P
|
Kelas: ………………………….
|
||||
No.
|
Tanggal
|
Tempat
|
Pengamat
|
Kejadian
|
|
Alat-alat Mekanik (mechanical
devices)
Dengan
adanya kemajuan di bidang teknik maka observer dapat menggunakan alat-alat yang
lebih baik di dalam melakukan observasi, misalnya dengan foto-foto/ slide,
tape recorder, dan sebagainya.
Latihan
Kerjakanlah
latihan berikut ini untuk membantu Anda memantapkan pemahaman yang Anda
peroleh.
1.
Buatlah sebuah pedoman checklist dengan ketentuan sebagai
berikut.
a.
Pedoman checklist secara lengkap
b.
Aspek yang diobservasi:
aktivitas belajar siswa saat jam pelajaran kosong. c. Tentukan kriteria
frekuensi munculnya gejala.
2.
Buatlah sebuah pedoman skala penilaian dengan ketentuan sebagai
berikut.
4 - 10 Unit 4
a.
Pedoman skala penilaian
secara lengkap (tentukan salah satu skala penilaian yang Anda kenal)
b. Aspek yang diobservasi adalah motivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran Matematika.
c.
Tentukan rentangan skalanya.
Sudah selesai? Mari bandingkan jawaban
Anda dengan rambu-rambu jawaban latihan di bawah ini.
1.
Pedoman checklist
Pedoman Observasi: Daftar Cek (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama : ……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen :
……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir :
…………………………………………….
6.
Hari/ tgl observasi :
…………………………………………….
7.
Tempat observasi :
…………………………………………….
8.
Waktu : …………………………………………….
II.
Aspek yang diobservasi :
Aktivitas belajar siswa pada
saat jam pelajaran kosong.
III.
Petunjuk :
1.
Berilah tAnda cek (v) pada
kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada individu yang
diobservasi
Tabel 4.5
|
||
No.
|
Pernyataan (sub-sub variabel)
|
Kemunculan (Ya)
|
1.
|
Membuka
buku paket
|
|
2.
|
Berbincang
dengan teman
|
|
3.
|
Mengerjakan tugas/
LKS pelajaran yang
sedang
|
|
berlangsung
|
||
4.
|
Berdiskusi dengan
beberapa teman tentang
materi
|
|
pelajaran
|
||
5.
|
Mengerjakan
tugas pelajaran lain
|
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 11
6.
Tidur
2.
Pedoman skala penilaian
Pedoman Observasi: Skala
Penilaian Deskriptif (Individual)
I. Identitas Siswa
1.
Nama :
……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
5.
Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6.
Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7.
Tempat observasi : …………………………………………….
8.
Waktu :
…………………………………………….
II.
Aspek yang diobservasi :
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan gejala tingkah
laku pada individu yang Anda amati.
Tabel 4.6
No.
|
Pernyataan
|
Alternatif
|
||||
Aktif
|
Jarang
|
Tidak
aktif
|
||||
1.
|
Membaca
buku cetak
|
|||||
2.
|
Mengerjakan
tugas dari guru
|
|||||
3.
|
Bertanya
pada guru
|
|||||
4.
|
Diskusi
dengan teman
|
|||||
Komentar/
|
kesimpulan:
|
|||||
…………………………………………………………………………………
|
||||||
Jakarta,
…………200…
|
||||||
Observer:
|
||||||
.........…………………..
|
||||||
4 - 12 Unit 4
Rangkuman
Observasi merupakan
salah satu metode khusus untuk mendapatkan fakta. Teknik ini digunakan
untuk merekam data/ keterangan/informasi tentang diri seseorang yang dilakukan
secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang
terjadi, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavioral
observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya.
Menurut cara dan
tujuannya observasi dibedakan menjadi: observasi partisipatif, observasi
sistematis, observasi eksperimental. Berdasarkan hubungan observer dengan
kelompok yang diamati, observasi dilakukan dengan cara: partisipan penuh,
observer sebagai pengamat, observer sebagai partisipan, pengamat sempurna (complete
observer). Dalam melakukan observasi, terdapat bentuk-bentuk pedoman
observasi yang dapat digunakan. Di antaranya: (1) daftar cek (checklist);
(2) Skala penilaian (rating scale); (3) catatan anekdot (anecdotal
records); (4) alat-alat mekanik (mechanical devices).
Tes Formatif 1
Kerjakan tes formatif
berikut dengan menjawab pertanyaan yang tersedia di bawah ini.
1.
Jelaskan
pengertian teknik observasi!
2.
Paparkan
jenis-jenis observasi!
3.
Sebutkan
bentuk-bentuk pedoman observasi dan beri penjelasan singkat!
4.
Jelaskan
bentuk-bentuk skala penilaian!
5.
Paparkan
perbedaan masing-masing bentuk pedoman observasi
Umpan
Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian akhir
unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor
masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan rumus berikut ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
Rumus:
Jumlahskor
kelima jawaban
|
|
Tingkat
penguasaan:
|
------------------------------------------ x
100 %
|
50
|
Apabila
penguasaan Anda mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda
sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang belum dikuasai.
Subunit 2
Angket
T eknik pengumpul data ini dapat juga dipAndang sebagai “wawancara
tertulis”, dengan beberapa perbedaan.
Pada angket, yang
disebut juga kuesioner (questionnaire), responden
dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis. Teknik ini praktis dipakai untuk
menjaring informasi atau keterangan bagi sejumlah besar
responden
dalam waktu yang singkat.
Angket bersifat kooperatif. Maksudnya,
responden diharapkan bekerja sama untuk menyisihkan waktu dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Karena itulah, perlu diusahakan adanya motivasi yang kuat. Motivasi ini harus
dapat mengarahkan perhatian, menimbulkan simpati, keinginan bekerja sama
(membantu), dan kesadaran akan pentingnya jawaban yang jujur. Angket dapat
mengungkap gejala-gejala yang tidak dapat diperoleh dengan jalan observasi,
misalnya seperti: harapan, pendapat, prasangka, sikap dan sebagainya.
Sebagai teknik pengumpul data, angket
dibedakan berdasarkan: (1) subyek atau responden, meliputi: angket langsung dan
tidak langsung; (2) menurut jenis pertanyaan, meliputi: pertanyaan terbuka,
tertutup, fakta, dan pendapat. Dapat pula dibedakan menurut bentuk isiannya,
meliputi: bentuk isian terbuka, isian singkat, jawaban tabuler, berskala,
berderajat, cek, kategorikal, pilihan benar-salah, dan jawaban gAnda.
Adapun sasaran pengumpulan data dengan
teknik ini adalah siswa sebagai sumber data langsung dan orang lain yang
memberikan keterangan mengenai siswa, sebagai sumber data tidak langsung.
Pengertian Angket
Angket atau kuesioner adalah serangkaian
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden untuk
memperoleh jawaban secara tertulis pula. Pertanyaan/pernyataan dalam angket
tergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai. Maksud dan tujuan
tersebut berpengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam angket itu.
Pada umumnya di dalam angket
itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 15
a.
Bagian yang mengandung data identitas, dan
b.
Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan yang ingin
diperoleh
jawabannya
Bagian yang
mengandung data identitas merupakan bagian yang mengandung data tentang keadaan
diri orang atau anak yang diberi angket tersebut, misalnya nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, bangsa, agama, dsb. Bagian yang mengandung pertanyaan fakta atau
opini ialah bagian yang mengandunng pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan
fakta atau opini.
Serangkaian
pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui angket dapat berupa:
pertanyaan fakta, mencakup: umur, pendidikan, agama, alamat, nama, kelas;
pertanyaan tentang pendapat dan sikap, mencakup perasaan dan sikap responden
tentang sesuatu; pertanyaan tentang informasi, mencakup apa yang diketahui oleh
responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya; dan pertanyaan tentang
persepsi diri, mencakup penilaian responden terhadap perilakunya sendiri dalam
hubungannya dengan orang lain.
Untuk
keperluan di sekolah, angket disiapkan untuk membantu para guru agar dapat
memahami siswa lebih mendalam.
Kelebihan dan keterbatasan teknik angket
Pengumpulan
data dengan teknik angket memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan angket
sebagai instrumen pengumpul data.
1. Teknik angket lebih efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan
jumlah responden karena dapat mengumpulkan data dalam jumlah responden yang
besar dalam waktu yang singkat.
2. Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran,
dan bukan jawaban spontan. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih
dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada
responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
3. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan
tidak akan diberikan secara langsung. Dalam menjawab pertanyaan melalui angket,
responden dapat lebih leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental
hubungan antara peneliti dan responden.
4. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena
pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden sama.
Sedangkan keterbatasan angket sebagai
instrumen pengumpul data adalah sebagai berikut.
4 - 16 Unit 4
1. Tidak akan dapat menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk
pengisian tidak jelas.
2. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh
dalam mengisi angket. Sering terjadi angket juga diisi oleh orang lain (bukan
responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan
muka antara peneliti dan responden.
3. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat
observasi; dan (4) angket diberikan terbatas kepada orang yang melek
huruf.
Jenis-jenis Angket
Ada pelbagai macam angket.
Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:
1.
Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Angket langsung, yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan
kepada orang yang dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin
diselidiki. Jadi, kita mendapatkan data dari sumber pertama (first resource),
tanpa menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban. Misalnya: angket siswa.
b. Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada
orang lain yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini
membutuhkan perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang diperoleh
tidak dari sumber pertama Misalnya: angket orangtua tentang anaknya, angket
guru tentang siswanya, dan lain-lain
2.
Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Angket berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
beserta jawabannya yang jelas, singkat, dan konkret
b. Angket tidak berstruktur, ialah angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bebas dan uraian yang
panjang lebar dari responden.
3.
Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Pertanyaan terbuka (open questions), yaitu angket yang
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan
jawaban atau tanggapannya. Biasanya jenis angket ini digunakan apabila ingin
mendapatkan opini. Contoh::
”Menurut pendapat Anda,
ciri-ciri kepribadian manakah yang cocok sebagai profil ketua kelas?”
b. Pertanyaan tertutup (closed questions), yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan di dalam
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 17
angket itu. Jadi, jawabannya
terikat. Responden tidak dapat memberikan jawaban secara bebas seperti yang
mungkin dikehendaki oleh responden. Biasanya jika masalah yang hendak dicari
jawabannya sudah jela,s maka orang akan menggunakan jenis angket ini.
Contohnya:
“Pernahkah Anda menjadi ketua kelas?” a.
Pernah b. Tidak pernah
c. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed questionaire),
yaitu jika jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
Contoh:
Pernahkah Anda mendapat penjelasan
tentang jenis-jenis gaya belajar? a. Pernah b. Tidak pernah
Jika pernah, gaya
belajar Anda sekarang termasuk gaya belajar yang mana?
4.
Menurut bentuk jawabannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Jawaban tabuler, yaitu responden diminta menjawab dengan mengisi
kolom-kolom pada tabel yang sudah tersedia.
Contoh:
Berikan keterangan
tentang orangtua/ wali
Tabel 4.7
Orangtua/
wali
|
Nama
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
Agama
|
Ayah
|
||||
Ibu
|
b. Jawaban berskala, yaitu jawaban terhadap pertanyaan disusun
berjenjang di mana responden diminta menyatakan pembenaran atau penolakan
terhadap setiap pertanyaan sikap, sehingga diperoleh gambaran tentang derajat
kecakapan, keadaan sikap dan keadaan diri responden.
Contoh:
”Penguasaan berhitung dalam pelajaran matematika saya adalah:”
Baik Cukup Kurang
c. Jawaban dengan cek, yaitu responden menjawab dengan cara memilih
salah satu dari pilihan-pilihan yang tersedia. Pertanyaan diurai dalam bentuk
daftar, dan tugas responden hanyalah membubuhkan tAnda-tAnda cek sesuai dengan
petunjuk yang diberikan. Jenis jawaban ini disebut juga dengan jawaban pilihan
gAnda.
Contoh:
”Apakah alasan Anda masuk SMP?”
4 - 18 Unit 4
a.
untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi
b.
disuruh oleh orangtua
c.
disuruh oleh kakak/ saudara
d.
karena ajakan teman
e.
untuk memperoleh pekerjaan
f.
atas nasihat guru
g.
tidak tahu
h.
……………..
d. Jawaban kategorikal, yaitu responden diminta memilih satu diantara
dua pilihan yang tersedia. Dapat juga dikatakan bahwa jawaban kategorikal ini
bentuk jawaban benar-salah.
Contoh:
“Apakah Anda mengikuti les?” Ya Tidak
“Orangtua saya sangat memperhatikan kebutuhan belajar saya” Benar
Salah
Langkah-langkah penyelenggaraan angket
Didalam
menyelenggarakan pengumpulan data dengan angket terdapat tiga tahap yang lazim
ditempuh, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap pertama, persiapan penyusunan
angket meliputi langkah: memerinci variabel-variabel yang akan diukur,
menetapkan model jawaban, dan menyusun angket. Tahap kedua, pelaksanaan,
meliputi: menyiapkan format angket dan lembar jawaban jika diperlukan,
melancarkan angket kepada sejumlah banyak responden yang dituju, dan membacakan
petunjuk pengisian. Tahap ketiga, analisis hasil, meliputi: memberikan kode pada
pertanyaan-pertanyaan tertentu jika akan dianalisis lebih lanjut atau lebih
dikenal dengan penyekoran jawaban, pengelompokkan setiap variabel, serta
kesimpulan dan penginterpretasian.
Selanjutnya diuraikan
tahap-tahap penyelenggaraan angket satu persatu.
1.
Tahap persiapan
Langkah pertama yang dilakukan dalam
penyusunan angket ialah memerinci atau menjabarkan variabel-variabel
yang akan diukur. Contohnya dalam angket siswa variabel-variabelnya
meliputi: riwayat pendidikan atau sekolah, harapan-harapan, cita-cita,
kebiasaan belajar, hobi, aktivitas di luar sekolah atau keorganisasian, keadaan
keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.
Langkah kedua menetapkan model jawaban,
yang ditentukan oleh bentuk jawaban yang dikehendaki dari variabel angket
tertentu. Seperti jawaban uraian
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 19
singkat, jawaban
kategorikal, jawaban berskala, jawaban tabuler, jawaban dengan cek atau pilihan
gAnda. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan juga kelebihan dan kelemahan
masing-masing model jawaban.
Langkah menyusun
angket; yang perlu memperhatikan komponen-komponen: pengantar, petunjuk
pengisian, butir-butir pertanyaan, dan penutup.
1.
Pengantar
Maksud utama dari pengantar
ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia memberikan
keterangan yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengantar perlu dirumuskan dengan
baik, yang memuat tentang: tujuan angket secara jelas dan diplomatis serta
harapan kerjasama, dan menunjukkan ketegasan tentang jaminan kerahasiaan
informasi yang diberikan siswa.
2.
Petunjuk pengisian
Petunjuk pengisian angket
harus dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudah responden dalam
mengisi setiap butir pertanyaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam petunjuk
angket adalah: petunjuk pengisian angket hendaknya dirumuskan dengan bahasa
yang sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk memuat tentang cara
mengisi angket, misal: jawaban dengan melingkari, memberi tAnda silang, memberi
tAnda cek, diisi dengan jawaban bebas atau isian singkat, dan dimana
mengisinya.
3.
Penyusunan butir pertanyaan
Beberapa petunjuk yang harus
diperhatikan dalam menyusun butir pertanyaan adalah susunan kalimat hendaknya
sederhana dan jelas, gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti gAnda,
pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan responden, hindarkan
kata-kata yang bersifat sugestif, pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk
dijawab, pertanyaan jangan menuntut siswa/ responden untuk berpikir terlalu
berat, gunakan kata-kata yang netral, hindarkan kata-kata yang tidak berguna
atau tidak perlu.
4.
Penutup
Bagian ini berisi ucapan
terima kasih kepada responden atau siswa karena dedikasinya dalam bekerjasama
untuk kepentingan bimbingan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap
ini kita mempersiapkan instrumen angket beserta lembar jawaban yang diperlukan.
Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi siswa/ responden.
Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek jumlah
siswa/responden yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
4 - 20
Unit 4
3.
Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan
penyekoran terhadap jawaban responden. Penyekoran ini dibedakan atas penyekoran
terhadap pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur dengan model jawaban
yang sudah tersedia dan terbatas, serta penyekoran terhadap
pertanyaan-pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban
uraian bebas. Kemudian, mengelompokkan jawaban responden atas variabel-variabel
yang diukur. Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden.
Adapun untuk keperluan penginterpre-tasian data hasil analisis angket ini harus
pula dikaitkan dengan hasil analisis data dengan teknik lain, misalnya: teknik
observasi, wawancara, dsb.
Latihan
Setelah Anda mengkaji teknik angket
sebagai alat pengumpul data, kerjakanlah pertanyaan pada latihan berikut ini.
1. Buatlah sebuah angket kepada orangtua murid tentang kebiasaan
belajar anak di rumah!
2.
Dalam menyusun angket, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?
Selanjutnya, Bandingkanlah jawaban yang
telah Anda buat dengan rambu-rambu jawaban latihan di bawah ini.
1.
Angket orangtua tentang kebiasaan belajar anak di rumah.
ANGKET
I. Identitas Orangtua
1.
Nama : ……………………………………………..
2.
Alamat : ……………………………………………..
3.
Pekerjaan : …………………………………………….
4.
Tempat/ tgl lahir :
…………………………………………….
5.
Pendidikan terakhir :
…………………………………………….
6.
Agama : …………………………………………….
II.
Identitas Siswa
1.
Nama : ……………………………………………..
2.
Kelas/ program :
……………………………………………..
3.
No. Induk/ absen :
……………………………………………..
4.
Jenis kelamin :
…………………………………………….
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 21
5.
Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda
yang sebenarnya.
Tabel 4.8
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Menurut
Anda, apakah anak Anda termasuk anak yang suka/
|
||
rajin
belajar?
|
|||
2.
|
Apakah
anak Anda mempunyai jam belajar yang pasti di
|
||
rumah?
|
|||
3.
|
Apakah
anak Anda mengikuti kegiatan les (mata pelajaran)?
|
||
4.
|
Apakah
anak Anda belajar apabila ada tugas/ ulangan saja?
|
||
5.
|
Dll
|
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket: pengantar,
petunjuk pengisian, penyusunan butir pertanyaan, dan penutup.
Rangkuman
Angket atau
kuesioner merupakan teknik yang praktis dipakai untuk menjaring informasi/
keterangan dari sejumlah besar responden dalam waktu yang singkat. Pada umumnya
di dalam angket terdapat dua bagian pokok, yaitu bagian yang mengandung data
identitas dan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh
jawabannya.
Dilihat dari sumber datanya angket
dibedakan menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. Dilihat
daristrukturnya angket terbagi menjadi angket berstruktur dan angket tidak
berstruktur. Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan menjadi pertanyaan
terbuka, pertanyaan tertutup, kombinasi terbuka dan tertutup. Menurut bentuk
jawabannya, angket terbagi menjadi jawaban tabuler, jawaban berskala, jawaban
dengan cek, dan jawaban kategorikal.
Tes Formatif 2
Kerjakanlah
tes formatif berikut dengan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan benar. .
1.
Jelaskan pengertian teknik angket!
2.
Paparkan bagian-bagian pokok yang terdapat di dalam angket!
3.
Uraikan kelemahan dan kelebihan teknik angket!.
4.
Sebutkan jenis-jenis angket!
5.
Jelaskan langkah-langkah penyelenggaraan angket!
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
ada pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan
cara memberi skor masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan
rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam mempelajari
subunit 2 ini.
Rumus:
Jumlah skor kelima
jawaban
Tingkat penguasaan:
---------------------------------------
x 100 %
50
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran di subunit berikutnya. Akan tetapi, jika
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajari kembali subunit
ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
Subunit 3
Wawancara
W awancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data
tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face
to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka. Ini
merupakan keunggulan teknik wawancara karena gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang dapat melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara
tidak hanya dapat menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap
perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden. Teknik
ini sangat fleksibel dalam mengajukan pertanyaan yang lebih rinci, dan
memungkinkan siswa untuk mengatakan dengan jelas tentang kegiatan, minat,
cita-cita, harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain mengenai dirinya.
Wawancara
dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu
siswa mengatasi masalahnya sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi
atau keterangan. Bilamana guru atau petugas bimbingan/ konselor akan
menyelenggarakan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang diri siswa,
maka perlu disiapkan secara seksama sebelum dimulai, seperti: rumusan
pertanyaan yang akan diajukan; penciptaan suasana yang wajar tetapi terjamin
obyektivitasnya. Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi yang
bersifat profesional dan bukan merupakan percakapan sehari-hari yang lazim kita
pakai.
Pengertian wawancara
Wawancara
adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan baik
langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu. Wawancara
bersifat langsung, apabila data yang dikumpulkan langsung diperoleh dari
individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan diri siswa. Wawancara
yang bersifat tidak lansung, apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang
untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain, misalnya wawancara dengan
orangtua siswa. Sifat wawancara yang lain adalah insidentil, ialah bilamana
4 - 24 Unit 4
dilakukan sewaktu-waktu jika
dianggap perlu. Bersifat berencana, apabila dilaksanakan pada waktu-waktu yang
telah ditetapkan.
Macam-macam teknik wawancara
Menurut
jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan: (1) wawancara
perorangan (individual) dan (2) wawancara kelompok. Menurut peran yang
dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi: (1) the non-directive
interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam proses konseling;
(2) the focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan
kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang
diselidiki; dan (3) the repeated interview, yaitu wawancara yang
berulang. Wawancara ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti
perkembangan tertentu terutama proses sosial.
Berdasarkan subyek atau responden dan
tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi: (1) wawancara jabatan (the
employment interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk mencocokan
seorang calon pegawai dengan pekerjaannya yang tepat. Wawancara ini ditujukan
untuk mendapatkan gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh
seseorang terhadap kriteria yang diminta oleh suatu employment; (2)
wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative interview)
ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan tingkah laku individu
ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara. Wawancara ini dijalankan
untuk keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk
mendapatkan perubahan-perubahan didalam tindakannya (changes in behaviour);
(3) wawancara konseling (counseling interview) ialah wawancara yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan masalahnya
dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk keperluan konseling; dan
(4) wawancara fact-finding.
Dari antara keempat jenis wawancara
tersebut hanya wawancara formatif atau fact finding, yang akan dibahas
pada bagian ini. Sifat pengumpulan data ini adalah profesional
selayaknya di dalam penyelenggaraan memerlukan petugas yang profesional
berpengalaman luas di bidang bimbingan, penuh simpati, dan diplomatis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara
Didalam
melaksanakan wawancara perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yaitu: pewawancara, siswa (responden), pedoman wawancara, dan situasi
wawancara.
Selama
proses wawancara, pewawancara diharapkan dapat menciptakan suasana yang bebas,
terbuka, dan menyenangkan sehingga mampu merangsang siswa untuk menjawabnya,
menggali jawaban lebih jauh dan mencatatnya. Oleh karena itu persyaratan
seorang pewawancara ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi dan
rasa aman. Keberhasilan pengumpulan data dengan teknik ini bergantung pula pada
peranan pewawancara, yaitu: (1) mampu menciptakan hubungan baik dengan
responden (siswa) atau mengadakan rapport ialah situasi psikologis yang
menunjukkan bahwa responden bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan
dan memberi informasi sesuai dengan pikirannya dan keadaan yang sebenarnya; (2)
mampu menyampaikan semua pertanyaan dengan baik dan tepat; (3) mampu mencatat
semua jawaban lisan responden dengan teliti dan jelas; (4) mampu menggali
tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan netral
digunakan teknik probing.
Responden,
dalam hal ini adalah siswa turut mempengaruhi proses wawancara, utamanya
kemampuan menangkap pertanyaan, dan kemampuan menjawab pertanyaan.
Pedoman
wawancara hendaknya tersusun pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan dan
tersedia tempat untuk mencatat jawabannya, sehingga dapat dipahami dan dapat
dijawab dengan baik oleh siswa/ responden.
Pada
dasarnya situasi wawancara perlu juga diperhatikan selama proses wawancara,
seperti: waktu, tempat, ada tidaknya pihak ketiga.
Kebaikan dan kelemahan teknik wawancara
Segi kebaikan/ keuntungan
dari teknik ini antara lain:
1. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
dapat diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa
yang dimaksudkan.
2.
Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan
responden.
3. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka
diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan
mempunyai pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
Segi-segi yang kurang
menguntungkan dari wawancara adalah:
1. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena
wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak tenaga.
4 - 26 Unit 4
2. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus
yang membutuhkan waktu yang lama.
3. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
Sekalipun ada segi-segi yang kurang
menguntungkan dari wawancara, namun jika memperhatikan patokan-patokan dalam
melakukan wawancara maka wawancara juga banyak menyumbang sebagai metode untuk
mendapatkan data. Pada umumnya salah satu keuntungan dari wawancara ialah sifat
fleksibilitasnya.
Bagian-bagian wawancara
Wawancara
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan
untuk mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama)
antara pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan penyampaian
maksud serta tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini adalah
mendapatkan gambaran tentang jalannya wawancara selanjutnya. Kalau telah
terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya maka hal ini akan
menjadi sumbangan yang besar artinya dalam wawancara selanjutnya.
2. Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta
tujuan wawancara harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk
mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus
bisa dicapai.
3. Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya
wawancara. Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa
yang telah dibicarakan (misalnya dalam counseling interview).
Kadang-kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu kapan wawancara itu
akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan untuk mengadakan wawancara lagi.
Langkah-langkah penyelenggaraan wawancara
Didalam menyelenggarakan, pengumpulan
data dengan teknik wawancara ini terdapat tiga tahapan yang lazim ditempuh,
yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap
pertama, persiapan, meliputi: langkah menetapkan variabel yang akan
diukur, membuat pedoman wawancara. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi:
mempersiapkan pedoman wawancara, menetapkan kapan dan dimana wawancara
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 27
dilaksanakan, menentukan taktik/ strategi wawancara. Kode etik
wawancara dan sikap pewawancara. Tahap ketiga, analisis hasil, meliputi:
pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi, penyekoran jawaban, kesimpulan
dan penginterpretasian.
Selanjutnya tahap-tahap penyelenggaraan
wawancara tersebut diuraikan satu-satu berikut ini:
Tahap
persiapan
Tahap pertama dalam persiapan wawancara
ialah menetapkan variabel-variabel yang akan diukur, misal kebiasaan
belajar di rumah, maka variabel-variabelnya meliputi: tempat belajar, jadwal
belajar, fasilitas belajar, strategi belajar, kesulitan-kesulitan yang dialami,
situasi belajar, perhatian orangtua.
Langkah membuat pedoman wawancara, pada
dasarnya pedoman wawancara ini mempengaruhi hasil wawancara. Oleh karena itu
pedoman wawancara dibuat sedemikian lengkap sehingga mempengaruhi kualitas
hasil wawancara. Pedoman wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang
dialami, daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.
Berikut ini merupakan contoh
pedoman wawancara.
Pedoman
Wawancara
1.
|
Wawancara ke
|
:
............................................................................
|
|||
2.
|
Waktu wawancara
|
:
............................................................................
|
|||
3.
|
Tempat wawancara
|
:
............................................................................
|
|||
4.
|
Masalah
|
:
............................................................................
|
|||
............................................................................
|
|||||
5.
|
Nama siswa
|
:
............................................................................
|
|||
6.
|
Proses wawancara
|
:
............................................................................
|
|||
Tabel 4.9
|
|||||
No.
|
Pertanyaan
|
Deskripsi/ jawaban
|
|||
7.
Kesimpulan/ catatan
|
:
..............................................................................
|
|
4 - 28
|
Unit 4
|
|
..............................................................................
..............................................................................
Pewawancara,
.......................
Tahap
pelaksanaan
Pada tahap ini pewawancara mempersiapkan
pedoman wawancara yang akan dipakai. Kemudian pewawancara mengadakan
kontrak dengan siswa/ responden untuk menentukan waktu dan tempat diadakan
wawancara. Selanjutnya, menentukan taktik wawancara, seperti: ketika
wawancara tatap muka diusahakan tidak ada pihak ketiga, jawaban pertama
pertanyaan itulah pendapat siswa (responden) yang sesungguhnya, diharapkan
tidak tergesa-gesa dalam menuliskan jawaban responden, jawaban responden harus
dimengerti maksudnya, dan menulis komentar responden secara lengkap, dan
lain-lain.
Kode etik wawancara dan
sikap pewawancara, kedua hal ini sangat
penting di dalam proses wawancara sehingga akan memperoleh data yang
diharapkan. Ada beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam
melaksanakan tugasnya, yaitu: cermat, obyektif, jujur dalam mencatat jawaban,
netral, menulis jawaban responden selengkapnya, menaruh perhatian dan penuh
pengertian, sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, dan harus menghargai responden.
Adapun sikap pewawancara selama proses
wawancara meliputi: netral, adil (tidak memihak), ramah, hindarkan ketegangan,
dan hindarkan kata-kata atau bahasan yang menimbulkan sugesti.
Tahap
analisis hasil
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan
selama analisis data ialah pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi,
seperti: variabel tempat belajar, waktu belajar, strategi belajar,
fasilitas belajar, dan sebagainya. Berikutnya adalah pemberian skor jawaban,
penyekoran ini tentu tiada lepas dengan bentuk pertanyaan atau pun
jawaban yang diharapkan, seperti bentuk pertanyaan tertutup, pertanyaan
terbuka, kombinasi, pertanyaan yang dijawab dengan angka, pertanyaan tertutup
yang jawabannya dipilih lebih dari satu dan sebagainya. Kemudian ditabulasi
terhadap variabel masing-masing.
Hasil tabulasi tersebut akan diketahui
frekuensi setiap variabel, yang selanjutnya dapat memberikan simpulan dan
interpretasinya.
Latihan
Setelah Anda mengkaji teori tentang
teknik wawancara, ada baiknya and mengerjakan soal-soal latihan berikut ini.
1. Buatlah sebuah pedoman wawancara tentang keaktifan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler
2.
Paparkanlah kelemahan dan kelebihan dari teknik wawancara
Rambu
jawaban latihan
1. Pedoman wawancara tentang keaktifan siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pedoman
Wawancara
Wawancara ke :
............................................................................
Waktu wawancara :
............................................................................
Tempat wawancara :
............................................................................
Masalah :
............................................................................
Nama siswa :
............................................................................
Proses wawancara :
............................................................................
Tabel 4.10
|
|||
No.
|
Pertanyaan
|
Deskripsi/ jawaban
|
|
1.
|
Hobby kamu apa?
|
.......................................................................
|
|
.......................................................................
|
|||
2.
|
Di sekolah ikut
ekstrakuri-
|
.......................................................................
|
|
kuler apa?
|
.......................................................................
|
||
.......................................................................
|
|||
3.
|
Peminatnya banyak
tidak?
|
.......................................................................
|
|
4.
|
Pernah juara tidak?
|
.......................................................................
|
|
5.
|
Dll
|
.......................................................................
|
|
Kesimpulan/ catatan :
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
Pewawancara,
.......................
2.
Kelemahan teknik wawancara:
a. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena
wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak tenaga.
b. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus
yang membutuhkan waktu yang lama.
c. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
Kelebihan teknik wawancara:
a. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
dapat diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa
yang dimaksudkan.
b.
Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan
responden.
c. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka
diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan
mempunyai pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
Rangkuman
Wawancara merupakan
salah satu metode untuk mendapatkan data tentang individu dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation). Wawancara dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, antara lain wawancara
untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sendiri dan wawancara untuk
mendapatkan informasi atau keterangan.
Menurut jumlah orang yang diwawancarai, wawancara
dapat dibedakan menjadi wawancara perorangan dan wawancara kelompok.
Menurut peran yang dimainkan, wawancara dibedakan menjadi the non-directive
interview, the focused interview, dan the repeated interview.
Berdasarkan subyek/ responden dan tujuannya, wawancara dibedakan menjadi
wawancara jabatan, wawancara disipliner, wawancara konseling, dan wawancara face-finding.
Didalam melaksanakan wawancara perlu
diperhatikan factor- faktor yang mempengaruhinya, yaitu pewawancara, siswa/
responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
Tes Formatif 3
Setelah
melakukan latihan, Anda dapat mengukur kempuan penguasaan kompetensi dengan
mengerjakan soal-soal berikut.
1.
Jelaskan pengertian teknik wawancara
2.
Paparkan macam-macam teknik wawancara
3.
Uraikan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam wawancara
4.
Sebutkan dan jelaskan dengan singkat bagian-bagian wawancara
5.
Paparkanlah langkah-langkah penyelenggaraan wawancara
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
ada pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan
cara memberi skor masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan
rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam mempelajari
subunit 3 ini.
Rumus:
Jumlahskor kelima jawaban
|
|
Tingkat
penguasaan:
|
--------------------------------------- x
100 %
|
50
|
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran di subunit berikutnya. Jika masih di
bawah 80%, Anda sebaiknya mengulangi kembali mempelajarinya terutama bagian
yang belum dikuasai.
Subunit 4
Sosiometri
T eknik sosiometri banyak dipakai dalam bidang psikologi,
sosiologi, dan ilmu pendidikan yang pada umumnya bertujuan meneliti hubungan
sosio-psikologik yang terdapat antara individu yang satu dengan individu yang
lain dalam satu kelompok sosial. Dengan kata lain, teknik sosiometri banyak
digunakan untuk pengumpulan data tentang dinamika suatu kelompok sosial.
Kelompok sosial ini misalnya ialah kelas sekolah, regu kerja, pegawai kantor,
karyawan organisasi produksi, kesatuan tentara, dan lain-lain. Tentunya terdapat
perbedaan-perbedaan dalam pelaksanaannya, tetapi secara garis besar dapat
dikatakan bahwa teknik ini terdiri dari pertanyaan khusus yang dikemukakan pada
setiap anggota kelompok sosial untuk mengetahui selera pilihan anggota kelompok
itu terhadap anggota lainnya dalam satu situasi tertentu. Pertanyaan tersebut
akan menghasilkan satu matriks tentang situasi hubungan sosial antar individu
dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya. Dari data
sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antarindividu
dalam kelompok dan
popularitas seseorang dalam
kelompoknya.
Pengertian sosiometri
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,
sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status
sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat
juga dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang
dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap
teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja,
dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Kegunaan lebih lanjut dari
teknik sosiometri ini adalah untuk:
1.
memperbaiki hubungan insani (human relationship);
2.
menentukan kelompok kerja tertentu;
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 33
3. meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu;
4.
mengatur tempat duduk dalam kelas; serta
5.
mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Metode ini
biasanya digunakan pada kelompok-kelompok kecil (misalnya 10 sampai 100 orang).
Apabila terlalu banyak jumlahnya, penentuan hubungan sosial antarindividu akan
menjadi kabur dan akan mengalami kesulitan
Kriteria hubungan sosial
Baik
tidaknya hubungan sosial individu dengan individu yang lain dapat dilihat dari
beberapa segi.
1. Frekuensi hubungan, yaitu
sering tidaknya anak atau individu tersebut bergaul. Makin sering
individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan
sosialnya. Individu yang mengisolasi diri berarti individu itu kurang sekali
bergaul. Tetapi sampai sejauh mana frekuensi ini dapat dipastikan, hal ini
merupakan suatu hal yang sulit untuk dapat diketahui. Apabila frekuensi
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan baik tidaknya seseorang dalam
pergauan sosial, orang akan mengalami kesulitan untuk menentukan batas antara
yang baik, kurang baik, dan tidak baik.
2. Intensitas hubungan, yaitu
kemendalaman atau keintiman anak atau individu dalam pergaulan. Makin
mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya, hubungan sosialnya pun biasanya
semakin baik. Teman yang intim, yang berarti mempunyai intensitas yang
mendalam, merupakan teman akrab, yang hubungannya lebih baik daripada teman
yang kurang atau tidak intim. Namun demikian, kalau hal ini dipergunakan
sebagai kriteria untuk menentukan taraf baik tidaknya kontak sosial, maka orang
pun akan menghadapi kesulitan untuk menentukan sampai sejauh mana atau sedalam
mana batas yang dapat digunakan sebagai ukuran. Oleh sebab itu, kalau hal ini
digunakan sebagai kriteria maka akan banyak didapati berbagai tendensi yang
bersifat subyektif.
3. Popularitas hubungan, yaitu jumlah teman bergaul digunakan sebagai
kriteria untuk melihat baik buruknya hubungan sosial. Semakin banyak teman yang
dimiliki seseorang dalam pergaulannya, biasanya semakin baik pula hubungan
sosialnya. Faktor popularitas inilah yang digunakan sebagai ukuran atau
kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang didalam hubungan atau kontak
sosialnya, dan inilah yang digunakan sebagai dasar sosiometri. Baik tidaknya
hubungan sosialnya dapat dilihat dari segi banyak sedikitnya teman bergaul.
4 - 34 Unit 4
Untuk mendapatkan materi sosiometri,
digunakan angket sosiometri atau kuesioner sosiometris. Prosesnya dilakukan
dengan jalan meminta kepada setiap individu dalam kelompok untuk memilih
anggota kelompok lainnya (tiga orang) yang disenangi atau tidak disenangi dalam
bekerja sama beserta alasannya, dan masing-masing nama yang dipilih disusun
menurut nomor urut yang paling disenangi atau paling tidak disenangi. Atas
dasar saling pilih antara anggota kelompok inilah dapat diketahui banyak
tidaknya seorang individu dipilih oleh anggota kelompoknya, bentuk-bentuk
hubungan dalam kelompok, serta kepopuleran dan keterasingan individu.
Untuk menentukan hubungan sosial ada dua
macam bentuk, yaitu pemilihan sebagai arah yang positif, dan penolakan sebagai
arah yang negatif. Tentang bentuk mana yang akan digunakan tergantung kepada
apa yang akan dicapainya. Dengan cara ini dapat diketahui siapa saja yang
populer, dan siapa saja yang terasing atau ditolak oleh teman-temannya. Hal ini
amat penting, lebih-lebih bagi seorang guru dalam menyelidiki atau memahami
keadaan masing-masing siswa di dalam kelas. Siswa yang terasingkan atau yang
ditolak oleh teman-temannya merupakan problem child yang mungkin
sekali akan mengganggu kemajuan dalam pelajarannya. Untuk membantu siswa
tersebut maka guru harus mengetahui alasan teman-temannya menolak dia. Jawaban
itu dapat diperoleh dari alasan yang diajukan oleh setiap siswa dalam angket
sosiometri itu. Berdasarkan alasan inilah kemudian guru dapat mengambil langkah
lebih lanjut dalam memberikan bimbingan kepada siswa tersebut.
Beberapa
hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri adalah sebagai berikut.
1. Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan
hubungan baik dengan kelompok.
2.
Petunjuk diberikan dengan jelas.
3.
Diterangkan maksud pelaksanaan sosiometri.
4.
Diselenggarakan dalam kondisi siswa tidak saling mengetahui
jawabannya.
5.
Iilihan individu merupakan informasi yang bersifat rahasia
6.
Antarindividu harus saling mengenal
Langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri
Persiapan
1.
Menentukan kelompok siswa yang diselidiki
2.
Memberikan informasi tertentu tentang tujuan diselenggarakannya
sosiometri
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 35
3. Mempersiapkan angket sosiometri.
Pelaksanaan
1.
Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2.
Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah
benar
Analisis hasil
Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam analisis hasil sosiometri yaitu:
1.
Memeriksa hasil angket sosiometri
2.
Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3.
Membuat sosiogram
4.
Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat
dengan rumus:
i.p
=
|
Jumlah
|
yang memilih
|
||
n −1
|
||||
Keterangan:
i.p
|
= indeks pemilihan
|
n
= jumlah anggota dalam kelompok
5.
Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Berikuti ini merupakan langkah
hasil analisis sosiometri
a. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket
sosiometri. Berikut ini contoh angket sosiometri:
Tabel 4.11
|
||
ANGKET SOSIOMETRI
|
||
Nama
|
:
.............................................................................................
|
L / P
|
Kelas
|
:
........................................................................................................
|
|
Tanggal
|
:
...........................................................................................................
|
|
Kriterium
|
: untuk kegiatan belajar kelompok
|
|
Pilihan
I
|
:
.......................................................................................................
|
|
Alasan
|
:
......................................................................................................
|
|
Pilihan
II
|
:
.....................................................................................................
|
|
Alasan
|
.......................................................................................................
|
|
4 - 36 Unit 4
ANGKET SOSIOMETRI
Nama
|
:
................................................
|
L
/ P
|
:
........................................
|
Umur
|
:
................................................
|
Alamat
|
:
........................................
|
Isilah
titik dibawah ini dengan sejujurnya:
1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman Anda dalam kelas ini yang Anda
senangi untuk diajak belajar bersama:
a.
......................................................., alasannya
............................................
b.
......................................................., alasannya
............................................
c.
......................................................., alasannya
............................................
2. Pilihlah seorang teman Anda yang paling Anda senangi untuk menjadi
ketua kelompok belajar:
.........................................................,
alasannya ................................................
3.
Pilihlah teman Anda yang paling Anda senangi untuk menjadi ketua
kelas:
.........................................................,
alasannya ................................................
4.
Pilihlah 3 (tiga) orang
teman Anda dalam kelas ini yang Anda senangi untuk diajak bermain-main bersama
(misalnya: kesenian, olahraga, dan lain-lain): a.
......................................................., alasannya ............................................
b.
......................................................., alasannya
............................................
c.
......................................................., alasannya
............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman Anda dalam kelas ini yang kurang
Anda senangi:
a.
......................................................., alasannya
............................................
b.
......................................................., alasannya
............................................
c.
......................................................., alasannya ............................................
6.
Pilihlah seorang teman Anda dalam kelas ini yang paling tidak Anda
senangi:
.........................................................,
alasannya ................................................
b.
Matrik sosiometri
Data yang
diperoleh dari angket sosiometri dirangkum dalam matrik sosiometri, yaitu suatu
tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta urutan pilihan dan
jumlah pilihannya.
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 37
Tabel 4.12
MATRIK SOSIOMETRI
PEMILIH
|
YANG DIPILIH
|
|||||||||||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||||||||||||||
A
|
X
|
1
|
2
|
-
|
3
|
|||||||||||||
B
|
1
|
X
|
2
|
-
|
3
|
|||||||||||||
C
|
1
|
-
|
X
|
3
|
2
|
|||||||||||||
D
|
2
|
1
|
3
|
|||||||||||||||
-
|
X
|
|||||||||||||||||
E
|
1
|
-
|
2
|
3
|
X
|
|||||||||||||
Pilihan I
|
3
|
2
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||||
Pilihan II
|
1
|
-
|
3
|
-
|
1
|
|||||||||||||
Pilihan III
|
-
|
-
|
-
|
2
|
3
|
|||||||||||||
Jumlah (f)
|
11
|
6
|
6
|
2
|
5
|
c. Sosiogram
Sosiogram adalah
penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram dibuat berdasarkan
pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan sosial
secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam bentuk lajur, lingkaran atau
bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang:
status
sosiometri dari setiap subyek;
besarnya
jumlah pemilihan untuk setiap subyek;
arah
pilihan dari dan terhadap individu tertentu;
kualitas
arah pilihan;
intensitas
pilihan;
ada
dan tidaknya pusat pilihan;
ada
tidaknya isolasi; serta
kecenderungan
timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram
Buat sumbu ordinat dan dibuat skala yang
mencakup frakuensi pemilihan terbanyak.
Letakkan setiap individu setinggi
frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya, A pemilihnya 5 angka, maka A
diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
Buat garis pilihan yang ditandai dengan
panah: A B berarti A memilih B
A B
berarti A dan B saling memilih
4 - 38 Unit
4
A B berarti A menolak B
A B
berarti A menolak B dan B menolak A
A B
berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk
hubungan
Berbentuk segitiga (triangle),
sebagai suatu persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup
kuat.
A
B C
Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik
sebab kalau A (yang berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu
akan pecah (disintegrasi).
A
Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik,
kuat, dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena
hubungan ini mempunyai intensitas cukup
kuat. A
E B
D
C
Berbentuk rantai (chain).
Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh, kelompok demikian ini
keadaannya rapuh
A → B → C → D
Perkembangan Belajar Peserta Didik
4 - 39
Gambar 4.1
SOSIOGRAM
B
E
|
||||
A
|
11
|
6
|
5
|
2
|
C
|
D
|
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
d.
Indeks pemilihan
Kesimpulan secara umum
diperoleh bahwa A adalah anak yang paling populer dalam kelompok tersebut,
dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan pertama dan 1 pilihan
kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A dalam kelompok dapat dicari melalui
perhitungan indeks pemilihan, yaitu:
i.p
= 5 4−1 =1
Jadi, indeks pemilihan untuk
A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah memilih A.Di antara kelima anggota
kelompok tidak ada yang terisolir, dapat dilihat lagi pada sosiogram. Pada
sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang saling memilih, yaitu untuk pilihan
pertama, A – B; untuk pilihan kedua, C – E; sedang untuk pilihan ketiga, D – E.
Di samping itu ada dua klik yang mencolok yaitu A – C – E dan C – D – E yang
saling memilih triangle.
Berdasar pada tujuan
sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar, maka ada beberapa alternatif yang
dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini, di amping juga perlu
dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan.
Misalnya:
Kelompok
I : A – B – C
Kelompok
II : C – D – E
Kelompok
III : C – B – E
4 - 40 Unit 4
e.
Membuat laporan hasil analisis
sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu dapat digunakan
kartu sosiometri untuk setiap siswa. Kartu ini disimpan dalam kartu pribadi.
Tabel 4.13
|
|
KARTU SOSIOMETRI
|
|
NO.
………………..
|
Nama
siswa ……………………………… / P
|
Kegiatan
|
Belajar
kelompok
|
Jumlah
siswa
|
5
orang
|
Dipilih
oleh
|
1.
…………………. 2. ………………
|
3.
…………………. 4. ………………….
|
|
Jumlah
pemilih
|
4
orang
|
Indeks
pemilih
|
1
|
Teman
yang dipilih
|
I.
……………………………………...
|
II.
……………………………………..
|
|
III.
…………………………………….
|
|
Komentar
|
…………………………………………..
|
…………………………………………
|
|
Latihan
Saudara, usai sudah bahasan tentang
sosiometri. Kini, kerjakanlah latihan berikut ini membantu Anda memantapkan
penguasaan materi yang baru dipelajari.
Buatlah sebuah angket sosiometri untuk memilih ketua kelas!
Baik tidaknya hubungan
sosial individu dengan individu yang lain dapat dilihat dari beberapa segi.
Paparkan tentang kriteria hubungan sosial tersebut!
Kalau Anda sudah selesai mengerjakan
latihan tersebut, bandingkanlah hasilnya dengan rambu-rambu jawaban latihan di
bawah ini.
1.
Angket sosiometri untuk memilih ketua kelas
ANGKET SOSIOMETRI
Tabel
4.15
|
||
Nama
|
:
|
..............................................................................................
L / P
|
Kelas
|
:
|
........................................................................................................
|
Tanggal
|
:
|
........................................................................................................
|
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4 - 41
|
Kriterium
|
: untuk
menjadi ketua kelas
pilihan I
|
:
|
...............................................................................................................................
|
||
Alasan
|
:
......................................................................................................
|
|
Pilihan
II
|
:
...........................................................................................................
|
|
Alasan
|
:
...........................................................................................................
|
|
2. Kriteria hubungan sosial: frekuensi hubungan, intensitas hubungan,
dan popularitas hubungan.
Rangkuman
Sosiometri merupakan
alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial sekelompok individu
dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari
masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat juga
dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang
dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap
teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja,
dan kegiatan-kegiatan kelompok lain.
Sosiometri dapat
berguna untuk memperbaiki hubungan insani (human relationship), untuk
menentukan kelompok kerja tertentu, untuk meneliti kemampuan memimpin seseorang
dalam kelompok pada suatu kegiatan tertentu, untuk mengatur tempat duduk dalam
kelas, untuk mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Tes
Formatif 4
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan cara
menjawab setiap pertanyaan dengan jawaban singkat, jelas, dan benar.
1.
Jelaskan
pengertian sosiometri!
2.
Paparkan
tentang kegunaan sosiometri
3.
Apakah
yang dimaksud dengan angket sosiometri?
4.
Jelaskan
dan gambarkan bentuk-bentuk hubungan dalam sosiogram!
5.
Uraikan
langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri!
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang ada pada bagian akhir
subunit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor
masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan rumus berikut ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam mempelajari subunit 4 ini.
Rumus:
Jumlah skor kelima
jawaban
Tingkat penguasaan:
---------------------------------------- x
100 %
50
Apabila
penguasaan Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Jika masih di
bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajari kembali, terutama bagian yang belum
dikuasai.
Kunci Jawaban Tes
Formatif
Tes Formatif 1
1. Teknik observasi adalah teknik merekam data/keterangan/informasi
yang dilakukan oleh observer sebagaimana yang mereka saksikan selama
pengamatan.
2. Observasi dapat dibedakan menurut (a) cara dan tujuannya; dan (b)
hubungan observer dengan observee.
3. Bentuk – bentuk pedoman observasi adalah: (1) daftar cek (checklist);
(2) skala penilaian (rating scale); (3) catatan anekdot (anecdotal
records); dan (4) alat – alat mekanik (mechanical devices).
4. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan
menggolong-kan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis.
5.
Bentuk pedoman observasi:
a. Daftar cek: daftar pertanyaan yang memuat aspek-aspek yang mungkin
terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang
diamati – penjabaran
b. Skala penilaian: alat pengumpul data yang dipergunakan dalam
observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi – ada
tingkatan-tingkatan
c. Catatan anekdot: catatan berkala untuk mencatat kejadian pada
waktu-waktu yang tertentu.
d.
Alat-alat mekanik: alat pendukung untuk melakukan observasi.
Tes Formatif 2
1. Angket adalah serangkaian pertanyaan/pernyataan tertulis yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.
2. Bagian-bagian pokok dalam angket adalah bagian yang mengandung
identitas dan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh
jawabannya.
3.
Kelemahan angket:
a. Tidak akan menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian
tidak jelas
b. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh
dalam mengisi angket.
4 - 44 Unit 4
c.
Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat
observasi.
d.
Diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf
Kelebihan angket:
a.
Efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden
b. Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran,
dan bukan jawaban spontan
c. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan
tidak akan diberikan secara langsung
d.
Mudah dianalisis
4. Jenis-jenis angket, dilihat dari sumber datanya dibedakan menjadi
angket langsung dan angket tidak langsung. Dilihat dari strukturnya angket
terbagi menjadi angket berstruktur dan angket tidak berstruktur. Berdasarkan
jenis pertanyaannya, angket dibedakan menjadi pertanyaan terbuka, pertanyaan
tertutup, serta kombinasi terbuka dan tertutup. Menurut bentuk jawabannya,
angket terbagi menjadi jawaban tabuler, jawaban berskala, jawaban dengan cek,
dan jawaban kategorikal.
5.
Langkah-langkah penyelenggaraan angket
a. Tahap persiapan: memerinci variabel-variabel yang akan diukur,
menetapkan model jawaban, dan menyusun angket
b. Tahap pelaksanaan: menyiapkan format angket dan lembar jawaban
jika diperlukan, melancarkan angket kepada sejumlah banyak responden yang
dituju, dan membacakan petunjuk pengisian.
c. Tahap analisis hasil: memberi kode pada pertanyaan-pertanyaan
tertentu jika akan dianalisis lebih lanjut atau lebih dikenal dengan penyekoran
jawaban, pengelompokkan setiap variabel, kesimpulan dan penginterpretasian.
Tes Formatif 3
1. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab
secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan
tertentu.
2. Menurut jumlah orang yang diwawancarai, wawancara dapat dibedakan
menjadi wawancara perorangan dan wawancara kelompok. Menurut peran yang
dimainkan, wawancara dibedakan menjadi the non-directive interview, the focused
interview, dan the repeated interview. Berdasarkan subyek/responden
dan tujuannya, wawancara dibedakan menjadi wawancara jabatan, wawancara disipliner,
wawancara konseling, dan wawancara face-finding.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara adalah
pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
4. Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
permulaan/pendahuluan wawancara, inti wawancara, dan akhir wawancara
5. Wawancara diselenggarakan melalui tahap: (a)persiapan, yang
meliputi: menetapkan variabel yang akan diukur dan membuat pedoman wawancara;
(2) tahap pelaksanaan, yang meliputi: mempersiapkan pedoman wawancara,
menetapkan kapan dan di mana wawancara dilaksanakan, menentukan taktik/
strategi wawancara, kode etik wawancara, dan sikap pewawancara; serta (3) tahap
analisis hasil, yang meliputi: pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi,
penyekoran jawaban, kesimpulan, dan penginterpretasian.
Tes Formatif 4
1. Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur
sosial sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan
status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan.
2.
Kegunaan sosiometri:
a.
untuk memperbaiki hubungan insani (human relationship)
b.
untuk menentukan kelompok kerja tertentu
c. untuk meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada
suatu kegiatan tertentu
d.
untuk mengatur tempat duduk dalam kelas
e.
untuk mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
3. Angket sosiometri adalah sebuah kuesioner untuk mendapatkan materi
sosiometri.
4.
Bentuk-bentuk hubungan dalam sosiometri:
a. Berbentuk segitiga (triangle), yang merupakan suatu
persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
B C
b. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab
kalau A (yang berkedudukan sebagai pusat) tidak ada, maka kelompok itu akan
pecah (disintegrasi).
4 - 46 Unit 4
A
c. Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik,
kuat, dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena
hubungan ini mempunyai intensitas cukup kuat. A
E B
D
C
d. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak,
tidak menyeluruh. Kelompok demikian ini keadaannya rapuh
A → B → C → D
5.
Langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri:
a. Persiapan: menentukan kelompok siswa yang diselidiki, memberikan
informasi tertentu tentang tujuan diselenggarakannya sosiometri, serta
mempersiapkan angket sosiometri.
b. Pelaksanaan: membagikan dan mengisi angket sosiometri,
mengumpulkan kembali, dan memeriksa apakah pengisian angket sudah benar.
c. Analisis hasil: memeriksa hasil angket sosiometri, membuat
tabulasi yang berupa matrik sosiometri, membuat sosiogram, menghitung indeks
pemilihan (i.p), dan membuat laporan hasil analisis sosiometri
Daftar Pustaka
Gulo,
W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Hidayah,
N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik nontes. Malang: IKIP Malang.
Moleong, L.J.
2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian
Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Surakhmad,
W. 1977. Teknik Penilaian. Bandung: Sumatera.
Surakhmad,
W. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung:
Tarsito.
Walgito,
B. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.
Glosarium
Informan :
pemberi informasi
Insidental :
sewaktu-waktu, tidak direncanakan
Interpretasi :
penafsiran
Kolaborator :
rekan, mitra
Menampak :
kelihatan
Opini : pendapat
Partisipan :
orang yang berpartisipasi
Probing :
teknik bertanya dalam wawancara
Rapport :
pembinaan hubungan baik di awal pertemuan
Slide : gambar-gambar yang ditampilkan dari negatif film berwarna
dengan menggunakan
media proyektor
0 komentar:
Posting Komentar