Sabtu, 31 Agustus 2013

WAWANCARA


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.     Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian Wawancara ................................................................ 3
2.      Jenis-Jenis Wawancara................................................................. 4
3.      Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Wawancara................. 6
4.      Kelebihan Dan Kelemahan Wawancara....................................... 7
5.      Bagian-Bagian Wawancara.......................................................... 8
6.      Langkah-Langkah Wawancara..................................................... 9
BAB III PENUTUP
Simpulan...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
              Pengumpulan data penting dilakukan untuk dapat membantu para peserta didik agar dapat berkembang secara optimal. Setiap peserta didik, aktif dan berkembang menurut polanya sendiri-sendiri karena setiap mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat pribadi yang disebut sebagai individual defferences. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut merupakan tantangan untuk dimengerti. Siapa saja yang perlu mengerti hal ini? Tentu saja peserta didik itu sendiri, orang tua, guru, konselor, kepala sekolah dan sebagainya.
            Untuk dapat menerima peserta didik sebagai individu, diperlukan pengertian tentang peserta didik tersebut dan dunianya, di mana peserta didik merupakan pribadi yang berinteraksi. Mengerti, menghormati, dan menerima para peserta didik adalah juga merupakan tugas seorang guru. Pada dasarnya teknik pengenalan dan pemahaman individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: teknik tes dan teknik nontes. Pada bagian ini, kita hanya akan membahas tentang teknik nontes sebagai teknik mengenal dan memahami individu.
          Teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan lainnya.

2.      Rumusan Masalah
·         Apa pengertian wawancara?
·         Apa saja jenis-jenis wawancara?
·         Apa kelebihan dan kelemahan wawancara?
·         Bagaimana langkah-langkah wawancara?

3.      Tujuan
·         Mengetahui pengertian wawancara.
·          Mengetahui  jenis-jenis wawancara.
·         Mengetahui kelebihan dan kelemahan wawancara.
·         Mengetahui bagaimana langkah-langkah wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN WAWANCARA
              Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu. Wawancara bersifat langsung, apabila data yang dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan diri siswa. Wawancara yang bersifat tidak lansung, apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain, misalnya wawancara dengan orangtua siswa. Sifat wawancara yang lain adalah insidentil, ialah bilamana dilakukan sewaktu-waktu jika dianggap perlu. Bersifat berencana, apabila dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.
        W awancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka. Ini merupakan keunggulan teknik wawancara karena gerak dan mimik responden merupakan pola media yang dapat melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara tidak hanya dapat menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden. Teknik ini sangat fleksibel dalam mengajukan pertanyaan yang lebih rinci, dan memungkinkan siswa untuk mengatakan dengan jelas tentang kegiatan, minat, cita-cita, harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain mengenai dirinya.
           Wawancara dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan. Bilamana guru atau petugas bimbingan/ konselor akan menyelenggarakan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang diri siswa, maka perlu disiapkan secara seksama sebelum dimulai, seperti: rumusan pertanyaan yang akan diajukan; penciptaan suasana yang wajar tetapi terjamin obyektivitasnya. Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi yang bersifat profesional dan bukan merupakan percakapan sehari-hari yang lazim kita pakai.

2.      JENIS-JENIS WAWANCARA
          Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan menjadi :
a.       Wawancara perorangan (individual)
b.      Wawancara kelompok.
         Sedangkan menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi:
·         the non-directive interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam proses konseling
·         the focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki
·         the repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu terutama proses sosial.

         Berdasarkan subyek atau responden dan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :
·         wawancara jabatan (the employment interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan pekerjaannya yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kriteria yang diminta oleh suatu employment
·         wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan tingkah laku individu ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara. Wawancara ini dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan didalam tindakannya (changes in behaviour)
·         wawancara konseling (counseling interview) ialah wawancara yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk keperluan konseling
·         wawancara fact-finding, sifat pengumpulan data ini adalah profesional selayaknya di dalam penyelenggaraan memerlukan petugas yang profesional berpengalaman luas di bidang bimbingan, penuh simpati, dan diplomatis.

3.      HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA
         Didalam melaksanakan wawancara perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: pewawancara, siswa (responden), pedoman wawancara, dan situasi wawancara. Selama proses wawancara, pewawancara diharapkan dapat menciptakan suasana yang bebas, terbuka, dan menyenangkan sehingga mampu merangsang siswa untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh dan mencatatnya. Oleh karena itu persyaratan seorang pewawancara ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi dan rasa aman. Keberhasilan pengumpulan data dengan teknik ini bergantung pula pada peranan pewawancara, yaitu:
ü  Mampu menciptakan hubungan baik dengan responden (siswa) atau mengadakan rapport ialah situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikirannya dan keadaan yang sebenarnya.
ü  Mampu menyampaikan semua pertanyaan dengan baik dan tepat
ü   Mampu mencatat semua jawaban lisan responden dengan teliti dan jelas
ü  Mampu menggali tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan netral digunakan teknik probing.

           Responden, dalam hal ini adalah siswa turut mempengaruhi proses wawancara, utamanya kemampuan menangkap pertanyaan, dan kemampuan menjawab pertanyaan. Pedoman wawancara hendaknya tersusun pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan dan tersedia tempat untuk mencatat jawabannya, sehingga dapat dipahami dan dapat dijawab dengan baik oleh siswa/ responden. Pada dasarnya situasi wawancara perlu juga diperhatikan selama proses wawancara, seperti: waktu, tempat, ada tidaknya pihak ketiga.

4.      KELEBIHAN DAN KELEMAHAN WAWANCARA
Segi kebaikan/ keuntungan dari teknik ini antara lain:
v  Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa yang dimaksudkan.
v  Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
v  Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara

Segi-segi yang kurang menguntungkan dari wawancara adalah:
v  Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak tenaga.
v  Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus yang membutuhkan waktu yang lama.
v  Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.

         Sekalipun ada segi-segi yang kurang menguntungkan dari wawancara, namun jika memperhatikan patokan-patokan dalam melakukan wawancara maka wawancara juga banyak menyumbang sebagai metode untuk mendapatkan data. Pada umumnya salah satu keuntungan dari wawancara ialah sifat fleksibilitasnya.

5.      BAGIAN-BAGIAN WAWANCARA
Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Ø  Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama) antara pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan penyampaian maksud serta tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini adalah mendapatkan gambaran tentang jalannya wawancara selanjutnya. Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya maka hal ini akan menjadi sumbangan yang besar artinya dalam wawancara selanjutnya.
Ø  Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan wawancara harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
Ø  Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya wawancara. Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan (misalnya dalam counseling interview). Kadang-kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu kapan wawancara itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan untuk mengadakan wawancara lagi.

6.      LANGKAH-LANGKAH WAWANCARA
           Didalam menyelenggarakan, pengumpulan data dengan teknik wawancara ini terdapat tiga tahapan yang lazim ditempuh, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap pertama, persiapan, meliputi: langkah menetapkan variabel yang akan diukur, membuat pedoman wawancara. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi: mempersiapkan pedoman wawancara, menetapkan kapan dan dimana wawancara dilaksanakan, menentukan taktik/ strategi wawancara. Kode etik wawancara dan sikap pewawancara. Tahap ketiga, analisis hasil, meliputi: pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi, penyekoran jawaban, kesimpulan dan penginterpretasian.

          Selanjutnya tahap-tahap penyelenggaraan wawancara tersebut diuraikan satu-satu berikut ini:
o   Tahap persiapan
            Tahap pertama dalam persiapan wawancara ialah menetapkan variabel-variabel yang akan diukur, misal kebiasaan belajar di rumah, maka variabel-variabelnya meliputi: tempat belajar, jadwal belajar, fasilitas belajar, strategi belajar, kesulitan-kesulitan yang dialami, situasi belajar, perhatian orangtua.  Langkah membuat pedoman wawancara, pada dasarnya pedoman wawancara ini mempengaruhi hasil wawancara. Oleh karena itu pedoman wawancara dibuat sedemikian lengkap sehingga mempengaruhi kualitas hasil wawancara. Pedoman wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang dialami, daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.

Berikut ini merupakan contoh pedoman wawancara.

Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke : ............................................................................
2. Waktu wawancara : ............................................................................
3. Tempat wawancara : ............................................................................
4. Masalah : ............................................................................
                     ............................................................................
5. Nama siswa : ............................................................................
6. Proses wawancara : ............................................................................


No
Pertanyaan
Jawaban



7.Kesimpulan/catatan : .................................................................................
                                  ..............................................................................
o   Tahap pelaksanaan
            Pada tahap ini pewawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang akan dipakai. Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/ responden untuk menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya, menentukan taktik wawancara, seperti: ketika wawancara tatap muka diusahakan tidak ada pihak ketiga, jawaban pertama pertanyaan itulah pendapat siswa (responden) yang sesungguhnya, diharapkan tidak tergesa-gesa dalam menuliskan jawaban responden, jawaban responden harus dimengerti maksudnya, dan menulis komentar responden secara lengkap, dan lain-lain.
            Kode etik wawancara dan sikap pewawancara, kedua hal ini sangat penting di dalam proses wawancara sehingga akan memperoleh data yang diharapkan. Ada beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: cermat, obyektif, jujur dalam mencatat jawaban, netral, menulis jawaban responden selengkapnya, menaruh perhatian dan penuh pengertian, sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan harus menghargai responden.
                Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi: netral, adil (tidak memihak), ramah, hindarkan ketegangan, dan hindarkan kata-kata atau bahasan yang menimbulkan sugesti.

o   Tahap analisis hasil
            Beberapa langkah yang perlu diperhatikan selama analisis data ialah pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi, seperti: variabel tempat belajar, waktu belajar, strategi belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya. Berikutnya adalah pemberian skor jawaban, penyekoran ini tentu tiada lepas dengan bentuk pertanyaan atau pun jawaban yang diharapkan, seperti bentuk pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka, kombinasi, pertanyaan yang dijawab dengan angka, pertanyaan tertutup yang jawabannya dipilih lebih dari satu dan sebagainya. Kemudian ditabulasi terhadap variabel masing-masing. Hasil tabulasi tersebut akan diketahui frekuensi setiap variabel, yang selanjutnya dapat memberikan simpulan dan interpretasinya.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
        Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Wawancara dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan.
          Menurut jumlah orang yang diwawancarai, wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara perorangan dan wawancara kelompok. Menurut peran yang dimainkan, wawancara dibedakan menjadi the non-directive interview, the focused interview, dan the repeated interview. Berdasarkan subyek/ responden dan tujuannya, wawancara dibedakan menjadi wawancara jabatan, wawancara disipliner, wawancara konseling, dan wawancara face-finding.
          Didalam melaksanakan wawancara perlu diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu pewawancara, siswa/ responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.

DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Hidayah, N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik nontes. Malang: IKIP Malang.
Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, W. 1977. Teknik Penilaian. Bandung: Sumatera.
Surakhmad, W. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.
Walgito, B. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.

0 komentar: