Selasa, 03 September 2013

EMPATI,PERILAKU PROSOSIAL,KETERTARIKAN ANTAR PRIBADI, STRATEGI LAYANAN DAN TEKNIK – TEKNIK BK SOSIAL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Penyusunan makalah ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial Program S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari beberapa pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikannya.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kami juga berharap makalah ini bisa memberi manfaat bagi pembaca.
                                                                                             


Yogyakarta, 
                                                                                                                


                                                                                                            Penyusun 



DAFTAR ISI

HALAMAN  JUDUL...........................................................................................    i
KATA PENGANTAR..........................................................................................   ii
DAFTAR ISI........................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................     1
B.     Perumusan Masalah....................................................................................     1
C.     Tujuan Penulisan.........................................................................................     2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Empati ......................................................................................................      3
B.     Prilaku Prososial ......................................................................................       7
C.     Afisiasi : Sumber Ketertarikan ................................................................       8
D.    Tahap Perkembangan Hubungan .............................................................      11
E.     Persahabatan.............................................................................................      12
F.      Cinta Kasih...............................................................................................      12
G.    Strategi Layanan BK................................................................................      15
H.    Teknik – Teknik BK.................................................................................      20
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan …......................................................................................... .      22 
B.     Saran …....................................................................................................      22  
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................       23


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kami memilih judul “Empati, Perilaku Prososial, Ketertarikan Antar Pribadi, Strategi Layanan dan Teknik – Teknik BK Sosial” karena kami sebagai calon guru BK sangat penting mempelajari tentang hal tersebut, dimana dalam BK mengutamakan adanya perasaan dan tingkah laku yang terjadi di kehidupan sosial. Perasaaan tersebut adalah rasa empati yaitu ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan rasa empati menimbulkan suatu tindakan yang berkaitan dengan perilaku prososial. Perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan penerima bantuan tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pemberi bantuan. Tujuannya yaitu untuk menambah kesejahteraan orang lain dengan cara menolong, menyelamatkan, berkorban, kerjasama, maupun persahabatan. Dengan mengerti dan memahami tentang empati dan perilaku prososial maka guru BK dapat menerapkan pemahamannya tersebut dan menimbulkan ketertarikan antar peribadi untuk menciptakan setrategi dan teknik – teknik BK sosial.

B.     Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Mencangkup apa saja empati itu?
2.      Apa saja yang di bahas dalam perilaku prososial?
3.      Hal – hal apa saja yang berkaitan dengan afiliasi : sumber ketertarikan?
4.      Apa saja tahap perkembangan hubungan?
5.      Apa pengertian persahabatan?
6.      Apa pengertian cinta kasih?
7.      Apa saja strategi layanan BK?
8.      Apa saja teknik – teknik BK?


C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui mencangkup apa saja empati itu.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang di bahas dalam perilaku prososial.
3.      Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang berkaitan dengan afiliasi : sumber ketertarikan?
4.      Untuk mengetahui apa saja tahap perkembangan hubungan.
5.      Untuk mengetahui apa pengertian persahabatan.
6.      Untuk mengetahui apa pengertian cinta kasih.
7.      Untuk mengetahui apa saja strategi layanan BK.
8.      Untuk mengetahui apa saja teknik – teknik BK.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Empati
1.      Pengertian Empati
Empati merupakan bagian penting social competency ( kemampuan sosial). Empati juga merupakan salah satu dari unsur-unsur kecerdasan sosial. Empati dasar yakni memiliki perasaan dengan orang lain atau merasakan isyarat-isyarat emosi non verbal. Penyelarasan yakni dengan mendengarkan dengan penuh reseptivitas, menyelaraskan dengan seseorang. Ketepatan empatik yakni memahami pikiran , perasaan dan maksud orang lain dan pengertian sosial yakni bagaimana dunia bekerja (Goleman, Daniel, 2007;14)
Sementara itu, menurut KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalm keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati adalah kemampuan seseorang ikut merasakan atau menghayati perasaan dan pengalaman orang lain.
Seseorang tersebut tidak akan hanyut dalam suasana orang lain, tetapi memahami apa yang dirasakan apa yang dirasakan orang lain. Secara lebih luas empati diartikan sebagai keterampilan sosial tidak sekedar ikut merasakan pengalaman orang lain (icarious affect response), tetapi juga mampu melakukan respon kepedulian (concern) terhadap perasaan dan perilaku orang tersebut. Tidak heran jika latihan memberikan sesuatu atau bersedekah, selain merupakan sarana ibadah, juga bisa melatih empati anak pada orang lain yang memunculkan sifat berdema (filantropi) ( Frieda Mangungsong, 2010). Dengan demikian penekanan empati tersebut menyatakan bahwa kemampuan  menyelami perasaan oran lain tersebut tidak membuat kita tenggelam dan larut dalam siuasi perasaannya tetatpi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah emosi itu kita alami sendiri (resonansi perasaan).

3
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi empati
Beberapa faktor psikologis maupun sosiologis yang mempengaruhi proses empati sebagai berikut, antara lain ;
a.       Sosialisasi. Dengan adanya sosilalisasi memungkinkan seseorang dapat mengalami sejumlah emosi, mengarahkan seseorang untuk melihat keadaan orang lain dan berpikir tentang orang lain.
b.      Perkembangan kognitif. Empati dapt berkembang seiring dengan berkembangan kognitif yang bisa dikatajan kematangan kognitif, sehingga dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (berbeda).
c.       Mood and feeling . situasi perasaan ketika berinteraksi dengan lingkungannya akan mempengaruhi cara seseorang dalam memberikan respon terhadap perasaan dan perilaku orang lain.
d.      Situasi dan tempat. Situasi dan tempat tertentu dapt memberikan pengaruh terhadap proses.
e.       Empati seseorang . pada situasi tertertu seseorang dapat berempati lebih baik di banding situasi lain.
f.       Komunikasi. Pengungkapan empati di pengaruhi oleh komunikasi  (bahasa) yang digunakan seseorang. Perbedaan bahasa dan ketidak pahaman tentang komunikasi yang terjadi akan mnjadi hambatan pada proses empati. 

3.      Teknik-teknik mengasah empati
      Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar kemampuan empati kita terbentuk, antara lain:
1)      Rekam semua emosi pribadi. Cara mencatat atau merekamnya dapat berupa tulisan di buku harian atau sekedar mengingat-ingat dalam alam sadar kita. Untuk menyempunakan langkah di atas ,ada baiknya memperhatikan cara spesifik, sebagai berikut :
a.       Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi.
b.      Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
c.       Membantu memahami perspektif orang lain dari sudut pandangnya sendiri (Borba , Michele, 2008:25)
4
2)      Perhatikan lingkungan luar (orang lain)
            Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akanmemberikan banyak informasi tentang kondisi orang di sekitar kita. Memperhatikan orang di sekitar kita merupakan keterampilan tersendiri yang tidah semua orang menyukainya . memperhatikan tidak sekedar melihat orang per orang tetapi jga mencoba menghilangkan perasaan-perasaan subyektif kita saat memperhatikan, sehingga akan muncul keinginan untuk mendalmi perasaan orang yang kita lihat tersebut.
3)      Dengarkan curhat orang lain
            Mendengarkan adalah kemampuanpenting yang sering dibutuhkan untuk memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi. Syarat yang dibutuhkan untuk dapt mendengarkan adalah menghilangkan atau meminimalkan perasaan negatif atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran dengar. Di samping  itu juga perlu adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk orang lain.
Bayangkan apa yang sedang dirasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita sendiri. Refleksi keadaan orang lain dapat membuat kita mersakan apa yang sedang dialami orang tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional.
4)      Lakukan bantuan secepatnya
            Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan dapat membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untukberempati. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus keadaaan emosi kita untuk melihatlebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan dan semakin sering kita memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita mengembangkan kemampuan empati kepada oranglain
4.      Manfaat –manfaat Empati
      Ada beberapa manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial manaakala kita mempunyai kita mempunyai kemampuan berempati, diantaranya :
5
1)      Menghilangkan sikap egois
            Ketika kita dapat merasakan apa yang sedang dialami orang lain,memasuki pola pikir orang lain dan memehami perilaku orang tersebut. Maka kita tidak akan berbicara dan berperilaku hanya untuk kepentingan diri kita tetapi kita akan berusaha berbicara, berpikir dan berperilaku yang dapat diterima juga oleh orang lain srta mudah memberikan pertolongan kepada orang lain.
2)      Menghilangkan kesombongan
            Salah satu cara mengembangkan empati dalah membayangkan apa yang sedang di rasakan orang lain jika itu terjadi pula pada diri kita. Kita tidak akan merendahkan orang lain karena kita telah mengetahui perasaandan memahami apa yang sebenarnya terjadi, sehingga orang yang mempunyai kemampuan berempati  akan cenderung memilikijiwa rendah hati. Dan senan tiasa memahami kehidupan lebih baik.
3)      Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri
            Pada dasarnya empati adalah salah satu usaha kitauntukmelakukan evaluasi diri sekaligus mengembangkan kontrol diri. Kemampuan melihat diri orang lain merupakn bagian dari bagaimana kita akan merefleksikan  keadaan tersebut dalamdiri kita.

5.      Memiliki Karateristik kemampuan Empati
      Akan bisa dikatakan memiliki karateristik kemampuan empati, jika mengikuti beberapa syarat berikut :
a.       Mellibatkan proses pikir secara utuh, dengan segala macam risiko perbedaan.
b.      Pendapat, rasa, bahkan kemungkinn konflik. Memalui pengolahan terus-menerus.
c.       Indivu bisa mengenal  ‘status’ perasaannya, lalu kuat berempati dan kemudian memanfaatkan emosinya dalam kehidupan kerja (Eileen Rachman & Sylvina Safitri,2009)


6
Karakter empati muncul dalm tindakan-tindakan  seperti  dinyatakan goleman (1997), yaitu :
a.       Mampu menerima sudut pandang orang lain
b.      Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
c.       Mampu mendengarkan orang lain

B.     Perilaku Prososial

1.      Pengertian Perilaku Prososial
      Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima bantuan tetapi tidak memimilki keuntungan yang jelas bagi pemberi bantuan. William membatasi perilaku  prososial lebih rinci sebagai prilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik (material), psikologis dan sosial penerimaan bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik. Perilaku prososial mempunyai maksud untuk menyokong kesejahteraan orang lain dengan cara menolong, menyelamatkan, berkorban, bekerjasama maupun persahabatan. Ada 3 ciri seseorang dikatakan
Menunjukan sikap prososial, yaitu :
a.       Tindakan tersebut berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pemberi.
b.      Tindakan tersebut di lahirkan secara suka rela
c.       Tindakan tersebut melahirkan kebaikan

2.      Cara meningkatkan Perilaku  Prososial
a.       Menyebarluaskan penayangan model perilaku prososial.
b.      Memberikan penekanan terhadap norma-norma prososial.

3.      Memberikan Pemahaman tentang superordinate identity
      Pandangan bahwa setiap orang merupakan bagian dari kelompok manusia secara keseluruhan adalah hal penting yang perlu dilakukan.

7
      Manakala seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang lebih besar, ia akan berusaha tetap berada di kelompok tersebut dan akan melakukan perbuatan yang menuntun ia dapat diterima oleh anggota kelompok yang lain, salah satu caranya adalah senantiasa berbuat baik untuk orang lain. Ia akan menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak disenangi oleh kelompoknya, sehingga kondisi ini akan memberikan dorongan untuk senantiasa berbuat baik.

C.     AFILIASI : SUMBER KETERTARIKAN
1.      Pengertian perilaku Alfiliasi
            Menurut para tokoh:
1.      Menurut Darley
      Sejak lahir manusia sudah bergantung pada kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya dan ketergantungan tersebut bertahan cukup lama. Sebagian besar waktunya untuk melakukan aktivitas aktivitas lain.
2.      Menurut Baron
      Kecenderungan manusia untuk memenuhi keinginan berkelompok bersama orang lain agar mendapat kebahagiaan, hiburan dan ketenangan.
3.      Menurut Eysenck dan Arnold
      Perilaku alfilasi merupakan perilaku yang mengacu pada suatu keadaan bahwa individu harus berada bersama- sama dengan individu lainnya dan merupakan bentuk kontak- kntak sosial yang didorong oleh tidak adanya kepastian mengenai reaksi emosional, opini dan ketrampilan.
4.      Murray (dalam Lindzey)
      Perilaku mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu (orang lain yang menyukai subyek), membuat senang, mencari afeksi dari obyek yang disukai dan tetap setia dan patuh kepada seorang kawan.
5.      Mc Clelland (dalam tokoh As’ad)
      Bahwa alfiliasi adalah perilaku dimana individu selalu berusaha mempertahankan hubungan dalam bergaul dengan orang lain secara baik dan hangat dengan tujuan agar individu merasa bahagia karena dapat diterima dalam kelompok sosial.

      Dari pengertian- pengertian tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku afiliasi merupakan perilaku mendekatkan diri orang lain dan setia terhadap orang lain (teman atau sahabat), saling menyayangi dan ramah dengan harapan supaya diterima oleh lingkungan.
8
2.      Dinamika Perilaku Afiliasi
            Faktor- faktor perilaku berafiliasi:
1.      Teori Pertukaran Sosial
      Menyatakan bahwa berafiliasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, individu mempunyai tujuan yang hanya bisa dicapai dengan jalan berafiliasi dengan orang lain. Sebagia contoh, seorang pecandu tenis membutuhkan paling tidak satu orang untuk diajak bermain tenis atau mungkin memenuhi tujuannya. Teori penguatan, menyatakan bahwa orang lain merupakan ganjaran bagi diri mereka menurut pandangan teori ini, kebutuhan akan persetujuan dan perkembangan identitas hanya dapat dipenuhi dengan kehadiran orang lain.
2.      Teori Perbandingan Sosial
      Menyatakan bahwa nilai implisit dari berafiliasi adalah proses yang menawarkan sarana evaluasi diri. Dengan membandingkan diri dengan orang lain, individu dapat menilai ketrampilan dan keyakinan dirinya. Beberapa sifat dapat dinilai dengan mengacu pada orang lain. Dijelaskan pula bahwa indiviu membutuhkan standar penilaian objektif atau fisik untuk mengevluasi keyakinan dan kemampuan melalui perbandingan dengan realitas sosial.
3.      Mc Clelland ( dalam Sears dkk)
      Menegaskan tingkah laku individu yang di dorong oleh perilaku untuk bersahabat yang tinggi akan nampak sebagai berikut:
a.       Kecenderungan untuk selalu dekat dan bersahabat denagn orang lain. Manusia ingin selalu hidup bersama- sama orang lain tanpa adanya pertimbangan baik atau buruk dan benar atau salah. Sebagian besar waktu manusia dihabiskan dengan orang lain, orang tua, teman sebaya, tetangga dan sebagainya.
b.      Keinginan untuk menjalin kasih sayang dan cinta. Seseorang akan dapat mengalihkan pikirannya dari permasalahan yang dihadapinya dengan brafiliasi. Sebab dengan berafiliasi, orang akan mendapatkan kasih sayang dan dapat menjalin persahabatan yang memberikan rasa aman dan tenang, rasa memiliki pada kelompok dari kebersamaan dengan orang yang dicintainya.
c.       Berkemauan baik. Keberadaan berafiliasi berkaitan dengan proses belajar dan mengikuti aturan umum yang menentukan proses belajar setip perilaku.





9
d.      Menunjukkan sikap sosial dan ramah. Menekankan pada kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa orang lain. Seperti bayi, manusia adalah ciptaan lemah yang membutuhkan perawatan, perlindungan, pemberian makan dan kehangatan.
4.      Keinginan untuk bekerjasama dengan kelompok dan setia kepada teman. Manusia memiliki suatu kebutuhan lain yang sangat penting yang diperlukan demi kelangsungan hidup pribadinya.
Menurut Gilmer menyatakan adanya faktor lain, yaitu:
a.       Individu cenderung berafiliasi pada orang lain yang dianggap sama dengan dirinya.
b.      Individu cenderung berafiliasi bila hal tersebut dapat menaikkan gengsinya.
c.       Pengungkapan cinta pada orang lain.
d.      Simpati dan empati
e.       Individu menentukan tingkat popularitas mereka sendiri
f.       Kehadiran teman dapat mengurangi stres.
g.       Ketakutan untuk sendirian.
h.      Kecenderungan berafiliasi tidak lepas dari pengaruh kebudayaan dan nilai yang berlaku.

3.      Penentu Ketertarikan Antar Pribadi
a.       Efek kedekatan
      Ketertarikan tidak hanya terjadi melalui kedekatan fisik saja tetapi juga kedekatan melalui suatu media walau dengan jarak jauh misalnya saja melalui komputer. Hal ini terjadi karena perjumpaan melalui internet mengembangkan ketertarikan melaui kualitas percakapan sedangkan orang yang berkenalan secara langsung dengan tatap muka ketertarikan lebih bergantung pada daya fisik.
b.      Kesamaan.
      Ketertarikan interpersonal juga akan muncul akibat adanya kesamaan baik kesamaan opini dan kepribadian, kesamaan gaya interpersonal, kesamaan minat dan pengalaman dan lainnya.
c.       Kesukaan timbal balik.
      Setiap orang tentu saja senang jika disukai orang lain. Hal ini cukup menimbulkan ketertarikan tanpa harus ada kesamaan. Biasanya hal ini terjadi adanya self- fulfilling prophecy yakni cara kita memperlakukan seseorang mempengaruhi bagaimana orang tersebut berperilaku dan mempersepsikan diri.


10
4.      Ketertarikan Fisik dan Kesukaan.
            Dari sebuah penelitian bahwa perempuan yang ciri- ciri fisiknya menarik dan dianggap memiliki wajah yang cantik digambarkan dengan mata besar, hidung mungil, dagu kecil, tulang pipi menonjol, pipi sempit, alis tinggi, pupil mata besar dan senyum lebar. Sedangkan laki- laki dapat disebutkan memiliki wajah yang tampan jika mata lebar, tulang pipi menonjol, dagu besar dan senyum lebar.
Teori- teori tentang ketertarikan antar pribai yaitu:
1.      Social Exchange Theory.
      Social Exchange Theory menyatakan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hal positif(rewards) an ongkos (cost) hubungan. Konsep dari teori ini adalah rewards (aspek positif yang didapatkan dari hubungan), cost ( sisi lain dari rewards), outcomes (perolehan) dan comparison level (standar pembanding).
2.      Equity Theory.
      Teori ini menyatakan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalaninya bila rewards dan cost dan kontribusi dari kedua belah pihak seimbang. Jadi, dalam teori ini lebih mengutamakan keseimbangan rewards dan cost dan kontribusi dari kedua belah pihak seimbang.

D.     TAHAP PERKEMBANGAN HUBUNGAN
a.      Tahap kontak.
Dua individu mulai berkenalan. Saat pertemuan pertama terdapat beberapa informasi atau kesadaran akan kontak (perceptual contact). Dari sini diketahui gambaran fisik seperti jenis kelamin, usia rata- rata, berat dan lain- lain. Padaa tahap kontak, penampilan fisik sangat penting karena lebih siap dilihat.
b.      Tahap keterlibatan.
Pada tahap ini muncul rasa saling ketergantungan, ingin melanjutkan hubungan dan berusaha mempelajari orang lain.
c.       Tahap Keintiman.
Pada tahap ini seseorang brkomitmen berhubungan lebih dalam denagn orang lain, mengukuhkan hubungan agar ia menjadi teman terdekat, kekasih atau pasangan. Tahap keintiman terbagi menjadi dalam dua fase, pertama komitmen antarpribadi dimana dua orang saling sepakat dalam suatu cara khusus, dan kedua ikatan sosial dimana komitmen ditunjukkan kepada publik.


11
d.      Tahap Penurunan.
Ditandai dengan munculnya ketidakpuasan intra pribadi seseorang mulai mengalami ketidakpuasan interaksi sehari- hari dan memandang masa depan bersama pasangan dengan negatif dan penurunan antarpribadi seseorang mundur dan terus menjauh.
e.       Tahap Perbaikan.
Ada dua fase perbaikan, yang pertama perbaikan intra pribadi. Yaitu seseorng menganalisa kesalahan dan mempertimbangkan cara memecahkan kesulitan hubungan. Dan yang kedua perbaikan antarpribadi, fase ini adalah saat membicarakan keputusan memperbaiki hubungan dengan pasangan, mencakup negoisasi kesepakatan dan perilaku baru.

E.     PERSAHABATAN
Ciri- ciri persahabatan atau elemen pokok yang terdapat dalam persahabatan :
1.      Mereka menghargai satu sama lain.
2.      Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebeih menekankan pada kualitas yang objektif satu sama lain.
3.      Saling bertukar barang- barang tanpa melihat nilai ekonomi.
4.      Mereka saling bersahabat karena keunikan.
Ada tiga jenis persahabatan, yakni:
1.      Persahabatan atas dasar agama.
Berarti ruang lingkup sahabat yang terdiri dari orang- orang yang mempunyai satu agama yang sama.
2.      Persahabatan atas dasar satu iman.
Ruang lingkup persahabtannya terdiri dari orang- orang yang mempunyai iman.
3.      Persahabatan atas dasar kemanusiaan.
Persahabatan ini menonjolkan sisi kemanusiaan, manusiawi dan komunis.

F.      CINTA KASIH
            Cinta kasih pada perasaan pada ungkapan perasaan yang di dukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggug jawab. Dalam cinta kasih tersimpul suatu rasa kasih sayang, kemesraan, belas kasihan, dan pengabdian.



12
Macam bentuk cinta:
1.      Passionate love
Perasaan yang diiringi keinginan untuk senantiasa bersama dan bersatu dengan orang yang dikasihi.
2.      Companionate love
Kasih sayang yang dirasakan terhadap pasangan yang tinggal bersama karena adanya rasa saling menyayangi yang begitu dalam.
Ciri umum cinta:
1.      Pengertian.
Saling pengertian ini, kadang- kadang menuntut sebuah pengorbanan dan mengerti dalam hal- hal yang disenangi maupun yang tidak di senangi pasangannya.
2.      Kepercayaan.
Untuk dapat dipercaya orang harus menunjukkan kepercayaan dalam bentuk kata- kata maupun perbuatan.
3.      Kerjasama.
Suatu hasil akan lebih baik bila saling kerjasama di bandingkan bekerja sendiri.
4.      Pernyataan kasih sayang.
Dapat ditunjukkan melalui kata- kata dan melalui perbuatan.
Unsur yang membangun:
1.      Intimasi.
Didefinisikan rasa kedekatan dan memiliki suatu hubungan istimewa atau nyambung.
2.      Komitmen.
Komitmen yaitu suatu ikatan. Berkomitmen itu sendiri dalam satu hubungan memutuskan untuk tetap bersama jangka panjang dan berbagai rencana.
3.      Hasrat (passion).
Suatu perasaan yang (sebagian besarnya) mengarah ke romance, ketertarikan fisik, dan berbagai keinginan seksual.
            Definisi macam cinta:
1.      Bukan cinta : non love.
Tidak ada hubungan , lebih jelasnya tidak ada rasa cinta.


13
2.      Persahabatan/ suka: Friendship/ Liking.
Bukan asal sahabat ataupun asal suka. Bila persahabatan ini tumbuh hasrat atau komitmen, maka persahabatan ini bisa berubah ke bentuk cinta.
3.      Cinta hampa: Empty love.
Dapat diartikan sebagai cinta yang hampa/ kosong  masih bisa di isi hingga berubah ke cinta tingkat lain.
Cinta hampa juga menandakan awal, bukan akhir.
a.       Infatuasi: Infatuated love.
Cinta hanya unsur hasrat saja, tidak ada intimasi, sehingga perasaan yang ada untuk menjalin cinta tanpa mencari emotional support.
b.      Asmara : Romantic love.
Cinta ini memiliki dua komponen intimasi dan harat. Cinta tipe ini pun sepertinya dapat di asosiasikan dengan feeling.
c.       Pendampingan: companionate love.
Cinta jenis ini lebih kuat dari sekedar persahabatan, karena ada komitmen yang mempertahankannya secara jangka panjang.
d.      Cinta gegabah, fatuous love.
Cinta ini perginya sama cepat dengan datangnya, krena tidak dalam tahapan jatuh cinta dengan orang. Komitmen datang dengan terburu- buru sebagai akibat hasrat yang kuat untuk menjalin cinta, tanpa intimasi yang butuh waktu untuk dikembangkan.
e.       Cinta sempurna: consummate love.
Tidak hanya dengan tiga komponen cinta yang menyebabkan cinta itu menjadi sempurna. Tetapi juga melengkapi kedua orang yang memilikinya. Itulah cinta sempurna yang didambakan orang, dimana pasangan yang bersangkutan berada dalam suatu komitmen, di tambah dengan intimasi engan satu sama lain, dan tetap memiliki ketertarikan fisik/ seksual.
Menurut Erich Fromm dalam bukunyaseni mencintai :
1.      Cinta persaudaraan.
Cinta persaudaraan tidak mengenal batas yang berdasarkan suku bangsa atau agama.
2.      Cinta keibuan.
Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap anak yang telah di milikinya.



14
3.      Cinta erotis.
Cinta ini berasal dari ras birahinya. Jika cinta ini di letakkan pada tempatnya justru akan sangat membahagiakan.

4.      Cinta diri sendiri.
Cinta kepada diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri sehingga kebutuhan rohani terpenuhi secara wajar.
5.      Cinta terhadap Allah.
Cinta ini sebagai tanda rasa penghormatan kepada sang pencipta dengan selalu berbuat baik dan tidak henti- hentinya mengucap kalimat pujian.
            Kedekatan dalam menjalin hubungan, usahanya yaitu:
1.      Attachmen.
Yaitu adanya rasa kasih sayang yang di ungkapkan di antara keduanya.
2.      Equity.
Sesuatu dari hasil hubungan itu adalah sesuatu yang diharapkan atau sesuatu yang diperoleh sesuai dengan pengorbanan yang kita berikan.
3.      Self- disclosur.
Sikap saling terbuka sedalam- dalamnya ataupun sikap saling jujur.

G.    STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Untuk melaksanakan serangkaian aktifitas perubahan dan perbaikan di dalam masyarakat yang mengalami masalah sosial perlu dipahami berbagai hal yang berkaitan dengan seluk beluk permasalahannya. Dalam hal ini upaya pembangunan masyarakat akan lebih dititik beratkan pada peningkatan kualitas manusiannya sehingga akan dapat berfungsi lebih efektif dalam upaya peningkatan taraf hidupnya. Dari dasar itulah teramat penting tentang adanya peran konselor dalam suatu lembaga  termasuk  juga  lembaga sosial masyarakat. Yang termasuk jenis pertama adalah masalah sosial yang berkaitan dengan  perilaku orang perorang sebagai anggota masyarakat seperti tindak kriminal, prostitusi, kenakalan serta berbagai bentuk penyalahgunaan dan kecanduan obat, seperti narkotika, alcohol beserta implikasinya seperti mabuk, teller dan kecanduan. Sedangkan yang jenis kedua dapat berupa disintegrasisosial, masalah kependudukan dan kurang berfungsinya berbagai bentuk aturan sosial.

15
 Seorang konselor harus memahami berbagai aspek dalam usaha mengarahkan penyelesaian masalah sosial. Ada beberapa strategi yang bias digunakan konselor dalam usaha membantu penyelesaian  dalam bimbingan dan konseling sosial, diantaranya adalah :
1.      Konseling  Individual
Konseling individual adalah proses pemberian bantuan melalui hubungan khusus secara pribadi  dalam wawancara antara konselor dan konseli (klien).
Terbagi atas tiga tahapan yaitu :
a.Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor, adapun yang dilakukan oleh konselor dalam tahap awal ini adalah :
1.      Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah
2.      ­Memperjelas dan mengidentifikasi masalah
3.      Membuat penjajakan alternatif
4.      Bantuan untuk mengatasi masalah
5.      Menegosiasikan kontrak
b.      Tahap Pertengahan
Kegiatan selanjutnya memfokuskan pada :
·         Penjelajahan masalah yang dialami klien
·         Bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang dijelajahi tentang masalah klien.
Adapun tujuan pada tahapan ini adalah :
1)      Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut.
2)      Menjaga agar konseling selalu terpelihara.
3)      Proses konseling agar sesuai dengan kontrak.

c.       Tahap Akhir Konseling
Pada tahap ini , konseling ditandai oleh beberapahal berikut :
1)      Menurunnya kecemasan klien
2)      Adanya perubahan perilaku kearah yang lebih positif , sehat dan dinamik



16
3)      Adanya tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang dengan program yang   jelas pula.
4)      Terjadinnya perubahan sikap yang positif  terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengkoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar.
5)      Tujuan akhir pada tahapan ini memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang tidak bermasalah.

2.      Konseling  Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada konseli dalam su
asana kelompok yang bersifat penyembuhan dan pencegahan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan.
a.      Langkah Awal
1)      Langkah ini dimulai dengan menjelaskan tentang  adanya layanan bimbingan kelompok bagi para konseli, pengertian, tujuan dan kegunaan konseling kelompok
2)      Perencanaan kegiatan
3)      Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
·         Materi  layanan
·         Tujuan yang ingin dicapai
·         Sarana kegiatan
·         Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok
·         Rencana penilaian
·         Waktu dan tempat
·         Pelaksanaan  kegiatan

4)      Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :
·         Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan perlengkapannya )
·         Persiapan bahan
·         Persiapan keterampilan
·         Persiapan administrasi


b.      Tahap Pertengahan
selanjutnya memfokuskan pada :
·         Penjelajahan masalah yang dialami klien secara berkelompok
·         Bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang di jelajahi tentang masalah klien serta hasil dari dinamika kelompok.
Adapun tujuan pada tahapan ini adalah :
1)      Menjelajahi dan mengekplorasi masalah serta kepedulian seluruh klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut.
2)      Menjaga agar konseling selalu terpelihara.
3)      Proses konseling agar sesuai dengan rencana.

c.       Tahap Akhir Konseling
Konseling ditandai oleh beberapa hal berikut :
·         Menurunnya kecemasan klien
·         Adanya perubahan pemahaman, perubahan perilaku kearah yang lebih positif, sehat dan dinamik.
·         Adanya tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang dengan program yang jelas pula.
·         Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar.
·         Tujuan akhir pada tahapan ini memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah.

d.      Penutup
Evaluasi kegiatan . penilaian kepada konseling kelompok berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan.
3.      Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling dimaksudkan untuk mencegah  berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (klien).


18
Adapun langkah-langkahnya adalah :
a.      Langkah Awal
Langkah awal dimulai dengan menjelaskan tentang adanya layanan bimbingan konseling bagi konseli, pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan.
1)      Perencanaan kegiatan meliputi :
·         Materi layanan
·         Tujuan yang ingin dicapai
·         Sarana kegiatan
·         Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan konseling
·         Rencana penilaian
·         Waktu dan tempat
·         Pelaksanaan kegiatan

2)      Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

·         Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya)
·         Persiapan bahan
·         Persiapan administrasi
3)      Pelaksanaan seluruh kegiatan
4)      Penutup
5)      Evaluasi kegiatan
6)      Penilaian kepada bimbingan konseling berorintasi pada perkembangan  yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada konseli.
4.      Bimbingan konseling kelompok (Group Guidance Counseling)
            Teknik ini dipergunakan dalam membantu pemberian informasi kepada sekelompok konseli agar mampu mengenali dirinya dan potensinya.
Teknik ini membawa keuntungan  pada konseli , diantaranya ;
·         Menghemat waktu dan tenaga
·         Menciptakan kesempatan bagi semua klien untuk berinteraksi dengan konselor
·         Menyadarkan klien bahwa kenyataan yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya atau kelompoknya.
19
Beberapa bentuk khusus teknik bimbingan dan konseling kelompok :
a.      Home room program
Yaitu suatu program kagiatan yang dilakukan dengan tujuan agar konselor dapat mengenal konseli lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
b.      Karyawisata (field trip)
Selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode belajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satuteknik dalam bimbingan konseling kelompok.
c.       Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana konseli akan mendapat kesempatan untuk membahas masalah bersama-sama.
Masalah yang mungkin dapat didiskusikan antara lain :
1)pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok
2)perencanaan suatu kegiatan
3)masalah sosial dll
d. Kegiatan kelompok
kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada konseli untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya.
e.  Keorganisasian
keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat.
f.Sosiodrama
sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik didalam menyampaikan informasi maupun memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peranan.

H.    TEKNIK – TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
1)      Teknik Direktif
Konseling direktif yang karena proses dan dinamika pengentasan masalahnya mirip  “penyembuhan penyakit” , pernah juga disebut “konseling klinis” (clinical counseling). Pendekatan ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan  J.G.Darley yang berasumsi dasar  bahwa klien tidak mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya.

20
2)      Teknik Non-Direktif
            Konseling non direktif sering juga disebut  “clien contered terapi “  pendekatan ini diperoleh dari  Carl Rogers dari Universitas Wisconsin di Amerika Serikat. Konseling non direktif merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien.

3)      Teknik Behaviorisme
Manusia merupakan makhluk reaktif yang tingkah lakunnya dikontrol atau dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.
Tingkah laku dipelajari ketika individu beriteraksi dengan lingkungan, melalui hokum-hukum belajar :
1)pembiasaan klasik
2)pembiasaan operan
3)peniruan
Memahami kepribadian manusia, mempelajari dan memahami bagaimana terbentuknya suatu tingkah laku. Karakteristik konseling behavioral :
a.       Berfokus pada tingkah laku yang tampak
b.      Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
c.       Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
d.      Penilaian obyektif terhadap  tujuan konseling
Asumsi tingkah laku bermasalah :
a.       Tingkah laku bermasalah
b.      Tingkah laku yang salah hakikatnya
c.       Manusia bermasalah
d.      Tingkah laku maladaptif
Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar.
Macam-macam teknik behavioralistik :
1)      Reinforcement
Tenik untuk mendorong klien kea rah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan  pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
2)      Sosial  modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku – tingkah laku baru pada klien.
21
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas tentang makalah yang berjudul “Empati, Perilaku Prososial, Ketertarikan Antar Pribadi, Strategi Layanan dan Teknik – Teknik BK Sosial” yang di dalamnya membahas mengenai Mencangkup apa saja empati, Apa saja yang di bahas dalam perilaku prososial, Hal – hal apa saja yang berkaitan dengan afiliasi : sumber ketertarikan, Apa saja tahap perkembangan hubungan, Apa pengertian persahabatan, Apa pengertian cinta kasih, Apa saja strategi layanan BK, Apa saja teknik – teknik BK. Maka dapat disimpulkan bahwa empati merupakan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan rasa empati menimbulkan suatu tindakan yang berkaitan dengan perilaku prososial. Perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan penerima bantuan tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pemberi bantuan. Tujuannya yaitu untuk menambah kesejahteraan orang lain dengan cara menolong, menyelamatkan, berkorban, kerjasama, maupun persahabatan. Dengan mengerti dan memahami tentang empati dan perilaku prososial maka guru BK dapat menerapkan pemahamannya tersebut dan menimbulkan ketertarikan antar peribadi untuk menciptakan setrategi dan teknik – teknik BK sosial.

B.     Saran
Berdasarkan makalah ini, kami menyampaikan saran bagi pembaca khususnya calon guru BK harus lebih memahami tentang materi tersebut agar ketika terjun dalam kerja lebih mudah menghadapi konseli.

0 komentar: