A.
Perencanaan
Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran.
Kegiatan
belajar yang berlangsung di sekolah
bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, dan
bantuan pendidik lainnya. Kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja
dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran, persiapan pengajaran ini
sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran disekolah.
Penyusunan program dapat dibedakan menjadi program
tahunan, program semester, program
mingguan, dan program harian. Langkah-langkah penyusunan program tahunan
adalah :
1. Membaca
dan memahami kurikulum dan silabusnya.
2. Menganalisis
kemampuan dasar yang ada pada kurikulum.
3. Menentukan
alokasi waktu setiap kemampuan dasar berdasarkan kalender pendidikan yang
ditetapkan.
Tim penyusun program
tahunan terdiri dari:
1. Tim
perekayasa kurikulum.
2. Alhi
mata pelajaran.
3. Kelompok
kerja guru yang terdiri dari guru mata pelajaran.
Perencaaan ini akan
merespon pemenuhan target pembelajaran. Untuk mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan, maka secara teknis dan operasional dijabarkan dalam program
mingguan dan harian.
1.
Pengertian
dan Tujuan pembelajaran Pengajaran.
Proses
pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan suatu tujuan,
artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya
adalah tercapainya tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang
dirumuskan dalam satuan pelajaran.
Perencanaan
pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah proses.
b. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah disiplin.
c. Perencanaan
pengajaran sebagai sains.
d. Perencanaan
pengajaran sebagai realitas.
e. Perencanaan
pengajaran sebagai suatu system.
f. Perencanaan
pengajaran sebagai teknologi.
Mengacu
pada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Kurikulum
khususnya GBPP, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program
pengajaran. Dalam GBPP telah tercantum tujuan kurikuler, tujuan instruksional,
pokok bahasan, sub pokok bahasan alokasi waktu untuk mengajar.
Perencanaan
program pengajaran juga perlu memperhatikan ketersediaan sarana, prasarana,
kelengkapan, dan alat bantu pelajaran yang menjadi pendukung terlaksananya
berbagai aktivitas belajar siswa.
Dalam
menyusun rencana program pengajaran disesuaikan dengan keadaan kelas. Kelas
yang pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat belajar.
Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru perlu menggunakan metode
atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.
Sebelum
menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari
dulu record siswa. Melalui pemanfaatan
record tersebut, guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dan
masalah siswa, record siswa juga dapat digunakan untuk mengadakan berbagai
usaha penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu.
Dalam
proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang guru pada
suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka guru tersebut
belajar untuk meningkatkan kompetensi baik melalui jalur pendidikan dan latihan
maupun belajar mandiri dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat secara
intensif.
Tujuan
perencanaan pembelajaran secara ideal menguasai sepenuhnya bahan dan materi
ajaran, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersdia, dan
membelajarkan murid ssuai yang diprogramkan.
2.
Fungsi-fungsi
Managemen dan Pembelajaran.
Guru
dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus dapat mengenali
kebutuhan-kebutuhan dan mewaspadai kendala-kendala yang barang kali dijumpai
dalam realitas. Dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan belajar saat suatu program
pembelajaran direncanakan atau mulai dipertimbangkan, guru sbagai perencana
sering mendapat informasi tentang kendala, yaitu:
1. Keterbatasan
dana atau anggaran untuk mendukung pembelajaran.
2. Penyesuaian
waktu dan program yang harus dipersiapkan untuk dilaksanakan pada tahun depan,
semester depan, minggu depan atau besuk.
3. Keterbatasan
perlengkapan pembelajaran yang siap untuk digunakan.
4. Ruang
belajar yang tersedia.
5. Keterbatasan
kebutuhan belajar lainnya.
Menurut Terry management merupakan proses yang
khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, perngorganisasian, pergerakan,
dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menetukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya lain
(winarsi, 1989). Pendapatan ini dipertegas oleh Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1982) mengarakan bahwa management
adalah suatu tindakan, kegiatan, atau tindakan dengan tujuan tertentu
melaksanakan pekerjaan manajerial dengan tiga fungsi utama yaitu perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian. Jadi, management adalah suatu tindakan atau
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan atau
melakukan pengawasan.
Management
pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh
personel yang diberi wewenang untuk itu muaranya pada kesuksesan program
pembelajaran. Dengan demikian mengacu pada prinsip yang dikemukakan tersebut,
maka keefektifan management pembelajaran dapat dicapai jika fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dapat diimplementasikan dengan
baik dan benar dalam program pembelajaran.
a.Penerapan fungsi
perencanaan dalam kegiatan pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan
pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang
kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan.Dalam hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan
bahwa dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan Bang Hart dan Trull mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari
semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas
kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai maqcam permasalahan.
b.Penerapan fungsi
pengorganisasian dalam kegiatan pembelajaran
Menurut Gorton pengorganisasian adalah
terbaginya tugas kedalam berbagai unsur organisasi dengan kata lain pengorganisasian
yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam
sub-sub atau komponen-komponen organisasi. Sedangkan Oteng Sutrisna menyatakan
bahwa pengorganisasian ebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk
hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan
bersama. Unsur-unsur yang mempersatukan diantaranya tujuan bersama yang menjadi
iktikad bersama untuk mewujudkannya sedangkan unsur-unsur yang memisahkan
diantaranya kewenangan membagi-bagikan kekuasaan yang dimiliki, menyerahkan
tanggung jawab pada pihak tertentu, dan memberi pengarahan kepada anggota atau
unit di bawah tanggung jawabnya.
Pengorganisasian pembelajaran meliputi
aspek:
·
Menyediakan fasilitas,
perlengkapan dan personel yang diperlukan untuk penyusunan kerangka yang
efisien
·
Pengelompokan komponen
pembelajaran dalam struktur sekolah yang teratur
·
Membentuk struktur wewenangdan
mekanisme koordinasi pembelajaran
·
Merumuskan dan menetapkan metode
dan prosedur pembelajaran
·
Memilih, menggadakan latihan dan
pendidikan dalam upaya pertumbuhan jabatan guru dilengkapi dengan sumber-sumber
lain yang diperlukan.
c. Penerapan Fungsi
Penggerakan Dalam Kegiatan Pembelajaran
Menggerakkan, menurut Terry (1977) berarti merangsang
anggota-anggota kelompok unntuk melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan
kemampuan yang baik. Dalam konteks pembelajaran di sekolah tugas menggerakkan
dilakukan oleh kepala sekoolah, sedangkan saat di dalam kelas tugas ini
dalakukan oleh guru pengajar. Penggerakan juga dapat diartikan sebagai
pelaksanaan dan kepemimpinan bagi sekolah maupun dalam kegiatan pembelajaran.
Penggerakan yang dilakukan kepala
sekolah dan guru, paling tidak meliputi:
1.
Menyusun kerangka waktu dan biaya
yang diperlukan secara jelas.
2.
Memprakarsai dan menampilkan
kepemimpinan dalam melaksanakan rencana pengambilan keputusan.
3.
Mengeluarkan instruksi-instruksi
yang spesifik kearah pencapaian tujuan.
4.
Membimbing, memotivasi dan
melakukan supervisi olek kepala sekolah terhadap guru.
d. Penerapan Fungsi
Pengawasan Dalam Kegiatan Pembelajaran
Pengawasan adalah suatu konsep yang luas
yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dalam perencanaan pembelajaran
meliputi:
1.
Mengevaluasi perencanaan kegiatan.
2.
Melaporkan penyimpangan untuk
kegiatan koreksi.
3.
Menilai pekerjaan dan melakukan
tindakan koreksi.
Guru
harus mengatur pikirannya sendiri, ia
harus dapat melihat dengan jelas ap yang sedang diusahakan untuk dikerjakan dan
mengutarakan dengan cara yang logis dan teratur dengan landasan yang benar.
e. Tenaga Kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik adalah
seorang/sekelompok orang yang berprofesi mengola kegiatan belajar dan mengajar
serta seperangkat peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang lebih efektif melalui trasformasi. Tenaga pendidikan
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,melatih,mengembangkan,mengelola
dan/membrikan pelayanan taknis dalam
pendidikan.
Kemampuan ini sebagai gambaran bahwa
guru itu merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian. Dengan kemampu itu guru
dapat melakukan perannya sesuai standar kinerja guru sebagai tenaga
profesional. Profesional guru di kembangkan dari kompetesi dasar yang memiliki
ciri-ciri:
1. Kepribadian yang prima
2.
Kemampuan untuk memotivasi peserta
didik
3.
Kemampuan menejemen pembelajaran
secara utuh
4.
Kemampuan untuk mengeksprsikan
gagasan-gagasan
5. Memiliki kemampuan menggunakan media maupun peralatan belajar
terkini,pendekatan belajar,dan metodologi pendidikan
Guru dikatakan komponen jika ia
menguasai dan memiliki kecakapan profesional keguruan, ditandai dengan
keahliannya selaras dengan tuntutan
bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya. Atas dasar kedudukan profesional itu
guru mempunyai wewenang dalam pelayanan belajar dan pelayanan sosial di
masyarakat. Standart kinerja guru menurut Gaffar ada tiga bidang, yakni :
1.
Kontent knowlege
2.
Behaviour skils
3.
Human relations skills,
Sementara
itu Rohman dan Sanusi menyebutkan tugas dan kinerja guru mencakup aspek:
·
Kemampuan profesional.
·
Kemampuan sosial.
·
Kemampuan individual
Kompetensi atau kemampuan adalah adalah
performansi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi
yang diinginkan:
1.
Kompotensi dapat diklasifikasikan
menjadi satu kompetensi dasar untuk memelihara dan memenui kebutuhan hidup.
2.
Kompetensi umum untuk bisa hidup
di masyarakat
3.
Kompetensi teknis maupun
ketrampilan untuk melakukan suatun pekerjaan / kegiatan
4.
Kompetensi profesional untuk
penentuan keputusan, berisi serangkaian kegiatan analis sintesis, penggunaan
pengetahuan dan pengalaman, pemikiran dan kreatifitas.
Kompetensi bersifat unik untuk setiap
orang, mengingat isi kompetensi teknis dan profesional yang berbeda, demikian
juga spektrum setiap komponen potensi setiap individu berbeda. Tenaga pendidik
pada umumnya terdiri dari guru, pengelola kurikulum, konselor, supervisior,
kepsek, dan tenaga fungsional kependidikan lainnya sesuai aturan.
B. Prinsip Perencanaan
Pengajaran
1. Prinsip-Prinsip
Pengajaran Dalam Perencanaan Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan
satu pendekatan ataupun metoda mengajar,tapi menggunakan beberapa metode yang
mungkin berasal dari teori psikologi atau teori balajar mengajar yang sama ,
mungkin juga teori yang berbeda.
a.
Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar
dikelas berada dalam proses perkembangan dan akan terus perkembang yang berarti
perubahan.
b.
Prinsip perbedaan individu
Tiap orang memiliki ciri ciri dan
pembawaan yang berbeda menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang
masing masing juga berbeda.Untuk dapat memberikan bantuan belajar bagi siswa
maka guru harus dapat memahami dengan benar ciri-ciri para siswa. Guru
hendaknya dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri siswanya masing-masing,. Dalam
model pengajaran berprogram atau modul,penyesuaian belajar dengan perbedaan
individu ini sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru,karna cara belajarnya
individual.Dalam pembelajaran bersifat klasikal,seperti yang umumnya
dilaksanakan di sekolah sekolah.
Pembelajaran
model klasikal ini dapat di sempurnakan dengan cara:
1.
Guru menggunakan metode /strategi
belajar mengajar bervarias.
2.
Menggunakan alat dan media
pengajaran yang dapat membantu siswa khususnya yang menpunyai kelemahan
tertentu.
3.
Guru memberikan bahan pelajaran
tambahan kepada anak-anak yang pandai untuk mengimbangi kepandaiannya
4.
Guru memberikan bantuan khusus
kepada anak-anak yang kurang pandai dalam belajar yang di lakukan dalam jam
pelajaran maupun di luar pelajaran
5.
Pemberian tugas-tugas disesuaikan
dengan minat dan kemampuan anak
c.
Minat dan kebutuhan anak
Setiap anak mempunyai minat dan
kebutuhan sendiri-sendiri. Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan
kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian.
Sesuatu yang menarik minat dan di
butuhkan anak tentu akan menarik
perhatiannya,dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh belajar.
d) Aspek Motivasi dalam
Perencanaan Pembelajaran
Motif atau biasa juga
disebut dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada diri
individu atau siswa yang mendorongnya
untuk menncapai suatu tujuan. Motif memiliki peranan yang cukup besar dalam
upaya belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukuan guru dalam perencanaan
pengajaran untuk membangkitkan belajar para siswa, yaitu:
1.
Mempersiapkan untuk menggunakan
metode dan media mengajar yang bervareasi.
2.
Merencanakan dan memilih bahan
yang menarik minat dan dibutuhkan siswa.
3.
Memberikan sasaran antara, sasaran
akhir belajar adalah lulus ujian / naik kelas.
4.
Memberikan kesempatan untuk
sukses.
5.
Diciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
6.
Adakan persaingan sehat,
persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajar.
2)
Konsep Pendekatan Sistem dalam
Pengajaran
Pengajaran sebagai
suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan
sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Dalam pengajaran suatu
sistem, langkah perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat
penting, sebab menentukan langkah pelahsanaan dan evaluasi. Keterpaduan
pengajaran sebagai sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar
mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya.
1.
Perncanaan Tujuan-Tujuan Instruksional
Program semester
merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata pelajaran yang
berlangsung selama 1 semester. Lenkah-langkah penyusunan program semester
yaitu:
·
Membaca dan memahami program
semester dalam satu tahun.
·
Menganalisis kemampuan dasr dari
materi pokok dengan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa pada
setiap semester yang diprogram.
·
Menentukan alokasi waktu setiap
kemampuan dasr berdasrkan kalender pendidikan yang ditetapkan
Pembelajaran merupakan aktivitas guru
dan peserta didik sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran yang efektif terletak pada 2 hal yaitu:
1.
Pemilihan stimulus diskriminatif
dan penggunaan penguatan. Pemilihan stimulus dalam pembelajaran dikelas
meliputi dua hal penting yaitu diskriminasi stimulus dan generasi stimulus.
2.
Memberikan penguatan agar belajar
lebih efektif.
Dalam
mempersiapkan rencana pembelajaran, yang pertama kali dilakukan oleh guru
adalah merumuskan tujuan umum pembelajaran yang akan dicapai. Langkah
berikutnya adalah menyiapkan pokok-pokok materi dan bahan ajar dalam kegiatan
pembelajaran, menetapakan media dan alat pengajaran yang dapat digunakan
memperjelas dan mempermudah memahami materi pelajaran oleh siswa yang
disampaikan guru. Kemudian menyusun alat evaluasi yang akan digunakan dalam
menilai seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran telah/ belum tercapai. Tujuan
pengajaran merupakan titik awal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan
pengajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus di rumuskan oleh
guru dalam pembelajran, karena merupakan sasaran dari proses pembelajran.
Menurut Ibrahim dan Nana Syaudih tujuan
pembelajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang diharapkan
dimiliki para siswa setelah mereka menempuh pembelajaran seperti siswa-siswa:
·
Memiliki kemampuan membaca yang
lebih baik
·
Bersikap displin dan percaya diri
·
Dapat memecahkan persamaan kuadrat
·
Gemar membuat kerajinan tangan
dari tanah liat
·
Dapat mengemukakan cara-cara yang
tepat untuk mencegah timbulnya penyakit disentri
·
Dapat menuliskan contoh-contoh
kalimat tunggal dalam bahasa Indonesia.
Tujuan
pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru, sedangkan dewasa ini tujuan pembelajaran
lebih diartikan sebagai suatu produk / hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan
berpusatnya tujuan pembelajran pada siswa, keberhasilan pembelajaran lebih
banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan
telah terjadi pada diri siswa. Tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa
dirasakan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat
evaluasi belajaran, memilih materi dan kegiatan pembelajaran,penetapan media
dan alat pengajaran. Dilihat dari domain / bidang yang dicakup, tujuan-tujuan
pendidikan dibagi atas :
1.
Tujuan Kognitif
Beberapa ahli psikologi dan ahli
pendidikan berpendapat, bahwa konsepsi-konsepsi tentang belajar yang telah
dikenal, tidak satupun yang mempersoalkan proses-proses kognitif yang terjadi
selama belajar. Pendekatan secara kognitif tentang belajar memusatkan pada
proses perolehan konsep-konsep, pada sifat dari konsep-konsep, dan pada
bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Penekanan mereka
ialah pada proses-proses internal yang digunakan dalm belajar konsep-konsep.
Tingkahlaku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkahlaku itu terjadi. Tujuan-tujuan
kognitif adalah tujuan-tujuan yang lebih
banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berfikir atau intelektual.
Menurut Benjamin Bloom ada 6 tingkatan dalam domain kognitif yang berlaku
juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini yaitu:
1.
Pengetahuan / ingatan.
2.
Pemahaman.
3.
Penerapan.
4.
Analisis.
5.
SintesiS.
6.
Evaluasi.
Kriteria yang digunakan dapat bersifat
intern yaitu berasal dari situasi/ keadaan yang dievaluasikan itu sendiri, dan
kriteria ekstern yaitu kriteria yang berasal dari luar keadaan / situasi yang
dievaluasikan tersebut. Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil
belajar yang tertinggi dalam domain
kognitif, sehingga memerlukan semua tipe hasil belajar tingkatan sebelumnya
yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.
2)
Tujuan Afektif
Tujuan afektif adalah tujuan yang
banyak berkaitan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilakupeserta
didik. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku, seperti perhatian terhadap pelajaran etika dan moral akan meningkatkan
kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran lain.
Menurut Krathwohl, Bloom dan Mansia
bahwa domain afektif berdasar lima kategori, yaitu :
1.
Penerimaan.
2.
Pemberian respon.
3.
Penghargaan / penilaian.
4.
Pengorganisasian.
5.
Karakterisasi.
Belajar
afektif berbeda dengan belajar kognitif, karena segi afektif sangat bersifat
subjektif, lebih mudah berubah dan tidak
ada materi khusus yang harus dipelajari karena menekankan penghayatan
dan apresiasi. Setiap orang memiliki nilai baik yang jelas atau terselubung.
Nilai yang demikaian ini ada yang tersembunyidan ada pula yang dapat dinyatakan
secara eksplisit, nilai juga bersifat multi dimensional ada yang relatif dan
ada pula yang absolut. Sifat yang
demikian inilah yang menjadi penting dalam merumuskan TUJUAN BELAJAR
AFEKTIF.
3) Tujuan
Psikomotor
Ranah
psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan
bertindak setelah menerima pembelajaran tertentu. Tujuan psikomotor adalah
tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek ketrampilan gerak dari peserta didik.
Menurut
Elizabeth Simpson domain psikomotor terbagi atas 7 kategori, yaitu:
1.
Persepsi
2.
Kesiapan
3.
Respons terbimbing
4.
Mekanisme
5.
Respons yang kompleks
6.
Penyesuaian pola gerakan / adaptasi
7.
Organisasi
Dengan memperhatikan penggolongan
tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang lingkup dan
tingkatan tujuan-tujuan pengajaran yang dapat dikembangkan dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Karena itu perencanaan program pembelajaran baik
dalam penyusunan bahan, penentuan metode dan pendekatan, penentuan media dan
perlengkapan pengajaran dan penentuan alokasi waktu belajar mengacu pada
penggolongan tujuan-tujuan tersebut, yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
b) Perencanaan Materi
dan Bahan-Bahan Pengajaran
Telah diadakan penelitian yang
menyatakan bahwa pengalaman praktis para guru selama beberapa generasi dapat
dibuktikan bahwa prosedur pemanfaatan alat dan bahan pengajaran haruslah :
1.
Pemeriksaan awal
2.
Persiapan lingkungan
3.
Persiapan siswa
4.
Penyajian bahan pengajaran
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran:
1.
Materi pelajaran hendaknya dapat
menunjang tercapainya tujuan instruksional.
2.
Materi pelajaran hendaknya sesuai
dengan tingkatan peserta didik pada umumnya.
3.
Materi pelajaran hendaknya
terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
4.
Materi pelajaran hendaknya
mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
c) Perencanaan Alat dan
Media Pengajaran
Program pengajaran adalah seluruh
rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan pengajaran.
Dengan mengenal media pengajaran dan memahami cara penggunaanyaakan sangat
membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran. Jarome Bruner (1960)
membagi alat instruksionnal dalam 4 macam sesuai fungsinya, yaitu :
1.
Alat untuk menyampaikan pengalaman
(vicarious)
2.
Alat model yang dapat membberikan
pengertian tentanng struktur atau prinsip suatu
gejala.
3.
Alat dramatisasi
4.
Alat automatisasi
Tugas seorang pendidik adalah tugas yang
profesional, selalu menemui tantangan apabila ingin menjadi pendidik yang
kreatif, dinamis, kritis dan ilmiah. Sebelum ia menentukan bahan pelajaran ia
harus menentukkan tujuan instrruksional yang sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa, kemampuan apa yang akan di kembangkan, menyusun kegiatan belajar
mengajar untuk itu ia harus mampumenentukan media dan metode pengajaran yang
tepat.
Sebagaim pendidik dalam prodi apa
saja pendidik harus mampu menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar
selain itu pendidik di zaman sekarang juga harus mampu memanfaatkan media yang
sangat kompleks seperti video, televisi, radio dan rekaman suara. Agar proses
pembelajaran tidak mengalami kesulitan maka masalah perencanaan, pemilihan dan
pemanfaatan media perlu dikuasai, bahkan
tidak mustahil proses pembelajaran akan mengalami kegagalan apabila seorang
pendidik tidak benar-benar menguasainya.
d) Perencanaa Evaluasi
Pengajaran
Maksud dan tujuan
evaluasi adalah menentukan hasil yang
dicapai oleh siswa. Dimana evaluasi ini adalah sebuah proses yang
berkesinambungan. Evaluasi dilakukan sebelum, saat dan sesudah proses
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang dicapai oleh siswa dapat dilakukan
secara formatif dan submatif. Tes formatis bersifat diagnotis yang serentak
menunjukan keberhasilan dan kemajuan anak. Evaluasi formatif dapat dilakukan
setiap saat. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk mengetehui sampai
sejauh mana siswa mampu menerima apa apa yang disajikan sehingga guru dapat
mengetahui apakan materi yang ia sampaikan dapat di terima dengan baik atau
tidak.
Fungsi utama dari evaluasi formatif
adalah mengumpulkan data dan informasi untuk memperbaiki hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. Jadi tes
formatif adalah alat untuk mendiagnosis kelemahan, kesalahan dan kekurangan
murid dalam menguasai materi pelajaran sehingga ia dapat memperbaikinya.
Evaliuasi formatif ini diadakan sebagai suatu proses yang konstruktif dan
positif. Pada saat yang sama guru harus
menentukan apakah pekerjaan tepat guna atau tidak. Untuk mencapai itu
maka evaluasi submatif harus diadakan.
e) Penyusunan Satuan
Pelajaran
Satuan pelajaran adalah
program belajar mengajar dalam satuan terkecil memuat tujuan instruksional, bahn
pelajaran, KBM, metode dan alat bantu mengajar serta evaluasi kemajuan hasil
belajar.
1)
Tujuan Pembelajaran
Tujuannya
adalah arah pembbelajjaran yang dicamtumkam dalam program semester. Tujuan
tersebut bersifat umum, sedangkan tujuan instruksional khusus disebut sebagai
sasaran belajr siswa karena rumusan tersebut diorientasikan sebagai
kepentinnggan siswa. Tujuan instruksional umum dan khusus dijabarkan dari
kurikulum yang berlaku secara resmi disekolah mengacu pada kondisi belajar yang
diperlukan.
Susunan kemampuan-kemampuan yang
tercantum dalam rumusan TIK yang dijabarkan dari TIU mengandung beberapa sifat
antara lain:
·
Bertingkat / hierarkikal, yaitu
dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks.
·
Setara, merupakan kelompok
(cluster) dimana kemampua-kemampuan tersebut mengandung hal-hal sejenis tanpa
mengandung prasyarat
·
Berurutan yaitu dimana kemampuan
yang satunmerupakan kelanjutan dari yang lain
·
Kombinasi dari dua sifat atau
lebih diatas
Sebagai kemampuan yang dijabarkan dari
TIU, TIK memiliki ciri-ciri:
a)
Spesifik / khusus dalam arti
perilaku yang terkandung dibatasi ruang lingkupnya
b)
Oprasional, perilakunya kongkrit
dan dapat diamati
c)
Dapat diukur, terwujud atau
tidaknya perilaku yang dimaksud dapat diukur dengan alat ukur yang ada
Langkah pertama yang harus dibuat guru
dalam merencanakan pengajaran untuk suatu pokok bahasan dalam kurikulum adalah
merumuskan TIK dari penjabaran TIU yang ingin dicapai dari pokok bahasan yang
bersangkutan.
2)
Pokok Bahasan
Pokok bahasan menjadi dasar pengajaran dan menggambarkan ruang
lingkupnya. Sudah tentu pokok bahasan disesuaikan dengan jenis sekolah, kelas,
waktu, karakteristik siswa, keterbatasan biaya, fasilitas, sumber pengajaran,
tenaga administrasi dan hubungannya dengan pelajaran lain.
3)
Metode Mengajar
Metode mengajar banyak ditentukan
oleh tujuan yang dirumuskan guru. Biasanya metode belajar mengandung unsur:
·
Urutan tentang apa yang akan
dipelajari
·
Diskusi dan pertukaran pikiran
·
Kegiatan yang menggunakan berbagai
alat
·
Kegiatan dalam lingkungan sekitar
sekolah
·
Kegiatan dengan berbagai sumber
belajar
·
Kegiatan kreatif
Dengan
demikian dapat ditegaskan bahwa metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan
pelajaran pada khususnya.
4)
Media dan Sumber
Metode yang tepat untuk bahan
pelajaran tertentu dapat lebih efektif jika disertai dengan media pendidik yang
tepat pula. Pada dasarnya sesuai dengan perkembangan siswa sebagai anak
pengajaran lebih mengutamakan siswat konkrit, sehingga alat mengajarpun dimulai
pemilihannya dari sifat itu. Pendidikan yang disertai media yang tepat, selain
memudahkan siswa dalam mengalami, memahami, mengerti, dan melakukan juga
menimbulkan motivasi yang lebih kuat ketimbang semata-mata dengan menggunakan
kata-kata yang abstrak.
Untuk setiap pokok bahasan disamping
metode mengajar dicantumkan pula media alat bantu dan buku sumber. Guru dan
lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah dan ekonomis sehinnga
media yang paling ampuh tapi mahal jarang digunakan.
5)
Evaluasi Pengajaran
Evaluasi memegang peran penting dalam
segala bentuk pengajaran yang efektif dengan evaluasi diperoleh feedback yang
dipakai untuk memperbaiki dan merevisi metode pengajaran atau untuk
menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
6)
Alokasi Waktu
Isi dan alokasi waktu setiap satuan
pelajaran tergantung pada luas dan sempitnya pokok bahasan yang dicakupnya.
Pada bagian awal format program pembelajaran sebaiknya dituliskan judul
program, semester, kelas, sekolah, dan nama prodi.
3. Rekleksi Penyusunan
Perencanaan Pengajaran
Kekuatan
dan kelemahan perencanaan program pengajaran yang telah disusun guru biasanya
dapat diketahui setelah program tersebut dilaksanakan dikelas dan dievaluasi.
Guru sebagai komponen yang bertanggung jawab dalam proses dan misi pendidikan
secara umum, serta proses pembelajaran secara khusus sangat rentan dengan
berbagai persoalan yang mungkin muncul. Oleh karna itu,sejak awal guru sudah
membuat perencanaan pembelajaran yang matang dan teruji, sehingga muara
pembelajaran adalah kualitas belajar ditandai dengan hasil evaluasi kemajuan
belajar sisawa dengan tes yang standar.
1 komentar:
ka, bisa info daftar pustaka?
Posting Komentar