DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah............................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.
Tujuan
.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Wawancara ................................................................ 3
2.
Jenis-Jenis Wawancara................................................................. 4
3.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Wawancara................. 6
4.
Kelebihan Dan Kelemahan Wawancara....................................... 7
5.
Bagian-Bagian Wawancara.......................................................... 8
6.
Langkah-Langkah Wawancara..................................................... 9
BAB III PENUTUP
Simpulan...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pengumpulan data
penting dilakukan untuk dapat membantu para peserta didik agar dapat berkembang
secara optimal. Setiap peserta didik, aktif dan berkembang menurut polanya
sendiri-sendiri karena setiap mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat
pribadi yang disebut sebagai individual
defferences. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut merupakan tantangan untuk
dimengerti. Siapa saja yang perlu mengerti hal ini? Tentu saja peserta didik
itu sendiri, orang tua, guru, konselor, kepala sekolah dan sebagainya.
Untuk dapat
menerima peserta didik sebagai individu, diperlukan pengertian tentang peserta
didik tersebut dan dunianya, di mana peserta didik merupakan pribadi yang
berinteraksi. Mengerti, menghormati, dan menerima para peserta didik adalah
juga merupakan tugas seorang guru. Pada dasarnya teknik pengenalan dan
pemahaman individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: teknik tes dan teknik
nontes. Pada bagian ini, kita hanya akan membahas tentang teknik nontes sebagai
teknik mengenal dan memahami individu.
Teknik nontes
merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru
dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang
tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik
di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri
siswa, dan lainnya.
2. Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian
wawancara?
·
Apa saja jenis-jenis
wawancara?
·
Apa kelebihan dan
kelemahan wawancara?
·
Bagaimana
langkah-langkah wawancara?
3. Tujuan
·
Mengetahui pengertian
wawancara.
·
Mengetahui jenis-jenis wawancara.
·
Mengetahui kelebihan
dan kelemahan wawancara.
·
Mengetahui bagaimana
langkah-langkah wawancara.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN WAWANCARA
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data
dengan tanya-jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang
terarah pada tujuan tertentu. Wawancara bersifat langsung, apabila data yang
dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan, misalnya
wawancara dengan diri siswa. Wawancara yang bersifat tidak lansung, apabila
wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai
orang lain, misalnya wawancara dengan orangtua siswa. Sifat wawancara yang lain
adalah insidentil, ialah bilamana
dilakukan
sewaktu-waktu jika dianggap perlu. Bersifat berencana, apabila dilaksanakan
pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.
W awancara merupakan salah satu metode untuk
mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung
dengan informan (face to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya jawab dalam hubungan tatap muka. Ini merupakan keunggulan teknik
wawancara karena gerak dan mimik responden merupakan pola media yang dapat
melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara tidak hanya dapat menangkap
pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi,
dan motif, yang dimiliki oleh responden. Teknik ini sangat fleksibel dalam
mengajukan pertanyaan yang lebih rinci, dan memungkinkan siswa untuk mengatakan
dengan jelas tentang kegiatan, minat, cita-cita, harapan-harapan,
kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain mengenai dirinya.
Wawancara dapat dibedakan berdasarkan
tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya
sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan. Bilamana
guru atau petugas bimbingan/ konselor akan menyelenggarakan wawancara untuk
mengumpulkan informasi tentang diri siswa, maka perlu disiapkan secara seksama
sebelum dimulai, seperti: rumusan pertanyaan yang akan diajukan; penciptaan
suasana yang wajar tetapi terjamin obyektivitasnya. Wawancara merupakan proses
interaksi dan komunikasi yang bersifat profesional dan bukan merupakan
percakapan sehari-hari yang lazim kita pakai.
2.
JENIS-JENIS
WAWANCARA
Menurut jumlah orang
yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. Wawancara
perorangan (individual)
b. Wawancara
kelompok.
Sedangkan menurut
peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi:
·
the non-directive interview,
yaitu wawancara yang digunakan dalam proses konseling
·
the focused interview, yaitu
wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan
dengan objek-objek yang diselidiki
·
the repeated interview, yaitu
wawancara yang berulang. Wawancara ini terutama digunakan untuk mencoba
mengikuti perkembangan tertentu terutama proses sosial.
Berdasarkan subyek
atau responden dan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :
·
wawancara jabatan (the
employment interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk mencocokan seorang
calon pegawai dengan pekerjaannya yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk
mendapatkan gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang
terhadap kriteria yang diminta oleh suatu employment
·
wawancara disipliner atau
wawancara administratif (administrative interview) ialah wawancara yang
ditujukan untuk ”menuntut” perubahan tingkah laku individu ke arah kegiatan
yang diinginkan oleh pewawancara. Wawancara ini dijalankan untuk keperluan
administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan
perubahan-perubahan didalam tindakannya (changes in behaviour)
·
wawancara konseling
(counseling interview) ialah wawancara yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi atau memecahkan masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini
dijalankan untuk keperluan konseling
·
wawancara fact-finding, sifat
pengumpulan data ini adalah profesional selayaknya di dalam penyelenggaraan
memerlukan petugas yang profesional berpengalaman luas di bidang bimbingan,
penuh simpati, dan diplomatis.
3.
HAL-HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA
Didalam
melaksanakan wawancara perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yaitu: pewawancara, siswa (responden), pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
Selama proses wawancara, pewawancara diharapkan dapat menciptakan suasana yang
bebas, terbuka, dan menyenangkan sehingga mampu merangsang siswa untuk
menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh dan mencatatnya. Oleh karena itu
persyaratan seorang pewawancara ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang
tinggi dan rasa aman. Keberhasilan pengumpulan data dengan teknik ini
bergantung pula pada peranan pewawancara, yaitu:
ü Mampu
menciptakan hubungan baik dengan responden (siswa) atau mengadakan rapport ialah
situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia bekerjasama,
bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikirannya dan
keadaan yang sebenarnya.
ü Mampu
menyampaikan semua pertanyaan dengan baik dan tepat
ü Mampu mencatat semua jawaban lisan responden
dengan teliti dan jelas
ü Mampu
menggali tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan
netral digunakan teknik probing.
Responden, dalam hal
ini adalah siswa turut mempengaruhi proses wawancara, utamanya kemampuan
menangkap pertanyaan, dan kemampuan menjawab pertanyaan. Pedoman wawancara
hendaknya tersusun pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan dan tersedia
tempat untuk mencatat jawabannya, sehingga dapat dipahami dan dapat dijawab
dengan baik oleh siswa/ responden. Pada dasarnya situasi wawancara perlu juga
diperhatikan selama proses wawancara, seperti: waktu, tempat, ada tidaknya
pihak ketiga.
4.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN WAWANCARA
Segi kebaikan/
keuntungan dari teknik ini antara lain:
v Dengan
wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh
pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa yang dimaksudkan.
v Bahasa
dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
v Oleh
karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat menimbulkan
suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai pengaruh yang baik pula
terhadap hasil wawancara
Segi-segi yang kurang
menguntungkan dari wawancara adalah:
v Wawancara
kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena wawancara membutuhkan
waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak tenaga.
v Wawancara
membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus yang membutuhkan waktu
yang lama.
v Dalam
wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan mempengaruhi hasil
wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
Sekalipun ada
segi-segi yang kurang menguntungkan dari wawancara, namun jika memperhatikan
patokan-patokan dalam melakukan wawancara maka wawancara juga banyak menyumbang
sebagai metode untuk mendapatkan data. Pada umumnya salah satu keuntungan dari
wawancara ialah sifat fleksibilitasnya.
5.
BAGIAN-BAGIAN
WAWANCARA
Wawancara terdiri dari
beberapa bagian, yaitu:
Ø Permulaan
atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk mendapatkan
hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama) antara pewawancara
dengan responden, dan biasanya diisi dengan penyampaian maksud serta tujuan
dari wawancara itu. Peran dari bagian ini adalah mendapatkan gambaran tentang
jalannya wawancara selanjutnya. Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan
timbul perasaan saling percaya maka hal ini akan menjadi sumbangan yang besar
artinya dalam wawancara selanjutnya.
Ø Inti
wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan wawancara
harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk mengumpulkan data
latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
Ø Akhir
wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya wawancara. Wawancara
dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan
(misalnya dalam counseling interview). Kadang-kadang wawancara ditutup dengan
menentukan waktu kapan wawancara itu akan dilanjutkan lagi, bila masih
dibutuhkan untuk mengadakan wawancara lagi.
6.
LANGKAH-LANGKAH
WAWANCARA
Didalam menyelenggarakan, pengumpulan data
dengan teknik wawancara ini terdapat tiga tahapan yang lazim ditempuh, yaitu:
tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap pertama, persiapan,
meliputi: langkah menetapkan variabel yang akan diukur, membuat pedoman
wawancara. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi: mempersiapkan pedoman wawancara,
menetapkan kapan dan dimana wawancara dilaksanakan, menentukan taktik/ strategi
wawancara. Kode etik wawancara dan sikap pewawancara. Tahap ketiga, analisis
hasil, meliputi: pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi, penyekoran
jawaban, kesimpulan dan penginterpretasian.
Selanjutnya
tahap-tahap penyelenggaraan wawancara tersebut diuraikan satu-satu berikut ini:
o
Tahap persiapan
Tahap pertama dalam
persiapan wawancara ialah menetapkan variabel-variabel yang akan diukur,
misal kebiasaan belajar di rumah, maka variabel-variabelnya meliputi: tempat
belajar, jadwal belajar, fasilitas belajar, strategi belajar,
kesulitan-kesulitan yang dialami, situasi belajar, perhatian orangtua. Langkah membuat pedoman wawancara, pada
dasarnya pedoman wawancara ini mempengaruhi hasil wawancara. Oleh karena itu
pedoman wawancara dibuat sedemikian lengkap sehingga mempengaruhi kualitas
hasil wawancara. Pedoman wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang
dialami, daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.
Berikut ini merupakan contoh pedoman wawancara.
Pedoman
Wawancara
1.
Wawancara ke :
............................................................................
2.
Waktu wawancara :
............................................................................
3.
Tempat wawancara : ............................................................................
4.
Masalah :
............................................................................
............................................................................
5.
Nama siswa : ............................................................................
6.
Proses wawancara :
............................................................................
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
|
|
7.Kesimpulan/catatan
:
.................................................................................
..............................................................................
o
Tahap
pelaksanaan
Pada
tahap ini pewawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang akan dipakai.
Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/ responden untuk
menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya, menentukan taktik
wawancara, seperti: ketika wawancara tatap muka diusahakan tidak ada pihak
ketiga, jawaban pertama pertanyaan itulah pendapat siswa (responden) yang
sesungguhnya, diharapkan tidak tergesa-gesa dalam menuliskan jawaban responden,
jawaban responden harus dimengerti maksudnya, dan menulis komentar responden
secara lengkap, dan lain-lain.
Kode etik wawancara dan sikap
pewawancara, kedua hal ini sangat penting di dalam proses wawancara sehingga
akan memperoleh data yang diharapkan. Ada beberapa kode etik yang ditetapkan
bagi pewawancara dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: cermat, obyektif, jujur dalam
mencatat jawaban, netral, menulis jawaban responden selengkapnya, menaruh
perhatian dan penuh pengertian, sanggup membuat responden tenang dan bersedia
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan harus menghargai responden.
Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi: netral, adil
(tidak memihak), ramah, hindarkan ketegangan, dan hindarkan kata-kata atau
bahasan yang menimbulkan sugesti.
o
Tahap
analisis hasil
Beberapa
langkah yang perlu diperhatikan selama analisis data ialah pengelompokkan
variabel yang akan ditabulasi, seperti: variabel tempat belajar, waktu belajar,
strategi belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya. Berikutnya adalah
pemberian skor jawaban, penyekoran ini tentu tiada lepas dengan bentuk
pertanyaan atau pun jawaban yang diharapkan, seperti bentuk pertanyaan
tertutup, pertanyaan terbuka, kombinasi, pertanyaan yang dijawab dengan angka,
pertanyaan tertutup yang jawabannya dipilih lebih dari satu dan sebagainya.
Kemudian ditabulasi terhadap variabel masing-masing. Hasil tabulasi tersebut
akan diketahui frekuensi setiap variabel, yang selanjutnya dapat memberikan
simpulan dan interpretasinya.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Wawancara merupakan salah satu metode untuk
mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung
dengan informan (face to face relation). Wawancara dapat dibedakan berdasarkan
tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya
sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan.
Menurut jumlah orang yang
diwawancarai, wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara perorangan dan
wawancara kelompok. Menurut peran yang dimainkan, wawancara dibedakan menjadi
the non-directive interview, the focused interview, dan the repeated interview.
Berdasarkan subyek/ responden dan tujuannya, wawancara dibedakan menjadi
wawancara jabatan, wawancara disipliner, wawancara konseling, dan wawancara
face-finding.
Didalam melaksanakan wawancara perlu
diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu pewawancara, siswa/
responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
DAFTAR
PUSTAKA
Gulo, W. 2005.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Hidayah, N.
1998. Pemahaman Individu: Teknik nontes. Malang: IKIP Malang.
Moleong, L.J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian
Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, W.
1977. Teknik Penilaian. Bandung: Sumatera.
Surakhmad, W. 1990. Pengantar Penelitian
Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.
Walgito, B.
2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.
0 komentar:
Posting Komentar