Sabtu, 22 Juni 2013

PERENCANAAN PENGAJARAN DALAM PEMBELAJARAN


A.   Perencanaan Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah  bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, dan bantuan pendidik lainnya. Kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran, persiapan pengajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran disekolah.
            Penyusunan program dapat dibedakan menjadi program tahunan, program semester, program  mingguan, dan program harian. Langkah-langkah penyusunan program tahunan adalah :
1.      Membaca dan memahami kurikulum dan silabusnya.
2.      Menganalisis kemampuan dasar yang ada pada kurikulum.
3.      Menentukan alokasi waktu setiap kemampuan dasar berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan.
Tim penyusun program tahunan terdiri dari:
1.      Tim perekayasa kurikulum.
2.      Alhi mata pelajaran.
3.      Kelompok kerja guru yang terdiri dari guru mata pelajaran.
Perencaaan ini akan merespon pemenuhan target pembelajaran. Untuk mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, maka secara teknis dan operasional dijabarkan dalam program mingguan dan harian.


1.      Pengertian dan Tujuan pembelajaran Pengajaran.
Proses pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan suatu tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya adalah tercapainya tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam satuan pelajaran.
Perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses.
b.      Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin.
c.       Perencanaan pengajaran sebagai sains.
d.      Perencanaan pengajaran sebagai realitas.
e.       Perencanaan pengajaran sebagai suatu system.
f.       Perencanaan pengajaran sebagai teknologi.
Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Kurikulum khususnya GBPP, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran. Dalam GBPP telah tercantum tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan, sub pokok bahasan alokasi waktu untuk mengajar.
Perencanaan program pengajaran juga perlu memperhatikan ketersediaan sarana, prasarana, kelengkapan, dan alat bantu pelajaran yang menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar siswa.
Dalam menyusun rencana program pengajaran disesuaikan dengan keadaan kelas. Kelas yang pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat belajar. Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru perlu menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.
Sebelum menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari dulu record siswa. Melalui pemanfaatan  record tersebut, guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dan masalah siswa, record siswa juga dapat digunakan untuk mengadakan berbagai usaha penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka guru tersebut belajar untuk meningkatkan kompetensi baik melalui jalur pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat secara intensif.
Tujuan perencanaan pembelajaran secara ideal menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajaran, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersdia, dan membelajarkan murid ssuai yang diprogramkan.
                       
2.      Fungsi-fungsi Managemen dan Pembelajaran.
Guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus dapat mengenali kebutuhan-kebutuhan dan mewaspadai kendala-kendala yang barang kali dijumpai dalam realitas. Dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan belajar saat suatu program pembelajaran direncanakan atau mulai dipertimbangkan, guru sbagai perencana sering mendapat informasi tentang kendala, yaitu:
1.      Keterbatasan dana atau anggaran untuk mendukung pembelajaran.
2.      Penyesuaian waktu dan program yang harus dipersiapkan untuk dilaksanakan pada tahun depan, semester depan, minggu depan atau besuk.
3.      Keterbatasan perlengkapan pembelajaran yang siap untuk digunakan.
4.      Ruang belajar yang tersedia.
5.      Keterbatasan kebutuhan belajar lainnya.

Menurut Terry management merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, perngorganisasian, pergerakan, dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menetukan  serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya lain (winarsi, 1989). Pendapatan ini dipertegas oleh Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1982) mengarakan bahwa management adalah suatu tindakan, kegiatan, atau tindakan dengan tujuan tertentu melaksanakan pekerjaan manajerial dengan tiga fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. Jadi, management adalah suatu tindakan atau kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan atau melakukan pengawasan.
            Management pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh personel yang diberi wewenang untuk itu muaranya pada kesuksesan program pembelajaran. Dengan demikian mengacu pada prinsip yang dikemukakan tersebut, maka keefektifan management pembelajaran dapat dicapai jika fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dapat diimplementasikan dengan baik dan benar dalam program pembelajaran.
a.Penerapan fungsi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.Dalam hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan bahwa dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Bang Hart dan Trull mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai maqcam permasalahan.

b.Penerapan fungsi pengorganisasian dalam kegiatan pembelajaran
Menurut Gorton pengorganisasian adalah terbaginya tugas kedalam berbagai unsur organisasi dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi. Sedangkan Oteng Sutrisna menyatakan bahwa pengorganisasian ebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. Unsur-unsur yang mempersatukan diantaranya tujuan bersama yang menjadi iktikad bersama untuk mewujudkannya sedangkan unsur-unsur yang memisahkan diantaranya kewenangan membagi-bagikan kekuasaan yang dimiliki, menyerahkan tanggung jawab pada pihak tertentu, dan memberi pengarahan kepada anggota atau unit di bawah tanggung jawabnya.



Pengorganisasian pembelajaran meliputi aspek:
·         Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan untuk penyusunan kerangka yang efisien
·         Pengelompokan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah yang teratur
·         Membentuk struktur wewenangdan mekanisme koordinasi pembelajaran
·         Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran
·         Memilih, menggadakan latihan dan pendidikan dalam upaya pertumbuhan jabatan guru dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang diperlukan.
c. Penerapan Fungsi Penggerakan Dalam Kegiatan Pembelajaran
Menggerakkan, menurut Terry (1977) berarti merangsang anggota-anggota kelompok unntuk melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemampuan yang baik. Dalam konteks pembelajaran di sekolah tugas menggerakkan dilakukan oleh kepala sekoolah, sedangkan saat di dalam kelas tugas ini dalakukan oleh guru pengajar. Penggerakan juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan dan kepemimpinan bagi sekolah maupun dalam kegiatan pembelajaran.
Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah dan guru, paling tidak meliputi:
1.      Menyusun kerangka waktu dan biaya yang diperlukan secara jelas.
2.      Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana pengambilan keputusan.
3.      Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik kearah pencapaian tujuan.
4.      Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi olek kepala sekolah terhadap guru.

d. Penerapan Fungsi Pengawasan Dalam Kegiatan Pembelajaran
Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi.  Pengawasan dalam perencanaan pembelajaran meliputi:
1.      Mengevaluasi perencanaan kegiatan.
2.      Melaporkan penyimpangan untuk kegiatan koreksi.
3.      Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi.
Guru harus  mengatur pikirannya sendiri, ia harus dapat melihat dengan jelas ap yang sedang diusahakan untuk dikerjakan dan mengutarakan dengan cara yang logis dan teratur dengan landasan yang benar.


e. Tenaga Kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik adalah seorang/sekelompok orang yang berprofesi mengola kegiatan belajar dan mengajar serta seperangkat peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif melalui trasformasi. Tenaga pendidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,melatih,mengembangkan,mengelola dan/membrikan pelayanan taknis  dalam pendidikan.
Kemampuan ini sebagai gambaran bahwa guru itu merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian. Dengan kemampu itu guru dapat melakukan perannya sesuai standar kinerja guru sebagai tenaga profesional. Profesional guru di kembangkan dari kompetesi dasar yang memiliki ciri-ciri:
1.      Kepribadian yang prima
2.      Kemampuan untuk memotivasi peserta didik
3.      Kemampuan menejemen pembelajaran secara utuh
4.      Kemampuan untuk mengeksprsikan gagasan-gagasan
5.      Memiliki kemampuan menggunakan media maupun peralatan belajar terkini,pendekatan belajar,dan metodologi pendidikan
Guru dikatakan komponen jika ia menguasai dan memiliki kecakapan profesional keguruan, ditandai dengan keahliannya selaras dengan  tuntutan bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya. Atas dasar kedudukan profesional itu guru mempunyai wewenang dalam pelayanan belajar dan pelayanan sosial di masyarakat. Standart kinerja guru menurut Gaffar ada tiga bidang, yakni :
1.      Kontent knowlege
2.      Behaviour skils
3.      Human relations skills,

Sementara itu Rohman dan Sanusi menyebutkan tugas dan kinerja guru mencakup aspek:
·         Kemampuan profesional.
·         Kemampuan sosial.
·         Kemampuan individual
Kompetensi atau kemampuan adalah adalah performansi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan:
1.      Kompotensi dapat diklasifikasikan menjadi satu kompetensi dasar untuk memelihara dan memenui kebutuhan hidup.
2.      Kompetensi umum untuk bisa hidup di masyarakat
3.      Kompetensi teknis maupun ketrampilan untuk melakukan suatun pekerjaan / kegiatan
4.      Kompetensi profesional untuk penentuan keputusan, berisi serangkaian kegiatan analis sintesis, penggunaan pengetahuan dan pengalaman, pemikiran dan kreatifitas.
Kompetensi bersifat unik untuk setiap orang, mengingat isi kompetensi teknis dan profesional yang berbeda, demikian juga spektrum setiap komponen potensi setiap individu berbeda. Tenaga pendidik pada umumnya terdiri dari guru, pengelola kurikulum, konselor, supervisior, kepsek, dan tenaga fungsional kependidikan lainnya sesuai aturan.

B. Prinsip Perencanaan Pengajaran
1. Prinsip-Prinsip Pengajaran Dalam Perencanaan Pengajaran
            Dalam kegiatan  belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan ataupun metoda mengajar,tapi menggunakan beberapa metode yang mungkin berasal dari teori psikologi atau teori balajar mengajar yang sama , mungkin juga teori yang berbeda.
a.      Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar dikelas berada dalam proses perkembangan dan akan terus perkembang yang berarti perubahan.
b.      Prinsip perbedaan individu
Tiap orang memiliki ciri ciri dan pembawaan yang berbeda menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang masing masing juga berbeda.Untuk dapat memberikan bantuan belajar bagi siswa maka guru harus dapat memahami dengan benar ciri-ciri para siswa. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri siswanya masing-masing,. Dalam model pengajaran berprogram atau modul,penyesuaian belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru,karna cara belajarnya individual.Dalam pembelajaran bersifat klasikal,seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah sekolah.
Pembelajaran model klasikal ini dapat di sempurnakan dengan cara:
1.      Guru menggunakan metode /strategi belajar mengajar bervarias.
2.      Menggunakan alat dan media pengajaran yang dapat membantu siswa khususnya yang menpunyai kelemahan tertentu.
3.      Guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang pandai untuk mengimbangi kepandaiannya
4.      Guru memberikan bantuan khusus kepada anak-anak yang kurang pandai dalam belajar yang di lakukan dalam jam pelajaran maupun di  luar  pelajaran
5.      Pemberian tugas-tugas disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak

c.       Minat dan kebutuhan anak
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu  yang menarik minat dan di butuhkan anak tentu  akan menarik perhatiannya,dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh belajar.
d) Aspek Motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran
            Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau  siswa yang mendorongnya untuk menncapai suatu tujuan. Motif memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukuan guru dalam perencanaan pengajaran untuk membangkitkan belajar para siswa, yaitu:
1.      Mempersiapkan untuk menggunakan metode dan media mengajar yang bervareasi.
2.      Merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa.
3.      Memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah lulus ujian / naik kelas.
4.      Memberikan kesempatan untuk sukses.
5.      Diciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
6.      Adakan persaingan sehat, persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajar.
2) Konsep Pendekatan Sistem dalam Pengajaran
            Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Dalam pengajaran suatu sistem, langkah perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelahsanaan dan evaluasi. Keterpaduan pengajaran sebagai sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya.
1.      Perncanaan Tujuan-Tujuan Instruksional
Program semester merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata pelajaran yang berlangsung selama 1 semester. Lenkah-langkah penyusunan program semester yaitu:
·         Membaca dan memahami program semester dalam satu tahun.
·         Menganalisis kemampuan dasr dari materi pokok dengan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa pada setiap semester yang diprogram.
·         Menentukan alokasi waktu setiap kemampuan dasr berdasrkan kalender pendidikan yang ditetapkan
Pembelajaran merupakan aktivitas guru dan peserta didik sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang efektif terletak pada 2 hal yaitu:
1.      Pemilihan stimulus diskriminatif dan penggunaan penguatan. Pemilihan stimulus dalam pembelajaran dikelas meliputi dua hal penting yaitu diskriminasi stimulus dan generasi stimulus.
2.      Memberikan penguatan agar belajar lebih efektif.

            Dalam mempersiapkan rencana pembelajaran, yang pertama kali dilakukan oleh guru adalah merumuskan tujuan umum pembelajaran yang akan dicapai. Langkah berikutnya adalah menyiapkan pokok-pokok materi dan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran, menetapakan media dan alat pengajaran yang dapat digunakan memperjelas dan mempermudah memahami materi pelajaran oleh siswa yang disampaikan guru. Kemudian menyusun alat evaluasi yang akan digunakan dalam menilai seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran telah/ belum tercapai. Tujuan pengajaran merupakan titik awal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pengajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus di rumuskan oleh guru dalam pembelajran, karena merupakan sasaran dari proses pembelajran.
            Menurut Ibrahim dan Nana Syaudih tujuan pembelajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang diharapkan dimiliki para siswa setelah mereka menempuh pembelajaran seperti siswa-siswa:
·         Memiliki kemampuan membaca yang lebih baik
·         Bersikap displin dan percaya diri
·         Dapat memecahkan persamaan kuadrat
·         Gemar membuat kerajinan tangan dari tanah liat
·         Dapat mengemukakan cara-cara yang tepat untuk mencegah timbulnya penyakit disentri
·         Dapat menuliskan contoh-contoh kalimat tunggal dalam bahasa Indonesia.
                        Tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru,  sedangkan dewasa ini tujuan pembelajaran lebih diartikan sebagai suatu produk / hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan berpusatnya tujuan pembelajran pada siswa, keberhasilan pembelajaran lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan telah terjadi pada diri siswa. Tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa dirasakan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi belajaran, memilih materi dan kegiatan pembelajaran,penetapan media dan alat pengajaran. Dilihat dari domain / bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dibagi atas :



1.      Tujuan Kognitif
Beberapa ahli psikologi dan ahli pendidikan berpendapat, bahwa konsepsi-konsepsi tentang belajar yang telah dikenal, tidak satupun yang mempersoalkan proses-proses kognitif yang terjadi selama belajar. Pendekatan secara kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, pada sifat dari konsep-konsep, dan pada bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Penekanan mereka ialah pada proses-proses internal yang digunakan dalm belajar konsep-konsep. Tingkahlaku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkahlaku itu terjadi. Tujuan-tujuan kognitif  adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berfikir atau intelektual.
Menurut Benjamin Bloom ada 6 tingkatan dalam domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini yaitu:
1.      Pengetahuan / ingatan.
2.      Pemahaman.
3.      Penerapan.
4.      Analisis.
5.      SintesiS.
6.      Evaluasi.
Kriteria yang digunakan dapat bersifat intern yaitu berasal dari situasi/ keadaan yang dievaluasikan itu sendiri, dan kriteria ekstern yaitu kriteria yang berasal dari luar keadaan / situasi yang dievaluasikan tersebut. Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil belajar yang tertinggi  dalam domain kognitif, sehingga memerlukan semua tipe hasil belajar tingkatan sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.
2) Tujuan Afektif
            Tujuan afektif adalah tujuan yang banyak berkaitan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilakupeserta didik. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran etika dan moral akan meningkatkan kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran lain.
            Menurut Krathwohl, Bloom dan Mansia bahwa domain afektif berdasar lima kategori, yaitu :
1.      Penerimaan.
2.      Pemberian respon.
3.      Penghargaan / penilaian.
4.      Pengorganisasian.
5.      Karakterisasi.
      Belajar afektif berbeda dengan belajar kognitif, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah dan tidak  ada materi khusus yang harus dipelajari karena menekankan penghayatan dan apresiasi. Setiap orang memiliki nilai baik yang jelas atau terselubung. Nilai yang demikaian ini ada yang tersembunyidan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit, nilai juga bersifat multi dimensional ada yang relatif dan ada pula  yang absolut. Sifat yang demikian inilah yang menjadi penting dalam merumuskan TUJUAN BELAJAR AFEKTIF.
3) Tujuan Psikomotor
      Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pembelajaran tertentu. Tujuan psikomotor adalah tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek ketrampilan gerak dari peserta didik.
      Menurut Elizabeth Simpson domain psikomotor terbagi atas 7 kategori, yaitu:
1.      Persepsi
2.      Kesiapan
3.      Respons terbimbing
4.      Mekanisme
5.      Respons yang kompleks
6.      Penyesuaian pola gerakan / adaptasi
7.      Organisasi
Dengan memperhatikan penggolongan tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang lingkup dan tingkatan tujuan-tujuan pengajaran yang dapat dikembangkan dalam penyelenggaraan pembelajaran. Karena itu perencanaan program pembelajaran baik dalam penyusunan bahan, penentuan metode dan pendekatan, penentuan media dan perlengkapan pengajaran dan penentuan alokasi waktu belajar mengacu pada penggolongan tujuan-tujuan tersebut, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b) Perencanaan Materi dan Bahan-Bahan Pengajaran
Telah diadakan penelitian yang menyatakan bahwa pengalaman praktis para guru selama beberapa generasi dapat dibuktikan bahwa prosedur pemanfaatan alat dan bahan pengajaran haruslah :
1.      Pemeriksaan awal
2.      Persiapan lingkungan
3.      Persiapan siswa
4.      Penyajian bahan pengajaran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran:
1.      Materi pelajaran hendaknya dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional.
2.      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkatan peserta didik pada umumnya.
3.      Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
4.      Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
c) Perencanaan Alat dan Media Pengajaran
            Program pengajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Dengan mengenal media pengajaran dan memahami cara penggunaanyaakan sangat membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.  Jarome Bruner (1960) membagi alat instruksionnal dalam 4 macam sesuai fungsinya, yaitu :
1.      Alat untuk menyampaikan pengalaman (vicarious)
2.      Alat model yang dapat membberikan pengertian tentanng struktur atau prinsip suatu  gejala.
3.      Alat dramatisasi
4.      Alat automatisasi
Tugas seorang pendidik adalah tugas yang profesional, selalu menemui tantangan apabila ingin menjadi pendidik yang kreatif, dinamis, kritis dan ilmiah. Sebelum ia menentukan bahan pelajaran ia harus menentukkan tujuan instrruksional yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, kemampuan apa yang akan di kembangkan, menyusun kegiatan belajar mengajar untuk itu ia harus mampumenentukan media dan metode pengajaran yang tepat.
            Sebagaim pendidik dalam prodi apa saja pendidik harus mampu menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar selain itu pendidik di zaman sekarang juga harus mampu memanfaatkan media yang sangat kompleks seperti video, televisi, radio dan rekaman suara. Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai,  bahkan tidak mustahil proses pembelajaran akan mengalami kegagalan apabila seorang pendidik tidak benar-benar menguasainya.
d) Perencanaa Evaluasi Pengajaran
            Maksud dan tujuan evaluasi adalah menentukan hasil yang  dicapai oleh siswa. Dimana evaluasi ini adalah sebuah proses yang berkesinambungan. Evaluasi dilakukan sebelum, saat dan sesudah proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang dicapai oleh siswa dapat dilakukan secara formatif dan submatif. Tes formatis bersifat diagnotis yang serentak menunjukan keberhasilan dan kemajuan anak. Evaluasi formatif dapat dilakukan setiap saat. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk mengetehui sampai sejauh mana siswa mampu menerima apa apa yang disajikan sehingga guru dapat mengetahui apakan materi yang ia sampaikan dapat di terima dengan baik atau tidak.
            Fungsi utama dari evaluasi formatif adalah mengumpulkan data dan informasi untuk memperbaiki hasil  dari suatu kegiatan pembelajaran. Jadi tes formatif adalah alat untuk mendiagnosis kelemahan, kesalahan dan kekurangan murid dalam menguasai materi pelajaran sehingga ia dapat memperbaikinya. Evaliuasi formatif ini diadakan sebagai suatu proses yang konstruktif dan positif. Pada saat yang sama guru harus  menentukan apakah pekerjaan tepat guna atau tidak. Untuk mencapai itu maka evaluasi submatif harus diadakan.
e) Penyusunan Satuan Pelajaran
            Satuan pelajaran adalah program belajar mengajar dalam satuan terkecil memuat tujuan instruksional, bahn pelajaran, KBM, metode dan alat bantu mengajar serta evaluasi kemajuan hasil belajar.
1)             Tujuan Pembelajaran
           Tujuannya adalah arah pembbelajjaran yang dicamtumkam dalam program semester. Tujuan tersebut bersifat umum, sedangkan tujuan instruksional khusus disebut sebagai sasaran belajr siswa karena rumusan tersebut diorientasikan sebagai kepentinnggan siswa. Tujuan instruksional umum dan khusus dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara resmi disekolah mengacu pada kondisi belajar yang diperlukan.
            Susunan kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam rumusan TIK yang dijabarkan dari TIU mengandung beberapa sifat antara lain:
·         Bertingkat / hierarkikal, yaitu dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks.
·         Setara, merupakan kelompok (cluster) dimana kemampua-kemampuan tersebut mengandung hal-hal sejenis tanpa mengandung prasyarat
·         Berurutan yaitu dimana kemampuan yang satunmerupakan kelanjutan dari yang lain
·         Kombinasi dari dua sifat atau lebih diatas
Sebagai kemampuan yang dijabarkan dari TIU, TIK memiliki ciri-ciri:
a)      Spesifik / khusus dalam arti perilaku yang terkandung dibatasi ruang lingkupnya
b)      Oprasional, perilakunya kongkrit dan dapat diamati
c)      Dapat diukur, terwujud atau tidaknya perilaku yang dimaksud dapat diukur dengan alat ukur yang ada
Langkah pertama yang harus dibuat guru dalam merencanakan pengajaran untuk suatu pokok bahasan dalam kurikulum adalah merumuskan TIK dari penjabaran TIU yang ingin dicapai dari pokok bahasan yang bersangkutan.
2)                 Pokok Bahasan
      Pokok bahasan menjadi dasar pengajaran dan menggambarkan ruang lingkupnya. Sudah tentu pokok bahasan disesuaikan dengan jenis sekolah, kelas, waktu, karakteristik siswa, keterbatasan biaya, fasilitas, sumber pengajaran, tenaga administrasi dan hubungannya dengan pelajaran lain.
3)                 Metode Mengajar
            Metode mengajar banyak ditentukan oleh tujuan yang dirumuskan guru. Biasanya metode belajar mengandung unsur:
·         Urutan tentang apa yang akan dipelajari
·         Diskusi dan pertukaran pikiran
·         Kegiatan yang menggunakan berbagai alat
·         Kegiatan dalam lingkungan sekitar sekolah
·         Kegiatan dengan berbagai sumber belajar
·         Kegiatan kreatif
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.

4)                 Media dan Sumber
            Metode yang tepat untuk bahan pelajaran tertentu dapat lebih efektif jika disertai dengan media pendidik yang tepat pula. Pada dasarnya sesuai dengan perkembangan siswa sebagai anak pengajaran lebih mengutamakan siswat konkrit, sehingga alat mengajarpun dimulai pemilihannya dari sifat itu. Pendidikan yang disertai media yang tepat, selain memudahkan siswa dalam mengalami, memahami, mengerti, dan melakukan juga menimbulkan motivasi yang lebih kuat ketimbang semata-mata dengan menggunakan kata-kata yang abstrak.
            Untuk setiap pokok bahasan disamping metode mengajar dicantumkan pula media alat bantu dan buku sumber. Guru dan lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah dan ekonomis sehinnga media yang paling ampuh tapi mahal jarang digunakan.
5)                Evaluasi Pengajaran
Evaluasi memegang peran penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif dengan evaluasi diperoleh feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi metode pengajaran atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
6)             Alokasi Waktu
Isi dan alokasi waktu setiap satuan pelajaran tergantung pada luas dan sempitnya pokok bahasan yang dicakupnya. Pada bagian awal format program pembelajaran sebaiknya dituliskan judul program, semester, kelas, sekolah, dan nama prodi.

3. Rekleksi Penyusunan Perencanaan Pengajaran
Kekuatan dan kelemahan perencanaan program pengajaran yang telah disusun guru biasanya dapat diketahui setelah program tersebut dilaksanakan dikelas dan dievaluasi. Guru sebagai komponen yang bertanggung jawab dalam proses dan misi pendidikan secara umum, serta proses pembelajaran secara khusus sangat rentan dengan berbagai persoalan yang mungkin muncul. Oleh karna itu,sejak awal guru sudah membuat perencanaan pembelajaran yang matang dan teruji, sehingga muara pembelajaran adalah kualitas belajar ditandai dengan hasil evaluasi kemajuan belajar sisawa dengan tes yang standar.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ka, bisa info daftar pustaka?